MHT'16 || Heran

8.8K 273 2
                                    

Give me 100 vote, guys.. Thankyouu!!

My Husband's Teacher

Bel pulang sekolah sudah berlalu beberapa menit, kelas sudah kosong, tinggal tersisa Kanza dan Vilen yang tengah mengemasi buku-buku nya.

"Gak pulang bareng Bisam?"

Kanza menyandang tas nya, "Enggak, gue bareng om gue, jadi kepaksa nunggu dulu disini sebentar."

"Om, Lo?" Tanya Vilen memastikan.

"Ya, Guru misterius, itu om gue." Kanza menggigit bibir nya, ia ragu dengan ucapannya, dan yang benar saja jika si Reza guru misterius itu dengan tiba-tiba menjadi om nya?

Vilen memicing, Kanza berbohong padanya.

"Apa lo masih nganggap gue orang baru?"

Kanza menggeleng cepat, sungguh ia tidak menganggapnya seperti itu, bahkan Vilen sudah dianggapnya sebagai Sodara.

"Kenapa tiba-tiba ngomong kek gitu?"

"Ada hal yang lo tutupin dari gue."

"... Kanza, gue tau lo belum sepenuhnya percaya sama gue, tapi gue mohon. Jangan nyakitin dua hati sekaligus, apalagi mereka menaruh Hati sama lo dengan tulus." Imbuh Vilen.

"M-maksud lo apasih? Gue gak ngerti deh." sahut Kanza gelagapan.

"Kanza lo lupa kalo papa gue, Kepala sekolah?"

Kanza buru buru menutup pintu kelasnya, kemudian kembali pada Vilen. Ia menggenggam bahu Vilen erat.
"Gue mohon, jangan kasih tau siapa-siapa, gue gak mau di keluarin di sekolah ini. Gue gak mau reputasi dan cita-cita gue hancur, Len." Kanza teringat pada kejadian itu, dimana Vilen mengaku bahwa Ia anak Pak Hasan, selaku Kepala sekolah di SMA Seribu ini. Dan bayangan Pak Hasan datang ke acara ijab Qabulnya terlintas begitu saja di kepala Kanza.

Vilen meraih kedua lengan Kanza, "Gue tahu, Lo udah nikah sama Pak Reza, Dua minggu yang lalu. Gue nunggu pengakuan dari mulut lo sendiri, Sebagai sahabat gue. Tapi, lo malah bungkam."

".. Za, kemarin gue nyelamatin lo dari Bisam. Dengan alasan lo sakit dan gak mau diganggu, sekarang, apa yang akan lo lakukan? Memilih Bisam atau Pak Reza yang udah secara sah milik lo?"

Kanza mulai berkaca-kaca, "Len, gue gak tahu harus ngapain. Lo tau? Gue sayang sama Bisam, dia memperlakukan gue dengan baik. Sedangkan, Om Reza? Gue bahkan gak kenal sama sekali sama dia, hanya karena Perusahan papa gue Bangkrut, gue nerima dia,"

"Len, posisi gue waktu itu seperti berada di himpitan, gue gak bisa gerak, selain menerima itu semua yang berlangsung gitu aja."

Vilen merasa iba, mungkin, jika dirinya di posisi Kanza pun akan sulit memilih.

"Kanza! Ayo kita pulang."

Kanza yang tengah menangis, dengan tergesa menghapus air matanya, Vilen yang sedang mendengarkan keluh kesah Kanza juga merasa kaget dan terkesiap tatkala Kepala Reza menyembul di balik pintu kelas.

"Gue pasti cerita lagi sama lo besok."

Kanza berlalu dan mengekor di belakang tubuh tegap Reza, meninggalkan Vilen yang tengah menatap lurus, menerawang.

"Coba aja lo tau, gue udah dari lama suka sama dia. Tapi dia jadi milik lo, Za."

"Kadang gue kesel, lo rakus jadi orang! Untung sahabat."

***

Kanza berada di mobil bersama Reza, tidak banyak bicara, ia hanya merasa bimbang, ucapan Vilen terputar bagaikan kaset dibenaknya.

Jangan nyakitin dua hati sekaligus, apalagi mereka menaruh Hati sama lo dengan tulus

Kanza ragu, jika ia akan memilih tepat pada pilihan benar, atau salah.
Kanza sadar diri, ia di nikahi, hanya karena untuk menjalin Bisnis Sang papa. Tidak lebih sebagai barang jualan.
Kanza meringis, apa harga dirinya hanya sebatas perusahaan?

Ia menepis pikiran negativ itu, ia menekankan bahwa sang papa, hanya ingin menjamin kebahagiaan anaknya!

Bisam.

Kanza milik Bisam, hatinya milik Bisam. Bukan orang ini, orang yang tengah duduk disamping nya. Orang yang mungkin hanya menganggapnya sebagai barang pertukaran.

"Kenapa diam?"

Kanza bergeming, ia masih berlarut dalam pikirannya.

Reza menepikan mobilnya, sudah sampai dipelataran rumahnya. Tangannya terulur menyapu anak rambut Kanza, membuat Kanza kaget dan spontan menepis lengan besar Reza.

"Kau melamun?"

Kanza diam, ia menatap Reza dengan gamang.

"Jangan kebanyakan melamun, Besok senin kau sudah mulai ujian. Fokus lah,"

Kanza masih diam, dan menatap Reza dalam,

Kanza semakin mendekatkan wajahnya, mengikis jarak antara keduanya, sejurus kemudian ia mengecup bibir Reza, dan entah setan dari mana, Reza membalasnya. Membuat Kanza dengan cepat melepaskan ciumannya. Matanya berkaca, ia keluar dari mobil dengan tergesa.

Reza yang melihatnya pun keheranan, ada apa dengan gadis itu?

Bersambung...

MHT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang