MHT'01 || Pindah?

20.2K 481 126
                                    

My Husband's Teacher

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My Husband's Teacher

Kanza tertunduk lesu. Babanya (sang Ayah) dengan tegas memerintah agar ia dipindahkan, ia tidak bisa menampik jika sudah berurusan dengan sang Baba. Dirinya sudah memohon dengan segala cara.Tapi, tetap saja. Ketegasan Baba nya tidak dapat dibantah.

"Baba, akan mengatur semuanya!"

"Tapi, masa gak ada opsi lain, Ba?" pinta Kanza.

"Pokoknya sekolah disana, atau tidak sama sekali!" tegasnya seraya berlalu meninggalkan Kanza.

"Tuh, kan, Ma. Baba tuh selalu aja seenaknya sendiri. Masa sekolah Seribu? Gak elite banget." keluh Kanza "Uang jajan Kanza aja 10 ribu. Atau seenggaknya nya, 2ribu lah. Buat jajan gorengan, dapet tiga."

"Udah ah, jangan perotes, Neng! Lagian siapa suruh bandel!" sahut Aurlyn seraya mengikuti sang suami sembari mengibaskan rambutnya, gemas.

"Suami sama istri, sama aja!" gerutu Kanza.

***

Perpindahan Kanza dari Lentera membuat geruh seantero Lentera, pasalnya, tidak akan ada lagi anak jahil setaraf Kanza. Jahil yang berdampak negatif bagi kesehatan jantung korban nya.

"Ihh!! Kanzaaa... Gue gak terima pokoknya lo pindah." Nana berhambur memeluk Kanza, berprotes dengan raut sedih nya.

"Udah! Jangan cengeng. Gue cuma pindah sekolah, bukan pindah rumah. kita masih tetep temenan, Nana!" kata Kanza, seraya menenangkan Nana yang memiliki sifat cengeng.

Nana, satu satunya teman Kanza yang paling dekat dengannya. Nana yang cerewet, tapi lemah lembut, Nana si penyayang, dan Nana yang cengeng. Ah, Kanza menjadi sulit untuk melepas sekolah ini.

"Kita sudah kelas 12, Kanza. Maksud kamu ini apa sih, main pindah gitu aja!" protes Nana yang masih tidak percaya akan kepindahan Kanza.

"Daripada gue kena D.O?"

Nana semakin mengeratkan pelukannya, "Jangan pindah dong, Za. Kita kan sudah kelas 12. Jangan tinggalin Nana, nanti kalo Kanza pindah, Nana duduk sama siapa?" Ia sedih, bahkan sekarang air matanya sudah tidak dapat dibendung, ah, Nana, Kau memang cengeng!

Kanza melerai pelukan. "Tenang aja, kita masih bisa main bareng! Oke?!"

"... Lagian banyak kok yang mau duduk bareng Nana, udah ya.. jangan bikin gue tambah resah buat ninggalin lo. Kan kita udah kelas 12, masak lo cengeng gini." Kanza menatap Nana lekat, ia tidak tega. Dan ia juga sedih, tapi, keputusan sang Baba tidak dapat di ganggu gugat. Ya, Kanza bisa apa selain menerima nya?

"Janji ya, jangan lupain Nana" ujarnya seraya mengacungkan jari kelingking yang disambut kembali oleh Kanza.

Kanza berpelukan kembali sebentar, karena ia harus pergi dan mamanya sudah menunggunya dengan raut kesal.

Ia melambaikan tangan pada Nana, dan beberapa teman sekelasnya yang mengerubuninya.

Selamat tinggal Lentera. Sekolah ku, yang sebentar lagi akan menjadi (mantan)
selamat tinggal guru guru yang terkena imbas kejahilan ku. Selamat tinggal Nana sahabat ku, semoga aku bertemu orang sepertimu disekolah baru ku nanti, selamat tinggal.
Semoga aku tidak menyesal di pindahkan ke sekolah yang menurutku kuno itu. Batin Kanza dengan pandangan mengedar ke seluruh penjuru sekolah, yang tak lama lagi akan menjadi mantan sekolah nya.

Bersambung...

Gambar di atas hanya sebagai pemanis dan gambaran saja, agar memudahkan kalian para pembaca untuk berimajinasi.

Dan hanya chapter tertentu saja yang disisipkan gambar tersebut.

MHT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang