MHT'08 || Trap, for Mrs. Aedlyn

10.3K 322 13
                                    

Kanza tengah berbunga bunga, sebab statusnya sudah resmi bergelar sebagai kekasih seorang Bisam Alexander, cowok ganteng dengan banyak prestasi disekolah.

Kanza bersyukur karena Tuhan mempertemukannya dengan Bisam, setidaknya ia dapat merubah sikapnya yang bar-bar menjadi baik setelah ia menjadi pacar seorang Bisam. Karena ia tidak ingin mempermalukan kekasihnya sendiri karena ulah nya. Ia harus menjadi pribadi baik karena Tuhan mempertemukannya dengan orang yang sangat baik. Yaitu, tidak lain dan tidak bukan, Bisam Alexander.

Pintu kamar Kanza diketuk seseorang, Kanza mempersilahkan masuk orang itu, hingga sang Baba muncul di balik pintu.

"Eh, Baba?"

"Baba bisa bicara sama kamu, nak?"

Kanza mengangguk, Bimo duduk ditepian ranjang Kanza, dan disebelahnya Kanza duduk dan memperhatikan sang Baba. Kanza duga ini pembicaraan serius, karena sangat langka sekali Babanya meminta izin terdahulu untuk berbincang dengannya.

Bimo mengelus sayang puncak kepala Kanza, "Kamu tahu, akhir akhir ini baba sangat sibuk?" Kanza mengangguk.

"Tapi Baba gagal, Nak."

Kanza mengernyit, ia tidak mengerti ucapan babanya. Tapi, terpancar raut kesedihan pada sang Baba. Membuat dirinya merasakan ada satu hal yang terjadi pada Babanya.

"Ada apa, Ba? Apa yang terjadi?"

"Kamu tahu kan, perusahaan Baba yang di Kalimantan? Itu aset terbesar Baba."

Kanza mengangguk lagi.

"Ada kendala disana, membuat perusahaan itu diambang kebangkrutan."

Kanza masih setia mendengarkan, ia merasakan sakit dihatinya. Kanza merangkul tubuh besar Babanya. Menyalurkan kekuatan lewat rengkuhan itu.

"Baba bingung, bagaimana caranya agar kehidupanmu tetap terjamin. Ada hal yang semakin membuat baba bingung, Nak."

Kanza merelai, ia menatap Bimo dengan pandangan sedih. "Apa yang membuat baba bingung?"

"Baba ingin kehidupanmu tetap terjamin dengan layak, hingga baba berencana menjodohkan mu."

Deg

Kanza seperti dihantam batu raksasa tiba-tiba.

"Tapi baba tau, itu sulit untuk mu."

Kanza menatap lekat sang Baba. "Jika memang alasannya karena itu. Kanza siap, Ba. Dan Baba jangan sedih lagi, Baba jangan bingung. Kanza gak mau lihat Baba seperti itu. Yang Kanza tau, Baba Kanza kuat!" Kanza merasa tidak yakin dengan ucapannya, hal itu diucapkan karena ia tidak tega melihat sang Baba. Ini memang sulit, dan Kanza tidak tahu harus berbuat apa.

"Kau yakin?"

Kanza mengangguk ragu, ia tersenyum getir. Mengapa harus dirinya? Mengapa ketika kebahagiaan menghampiri, Tuhan memberikan halangan baginya?

"Terimakasih, sayang." Bimo mengecup dahi anak sematawayangnya, sebelum beranjak meninggalkan Kanza dengan pikirannya yang kalut.

Apa tindakan Kanza benar.

Apa tindakannya tidak akan merugikan?

Atau bahkan tindakannya hanya akan menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

Dilain sisi, Aurlyn menatap Bimo yang tengah tersenyum kemenangan.

"Gimana, Ba?"

"Berhasil."
Bersambung...

MHT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang