Give me 100 Vote, GUYSS... Thankyou!
My Husband's Teacher
Seminggu setelah kejadian rooftop.
Kanza telah bersiap untuk pergi, hari ini ia dijemput dari rumah orang tuanya, tentu saja, karena kemarin ia beralasan Kangen pada sang mama, alhasil dirinya diantar oleh Reza ke kediaman Aurlyn.
Kanza menyapa Aurlyn yang tengah menonton FTV, "Mau Kemana, Neng? Udah rapih gitu," tanya Aurlyn ketika melihat penampilan Kanza yang siap pergi.
"Main.. Sebentar kok Mah. Mas Reza juga udah kasih izin," sahut Kanza, mengatakan kebenarannya.
Aurlyn memicing, "Jangan bohong, nanti kayak Tempo hari lagi!" ujar Aurlyn penuh selidik.
"Bener Mah, kali ini Kanza gak bohong." ucap Kanza yakin, seraya mengacungkan kedua jarinya membentuk huruf 'V'
"Ya sudah, Jangan pulang larut! Atau nanti Mama usir kamu pulang ke habitat!" ancam Aurlyn, membuat Kanza terkekeh geli.
"Gak akan, Mah."
Kanza melenggang, setelah mencium punggung tangan Aurlyn. Tidak ada Bimo, Kanza belum menanyakannya pada Aurlyn kemana ayahnya itu, karena Tempo hari ia datang ke sini, Bimo tidak ada. Lalu hari ini, ia juga tidak ada. Mungkin, Bimo— sang ayah tengah sibuk.
***
"Mau Kemana?" Bisam menoleh pada Kanza, dan tersenyum simpul. Kanza duga, itu adalah sebuah senyum yang dipaksakan. Tapi, ia tidak ingin membuat suasana kacau hanya dengan memikirkan itu, dan membuat rencananya gagal.
Lupakan semua pikiran negatif, Kanza hanya ingin melakukan satu hari penuh kebahagiaan bersama Bisam— kekasihnya
"Kemana aja, asal bisa bikin seneng," balas Kanza setelah sesaat terdiam.
"Dufan?"
Mata kanza berbinar, "Yay!! Lets go!!"
Bisam terkekeh melihatnya, Kanza masih sama, menggemaskan.
Ia sempat merasa ada yang janggal, Namun secepat mungkin Bisam menepis pikiran itu, beberapa hari ke belakang, Kanza memang seperti menghindar darinya. Kemudian, kemarin Kanza tiba-tiba datang ke kelasnya dan menyuruh Bisam menjemput dirinya hari ini.
Bisam kira, Kanza akan meminta antar Kemana, taunya akal modus Kanza untuk bisa bermain dengannya.
"Udah makan?" tanya Bisam, namun fokusnya tertuju pada jalanan.
"Udah, sendirinya?"
Bisam membalasnya dengan anggukan kepala. Setelah nya, tidak ada perbincangan, keduanya terlalut pada pikiran masing-masing.
***
Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, akhirnya keduanya sampai di arena taman bermain, Dufan. Bisam membeli tiket, kemudian keduanya masuk ke dalam. Kanza senang, bahkan ia sempat memekik girang. Layaknya anak kecil.
"Mau naik apa dulu?" Bisam melirik jam tangannya sekilas, baru pukul 14.30 pikirnya.
"Gimana kalo Histeria?" usul Kanza.
"Jangan, bianglala aja.." tolak Bisam seraya memberikan pendapat.
"Gak asik, masih siang, bianglala tuh bagusnya Malem, Sam. View nya dapet, kalo siang begini mah, gak dapet apa apa." Balas Kanza tidak setuju dengan pendapat Bisam.
"Yaudah, komedi putar aja gimana?"
Kanza berpikir sejenak, kemudian ia mengangguk setuju, dengan senang hati Bisam meraih tangan kiri Kanza, di genggam erat, seakan Kanza tidak dibiarkan lepas dari jangkauan Bisam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MHT (Completed)
Teen Fiction[18+] Perjodohan itu gak segampang yang kalian pikir, Kalo aja gak bisa memadu padankan pikiran dengan keadaan. Tak ayal jika hubungan itu bisa saja gagal. Perjodohan itu gak seindah yang kalian baca di cerita lain, Banyak yang dengan mudah menerima...