4. Keributan ✔

11.6K 1.8K 229
                                    

Ada yang menunggu cerita ini? Gak ada? Ok, rapopo wkwk.

Mengingat aku adalah author cringe, dan ini cerita cringe. Sudah dipastikan chapter ini pun cringe dan tidak jelas.

Jangan lupa dukungannya untuk pasangan aneh ini 💚

Belakangan ini Marsha sering memikirkan bagaimana nasib hubungannya dan Yuta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belakangan ini Marsha sering memikirkan bagaimana nasib hubungannya dan Yuta. Tidak. Sama sekali tidak ada masalah dengan hubungan Marsha dan Yuta. Justru sangat baik. Terlampau baik malah. Hubungan mereka lancar-lancar saja, dan masih tidak ada yang tahu. Kecuali Marsha, Yuta, dan Tuhan.

Marsha sadar hubungan keduanya dimulai dengan sangat aneh. Pertama, Marsha yang lebih dulu menyatakan perasaan. Kedua, Yuta tiba-tiba mengajak Marsha pacaran dan Marsha menerimanya. Ketiga, Yuta dan Marsha menjalani semua ini setelah berbulan-bulan tanpa ada hambatan dan kecurigaan sedikit pun.

Harusnya Marsha tidak khawatir. Harusnya Marsha senang saja. Tapi Marsha jadi memikirkan soal Yuta. Lelaki itu biasa saja. Sungguh. Hanya saja... Marsha sadar betul tidak pernah ada pendekatan apapun sebelumnya dengan Yuta, jadi ya... Marsha sedang meragukan perasaan Yuta pada dirinya.

Berbulan-bulan hubungan keduanya lancar, Yuta memperlakukan Marsha dengan baik, tapi... Bagaimana perasaan Yuta menyukai Marsha?

Apa Yuta menyukai Marsha?

Marsha yakin kalau saat mulai berpacaran, Yuta sama sekali tidak ada rasa apa-apa padanya. Bahkan Marsha bingung kenapa Yuta sampai mengajak dia pacaran. Lebih bingung lagi karena Marsha menerimanya saja. Tapi bagaimana dengan sekarang? Apa Yuta sudah ada perasaan pada Marsha? Atau... Sama saja?

"Woy! Bengong mulu."

Marsha tersadar dari lamunan panjangnya ketika mendengar suara jentikan jari dari Joy yang duduk di hadapannya. Sepertinya Marsha sudah terlalu banyak melamun sampai bakso yang dia makan sudah dingin.

"Mikirin apaan sih?" tanya Joy heran.

Marsha menggeleng. "Bukan apa-apa."

"Hmm, ya. Bukan apa-apa tapi apa-apa."

Marsha tidak mengerti maksud Joy, tapi ia abaikan saja maksud temannya yang tidak jelas itu. Marsha menatap baksonya dengan tidak nafsu. Selain sudah dingin, memang Marsha tidak terlalu lapar.

"Lo mau tahu gosip nggak?"

Marsha mendongak dan langsung semangat mendengarnya. Mungkin ini adalah kebiasaan buruk Marsha. Tapi dia memang paling suka gosip, apalagi yang bisa dijadikan bahan julid.

"Gosip apa nih?"

"Pokoknya gosip bagus. Pasti lo demen dah."

Marsha semakin semangat mendengarnya. kalau Marsha suka gosip, maka Joy biangnya gosip. Tidak ingin mencoba berlebihan, tapi Joy memang tahu gosip-gosip yang sedang hangat. Bisa dibilang Joy ini gudang informasinya Marsha yang suka memberikan gosip paling panas di kampus.

Behind (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang