Khusus untuk hari ini V menghabiskan waktunya hanya untuk sang buah hati tercinta, Soobin.
Mereka menghabiskan waktu mereka hanya berada di dalam rumah, tak mungkin mereka keluar dalam keadaan cuaca yang tak mendukung seperti ini.
Tapi untungnya soobin tak rewel seperti bocah lainnya saat sedang sakit, dia tak meminta apa apa melainkan hanya meminta agar sang mama terus menemaninya.
V suka itu, dan dia bangga dengan anaknya.Kemarin sepulang dari cafe, V langsung membawa soobin ke klinik terdekat. Suga memang seorang dokter, tapi dokter bedah, tak mungkin dia bisa memahami hal hal seperti itu bukan?
Hari ini hanya V dan soobin di rumah besar itu, tak ada yang lain. Suga tetap kerja, jimin tetap harus menjaga tokonya atas usulan V, dan beomgyu tentu ikut pastinya.
" Mama.... "
V yang mengelus surai hitam itu menatap anaknya dengan lembut. Sambil membenarkan letak selimut yang sedikit nerosost.
" Ada apa hm?... Soobinie ingin sesuatu? "
Soobin hanya menatap mamanya dengan gelengan pelan, rasa peningnya belum juga hilang, jadi yang hanya bisa ia lakukan hanyalah berbaring lemah di atas tempat tidur.
" Mama tidak bekerja? Bos mama tidak marah? "
V tersenyum manis.
" Tidak, hari ini mama akan menghabiskan waktu dengan bersamamu. Tadi pagi mama sudah minta izin, jadi jangan khawatir. Lagipula, soobin tak merindukan mama? "
" Rindu, soobin sangat rindu mama kok "
Perlahan V berubah sendu.
" Maafkan mama karena tak bisa menjadi mama terbaik untukmu. Bahkan mama sangat jarang memperhatikanmu "
" Tidak, mama tetap menjadi mama terbaik untuk bin, mama pahlawan buat bin, mama jangan sedih.... "
Soobin yang merasa sedih memeluk v dengan membenamkan wajahnya ke perut v.
" Sayang, jika suatu hari nanti mama membuat kesalahan, apa soobin akan meninggalkan mama? "
Pertanyaan yang begitu saja terlontar dari mulutnya tak bisa di tahan tampaknya.
" Tidak, bin akan selalu bersama mama, bin tidak mau yang lain, bin hanya mau mama. Mama jangan pergi.. "
" Mama tidak akan pergi, tidak akan pernah.. "
Mereka berdua terhanyut dalam pelukan hangat tampa suara yang mengganggu.
Tapi mendadak suara gaduh dari perut soobin membuyarkan mereka, soobin hanya menyengir lucu.
" Hahaha.... Soobin lapar ya? Tunggu mama ambilkan makanan dulu "
V beranjak keluar kamar menuju dapur, mengambil beberapa makanan dan sebuah apel yang sudah di potong kecil kecil.
Lalu membawanya ke dalam kamar tak lupa dengan segelas susu putih hangat, kesukaan anaknya itu." Mau mama suapi? Atau makan sendiri? "
" Suapi! "
Dengan telaten V menyuapkan demi sesuap ke mulut mungil itu dengan pelan,
" Mama, Bin tak suka itu.. "
Soobin menunjuk sayur hijau yang ada di nampan, ah bayam rupanya.Hal itu membuat V sejenak terdiam, kilasan masa lalu menghampirinya.
' Tae, aku tak suka sayur.... '
V segera sadar dari lamunannya, tersenyum lembut lalu dengan telaten memisahkan sayur sayur itu ke tepi nampan.
" Kenapa anak mama tidak suka sayur? Sayur kan sehat? "
Tanya V sambil kembali menyuapkan sesendok makanan dan langsung di terima soobin." Sayur tidak enak, pahit! "
Lagi lagi ucapan yang sama, batin V." Oh ya? Memangnya bin pernah coba? Dan sayur apa yang pahit itu? "
Soobin sejenak terdiam, mengunyah dengan pelan makanannya, seraya mencoba berfikir.
" Sayur hijau yang sering uncle makan? "
Jawab soobin sedikit ragu, pasalnya ia tak begitu ingat.V langsung tau dan paham sekarang, pantas saja pahit, kan yang sering di makan suga hyung sayur lalap.
" Cah, sekarang minum susu lalu minum obat "
Dengan semangat soobin meneguk susu itu dengan rakus, membuat V terkekeh di buatnya.
Setelah minum susu dan obat, V kembali keluar mengantarkan nampan kotor tadi ke dapur sekalian di cuci.Setelah selesai barulah ia kembali ke kamar, sekedar memastikan apa soobin sudah benar benar tertidur atau belum, barulah ia akan mulai dengan membersihkan rumah.
Lain lagi di tempat cafe, semuanya tetap berjalan normal seperti biasanya hanya saja V tidak masuk dan itu membuat anna merasa kesepian.
" Pemuda kemarin tak
masuk? "
Jungkook menatap anthoni dengan tanda tanya, pasalnya sedari tadi ia mencari cari keberadaan pemuda manis yang membuatnya sedikit penasaran." V? Tidak, tadi pagi dia menghubungiku, dia izin hari ini. Anaknya masih membutuhkannya "
Jelas pria tua itu sambil meminum kopi.Jungkook beranjak ke dalam ruang pribadinya, memeriksa data data di email yang di kirimkan sekretarisnya di korea.
Senyum miring terbentuk di bibir tipisnya saat mata kelamnya menatap salah satu pesan tersebut.
" Akan langsung ku transfer ke rekeningmu, sesuai perjanjian "
Pesan terkirim dengan sempurna.
Jungkook kembali menatap isu email itu dengan senyum yang tak pernah luntur.
" Ah, aku sudah tak sabar untuk besok. Akhirnya setelah sekian lama, kita akan kembali bersama.
Kau takkan bisa pergi dengan mudah kucing nakal... "