Vote nembus 100+ sumpah, aku update GC!!!
My Husband's Teacher
"Jadi, apa kau masih perawan?" Naya tak percaya dengan ucapan Kanza yang dengan polosnya berkata jika Reza tidak pernah menyentuh dirinya.
Kanza meringis, apa seburuk itu jika ia masih perawan?
"Biar bunda yang menyuruh Reza untuk memerawani, Mu."
Kanza melotot, tidak menyangka jika Bunda Naya ini bisa sevulgar itu.
"Bunda, ini setelah irisan bawang di goreng, apalagi yang harus Kanza lakukan?" Kanza mencoba mengalihkan topik, tapi bunda Naya ini terlalu pintar. Hingga Kanza tidak dapat mengelak dari arah pembicaraannya.
"Kau ini, Bunda masih penasaran. Apa kau benar masih belum dijamah oleh Reza?"
Kanza menghadap bundanya, "Apa itu buruk, Bunda?"
Naya mengangguk, "Buruk sekali! Sudah lama kalian menikah, apa tidak ada rencana untuk memberikan cucu pada kami?" dengan bersedekap dada, Naya mengomeli anak mantu, yang sudah dengan sukarela dianggap Anak kandung oleh dirinya sendiri.
"Benar benar, sekarang bunda yang harus bertindak!" Tekadnya.
"Tapi Bunda, Umm.. Mas Reza menghargai Kanza yang masih sekolah." Kanza mengelak, ia menyadari ucapannya. Tapi tidak membenarkan, ia berbohong akan hal itu. Reza tidak pernah mengatakannya.
"Kalau begitu, putus saja sekolahmu. Biar Reza yang berkerja, kau diam di rumah. Bunda yang akan memintanya pada Ayah!"
Bukan hal sulit bagi Naya, selaku donatur terbesar di sekolah yang ditempati Kanza, untuk memutuskan sekolah anak mantu nya ini. Bahkan, Kanza dengan mudah di beri izin keluar sekolah di hari ini saja itu permintaan Naya.
Kanza membelalak, "Bunda, Kanza mohon jangan.. jangan sampai Kanza putus sekolah, Kanza memiliki cita cita bunda, dan itu keinginan besar Kanza.. mungkin ada cara lain yang bisa kita lakukan nantinya." Ia memohon dengan sangat kepada Naya agar tidak melakukan tindakan nya. Itu akan sangat merugikan Kanza, dan harus di ingat. Kanza tipe orang yang tidak ingin rugi!
Reza dengan pakaian santainya menghampiri Naya dan Kanza yang sedikit ribut, ia mendengarnya di dalam dan ingin tahu hal apa yang diributkan kedua perempuan ini.
"Ada apa ini? Rame sekali."
Naya menjentikkan jarinya, mulutnya sudah siap mengomeli anak sulung nya ini. "Kau! Kenapa kau masih belum melakukannya?"
Reza mengernyit, ia tidak mengerti ucapan Bunda nya.
"Dia bilang masih perawan, sampai kapan? Kapan kau akan melakukannya? Reza, bunda tidak mau jadi nenek nenek yang dibuntuti anak kecil nantinya." Omel Naya, setengah merajuk.
"Maksud bunda apa, sih?"
"Kau masih perjaka?"
Reza menggaruk tengkuknya, ia gugup dan malu, bisa bisanya bundanya ini berkata seperti itu di depan istri nya.
"Apa kau tidak tau cara melakukannya? Kau belajar lah nonton video! Sekarang banyak video seperti itu yang bertebaran di internet." sungguh, Naya gemas sekali dengan putra nya ini. Tujuan dia menikahkan dirinya dengan Kanza 'kan agar ia bisa cepat menimang cucu, dan impian rumahnya dipenuhi kerucil yang berkeliaran kesana kemari.
Tapi impian tinggalah impian. Karena Reza belum melakukannya.
"Ah, jika alasanmu karena Kanza masih sekolah, kau bodoh sekali. Sekarang banyak pengaman yang dijual di mini market! Beli lah, pakai uang mu untuk bermodal." ujarnya seraya berkacak pinggang. Kemudian ia beranjak meninggalkan Kanza dan Reza yang menggeleng.
Reza mentap Kanza yang diam tak berkutik.
"Kau bilang padanya jika aku tidak menyentuh mu? Apa kau ingin di sentuh oleh ku?" tudingnya dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.
"Heh! Dia sendiri yang mancing, ya gue bilang apa adanya aja. Kenapa harus bohong? Dan jangan membangunkan sifat kasar gue ya, mau gue tampol?!" Jawa Kanza dengan galak.
Reza memasang wajahnya dengan menantang, ia menepuk pipi kirinya sebagai bahan untuk tampolan Kanza. Membuat kanza gemas dan segera mendekat untuk mendaratkan pukulannya pada pipi mulus milik Reza.
Namun, bukan Reza namanya jika tidak pandai mengelak, ia berhasil menghindari pukulan Kanza dan mengejek Kanza dengan gemas.
Menjulurkan lidahnya dan berlari secepat kilat, dikejar oleh Kanza dan berakhir dengan Kanza dan Reza berada di kamar pribadi milik Reza. Karena, Reza berlari menuju kamarnya dan disusul oleh Kanza.
"Sini, Lo! Berani beraninya ngejek gue!" Kanza masih berlari dibelakang Reza yang berjalan dengan langkah besarnya, hingga ia tidak sadar jika dirinya masuk kedalam kandang singa, yang bisa sewaktu waktu menerkamnya.
Reza menghempaskan tubuhnya pada kasur King size miliknya. Kanza yang terus saja mengejar tak sadar jika dirinya ikut naik pada kasur tersebut.
"Kena, Lo! Ayo sini kita baku hantam!!" tantang nya.
Reza menangkap kedua lengan Kanza, menahannya agar Kanza tidak mencoba memukuli nya. "Sudahlah, Aku cape hari ini. Jangan bermain-main lagi anak kecil."
Kanza melotot, ia tidak terima dengan sebutan nya. Enak saja memanggilnya anak kecil. "Jangan sok dewasa!"
Reza menarik Kanza kedalam pelukannya, hingga Kanza menubruk dada bidang milik Reza, dan wangi parfum maskulin menyeruak di Indera penciumannya. Reza mengungkungnya di dalam dekapan hangat, membuat Kanza tak mampu berontak dan diam tidak tahu harus melakukan apa.
"Apa kau memikirkan apa yang aku pikirkan?"
"Apa?"
"Bunda ingin kita memberi cucu."
Dada Kanza berdegup kencang, ia takut jika sekarang Reza akan melakukannya, padahal ia belum siap, dan ia takut.
Kanza berontak, ia mencoba melepaskan kungkungan Reza, "Diamlah, aku hanya bertanya, tidak melakukan." ucap Reza yang masih tidak ingin mengubah posisinya.
"Gue belum siap, dan jangan ungkit itu lagi." pinta Kanza dengan lirih.
"Apa kau takut?"
Kanza diam, ia tidak tahu apa yang sebenarnya ia takuti, tapi sungguh, ia tidak memiliki pikiran untuk segera memiliki anak. Apalagi membuatnya.
"Tenang lah, aku tidak akan meminta jika kau tidak memberi."
Reza bangkit dari posisinya, "Rapihkan pakaian mu, mari kita pulang."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MHT (Completed)
Teen Fiction[18+] Perjodohan itu gak segampang yang kalian pikir, Kalo aja gak bisa memadu padankan pikiran dengan keadaan. Tak ayal jika hubungan itu bisa saja gagal. Perjodohan itu gak seindah yang kalian baca di cerita lain, Banyak yang dengan mudah menerima...