MHT'29 || Kecewa

7.5K 235 16
                                    

Give me 100 Vote Guys.. Thankyouu!!

My Husband's Teacher

Reza membanting pintu mobil dengan keras, kemudian meninggalkan Kanza yang tersentak kaget dengan mata yang berkaca sedari tadi.

Kanza menetralkan nafasnya, ia shock, barusan Reza membawa mobil dengan kecepatan penuh, seperti ingin berjumpa dengan malaikat maut bersama dengan Kanza.

Kanza juga tahu, Reza marah. Tapi Kanza tidak tahu jika Reza akan datang ke acara itu saat dirinya tengah bersama Bisam, apalagi dengan keadaan Kanza yang berada di pelukan Bisam. Malu? Tentu saja Kanza malu.

Tanpa pikir panjang, Kanza berlari mengejar Reza yang sudah meninggalkan nya. Ia harus meminta maaf, bagaimanapun caranya.

"Om.. Maafin aku," lirih Kanza, meski sesekali ia Terisak, akibat sesak karena sedari tadi ia menahan tangisnya.

Kanza berjalan menuju kamar Reza. Akan tetapi, belum sempat kakinya masuk ke dalam kamar, Reza sudah menghadang langkahnya di ambang pintu.

Reza menekan bahu Kanza dengan kedua tangannya,  Cengkramannya kuat, membuat Kanza sedikit kesakitan. Tapi Kanza tidak menepis, Kanza berhak mendapatkan itu.

Bugh..

Tubuh Kanza di hempas ke pinggir pintu, punggung nya membentur tembok dengan keras, Kanza tidak tahan untuk tidak meringis. Ini sakit sekali.

Reza meraih dagu Kanza, di cengkeram dengan kuat. Ia bungkam, namun matanya berkata jika ia marah, matanya menggelap.

Lalu dengan tanpa tahu diri ia mencium bibir Kanza dengan bringas, kasar, dan menuntut. Kanza kewalahan. Tapi ia tetap membiarkan nya, seraya terisak.

Kanza tahu, Reza tengah menyalurkan amarahnya.

Reza menggigit bibir bawah Kanza, hingga bibirnya membengkak. Lalu ia melepas ciuman nya.

"Dimana lagi dia cium, Lo?" ucap Reza tertahan, dadanya bergemuruh tidak karuan.

Kanza menggeleng, hanya kening yang Bisam cium, tidak ada lagi. Kanza ingin berteriak seperti itu, tapi mulutnya kelu.

Reza mundur, tidak lagi meringkus Kanza seperti tadi.

Pandangannya tajam,  amarahnya masih tertahan, tangannya mengepal kuat. Lalu, ia menghela nafas serta mengusap wajahnya kasar.

Pandangannya jatuh pada Kanza yang menangis, "Saya yang berhak atas semua tubuh mu, Kan? Tapi saya tidak pernah meminta apapun dari mu, Lalu kenapa kau memberikan nya dengan mudah pada orang lain?" Sindir Reza, membuat Kanza merasa tertohok atas ucapannya.

Kanza menatap Reza, lagi-lagi air matanya luruh begitu saja. Kanza ingin menyangkal, tapi untuk apa? Reza tengah marah saat ini. Itu tidak berguna, yang ada Reza pasti menyangka bahwa itu adalah sebuah pembelaan saja.

"Tapi—"

"Jangan temui ku beberapa saat, pergilah tenangkan dirimu." sela Reza, yang kemudian memalingkan tubuh membelakangi Kanza. Reza merasa gagal, apalagi jika berurusan dengan tangis Kanza.

Kanza terpaku sesaat, sebelum ia beranjak dari tempatnya dan menutup pintu kamar Reza.

Reza membanting barang yang ada di sekitar nya, ia marah. Marah pada dirinya sendiri, bagaimana bisa ia lepas kendali dengan mencium Kanza dengan sangat kasar. Itu menyakiti Kanza dan sudah pasti, Kanza tidak akan memaafkan nya. Apalagi menaruh hati padanya.

Suara pecahan benda terdengar oleh Kanza yang masih mematung di depan pintu kamar, yang baru saja di tutup oleh nya.

"I'm sorry for my mistake,"

MHT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang