Siang ini Reza tengah bersantai di ruang keluarga, menonton televisi dengan kaos santai rumahan, ditemani banyak cemilan, adalah definisi menyenangkan baginya. Ia tidak melihat Kanza, Reza akan mengajaknya untuk menonton bersama, itung-itung pendekatan dirinya dengan Kanza.
Reza memang tidak tau, cara yang pasti untuk mendapatkan hati Kanza, tapi, dorongan untuk memperlakukan Kanza lembut dan tidak menuntut. Mungkin akan mempermudah proses nya.
Reza tidak mendapati Kanza dikamar nya. Tapi, remang remang ia mendengar orang berbicara, di balkon.
Langkahnya terbawa kesana, Reza melihat Kanza yang tengah berbicara dengan seseorang di telpon. Sesekali, bahkan beberapa kali Kanza dibuat tertawa olehnya. Siapa orang itu? Satu pertanyaan yang ada dibenak Reza.
Reza mendekat, dan berdiri disamping Kanza yang masih berbicara dengan si penelepon itu.
"Eh, aku kebelet. Udah dulu ya. Baayy.." Kanza memutuskan sambungannya secara sepihak.
"Siapa?"
"Bukan urusan lo."
"Kanza. Kamu ini istriku, aku berhak tau apapun itu tentang mu, termasuk orang yang menelepon mu tadi. Sikap mu berbeda padanya." tuntut Reza, ia harus sedikit egois sekarang. Dan ia berhak tau.
"Lo gak berhak tau, sebelum gue jatuh cinta sama lo."
***
Brep..
"AAAAA..." Teriakan Kanza melengking ke setiap penjuru ruangan, Kanza takut, lampu di kamarnya mati, apalagi ini sudah hampir tengah malam. Dan Kanza memiliki phobia kegelapan.
Reza dengan berlari kotar-katir, dengan lampu senter di ponselnya, ia mendengar teriakan Kanza. Dan ia khawatir terjadi apa apa.
"Kanza,kamu gak apa?" Reza berjalan mendekati gadis yang menelungkupkan wajah di kedua lututnya. Tubuhnya gemetar, dan Reza tahu jika dia ketakutan.
"Tenang, ada saya." Reza memeluk tubuh ramping Kanza, dan tanpa diduga, Kanza membalasnya. Reza mengelus rambut Kanza dengan sayang.
Terdengar isakan kecil, membuat Reza semakin tak tega, ia mengeratkan pelukannya. "Shhtt... Don't cry baby, I'm here." Bisiknya lembut.
Tubuh Kanza masih bergetar, Reza menangkup wajahnya. Kemudian mendaratkan sebuah kecupan manis di dahi Kanza.
"J-jangan pergi, gue takut." ucapnya terbata, diselingi segukan kecil.
"Tidak akan, tidurlah. Saya akan tetap disini."
Kanza membaringkan tubuhnya, ia menggenggam erat lengan Reza yang sama halnya membaringkan tubuh Disampingnya.
Reza mendekap tubuh Kanza, mencurahkan keinginan nya sejak lama, berdampingan dengan kanza dan memeluk tubuh ringkih nya. Dan ini kesempatan untuknya. Menyalurkan semua rasa yang ada di dalam diri Reza.
Nafas Kanza mulai teratur, dan Reza pastikan Kanza memang sudah terlelap.
"Selamat tidur, anak kecil. Aku sudah mencintaimu, mulai malam ini, dan seterusnya."Reza mensejajarkan wajahnya dengan wajah Kanza, hingga deru nafas Kanza membelainya hangat, kemudian dengan lancang ia mengecup lama bibir ranum Kanza.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MHT (Completed)
Teen Fiction[18+] Perjodohan itu gak segampang yang kalian pikir, Kalo aja gak bisa memadu padankan pikiran dengan keadaan. Tak ayal jika hubungan itu bisa saja gagal. Perjodohan itu gak seindah yang kalian baca di cerita lain, Banyak yang dengan mudah menerima...