Beri aku 100 vote teman-temanku🖤
Happy reading...My husband's Teacher
Vilen berjalan sendirian menuju parkiran, kehadirannya diperhatikan oleh Bisam yang sedari tadi duduk bersama teman temannya dijajaran motor besar.
Bisam berjalan ke arah Vilen, "Len!" panggilannya membuat Vilen menoleh dan menatapnya heran. Karena, baru kali ini Bisam Alexand menyapa perempuan selain Kanza Aedlyn, tentunya.
"Apa?"
"Kanza mana?"
"Kanza pulang duluan, dia sakit demam sih tadi. Emang nya gak bilang dulu ke, Lo?" Alibi Vilen, ya memang kenyataannya Kanza pulang dengan izin sakit, tapi ia tahu yang sebenarnya dan tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya, termasuk Kanza.
"Gitu ya? Enggak tuh, dia gak ngasih kabar ke gue."
"Ah, menurut gue sih gak usah terlalu dipikirin, dia cuma butuh istirahat kok, nanti juga pulih lagi."
"Gue harus ke rumahnya kalo gitu."
Vilen gelagapan, bisa berabe jika begini urusannya. "Aduh.. Sam! Lo jadi pacar nya mending gak usah terlalu protektif deh, setahu gue ya, Kanza itu agak sedikit kurang suka dikekang. Jadi, biarin deh dia istirahat dulu.. nanti juga dia sembuh kok." Vilen mencoba meyakinkan Bisam sebisanya, ia menggigit bibir bawahnya, gusar jika Bisam akan menolak usulannya dan tetap dengan keyakinannya.
"Gue bukan protektif, gue cuma khawatir. Wajar dong sebagai pacar punya rasa khawatir ke ceweknya sendiri." Sanggah Bisam, yang mulai terpancing emosi karena Vilen seakan mengatainya.
"Umm.. maksud gue, Kanza hanya butuh istirahat, jadi tolong pengertiannya ya, besok juga dia sekolah lagi kok. Atau kalo enggak, lo bisa telpon dia."
Bisam mencerna ucapan Vilen, dan dibenarkan olehnya, Kanza hanya butuh istirahat, dan jika dia pergi ke rumahnya, walaupun dengan niat baik. Tapi, tetap saja dia akan mengganggu istirahatnya.
"Oke. Usulan lo ada benernya juga."
Vilen akan melangkahkan kakinya, namun ia ingat sesuatu, dan harus ia sampaikan pada Bisam.
"Jangan terlalu mikirin Kanza, jika lo gak mau nyesel nantinya."
***
Pukul 10 malam, dan mata Kanza masih terjaga, ia sudah mencoba memejamkan matanya, tapi kedua matanya seakan menolak dan menyuruhnya untuk tetap terjaga.
Kanza menuruni anak tangga, ia dahaga dan membutuhkan air segar yang harus ia bawa dari dapur yang ada di ruangan bawah. Matanya tak sengaja menangkap Reza yang tengah fokus dengan beberapa lembaran kertas, dan pandangannya terarah pada layar monitor didepan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MHT (Completed)
Teen Fiction[18+] Perjodohan itu gak segampang yang kalian pikir, Kalo aja gak bisa memadu padankan pikiran dengan keadaan. Tak ayal jika hubungan itu bisa saja gagal. Perjodohan itu gak seindah yang kalian baca di cerita lain, Banyak yang dengan mudah menerima...