05:07 KST
Waktu yang menunjukkan keadaan masih sangat pagi di kota Seoul.
Taehyung mengerjapkan mata, ia tahu saat ini masih sangat pagi tetapi jika ia kembali tidurpun juga percuma, karena sudah menanggung jadi ia memutuskan untuk mandi lalu membuat sarapan.
Dengan pelan menuruni tempat tidur agar tak membangunkan dua makhluk lagi yang masih tertidur lelap di sampingnya.
Taehyung menatap anaknya yang tertidur begitu nyenyak di atas dada jungkook dalam diam, tapi kemudian ia memutuskan untuk segera ke kamar mandi.
Bagi taehyung, waktu untuk mandi tidaklah harus menghabiskan berjam jam, ia hanya membutuhkan beberapa menit saja lalu keluar dengan pakaian yang sudah lengkap.
" Kau sudah rapi, mau kemana? "
Taehyung tersentak saat tiba tiba jungkook ternyata sudah bangun dan menatapnya yang baru saja keluar kamar mandi.
" Tidak kemana mana, hanya terlanjur bangun pagi jadi aku akan membuat sarapan.
Sebaiknya kau tidur lagi, hari masih terlalu pagi "
Ujar taehyung, jungkook mengangguk lalu kembali memeluk soobin yang masih setia tertidur di atas dadanya sebagai bantal." Pagi bi..... "
Sapa taehyung ramah." Ah tuan taehyung? Ada apa, apa tuan butuh sesuatu? "
Jawab bibi han lalu balas bertanya.Taehyung menggeleng.
" Tidak bi, aku hanya ingin membantu membuatkan sarapan.
Bi berhentilah memanggilku begitu, panggil saja seperti bibi memanggilku dulu "Wanita paruh baya itu tersenyum manis, di usianya menginjak senja ini ia sangat bersyukur karena masih ada yang begitu menyayanginya.
Mereka mulai memasak bersama dan di selingi dengan sedikit cerita cerita dan gurauan.
" Bibi sangat bersyukur karena kau sudah mau kembali tae ".
Taehyung melirik sekilas ke bibi han yang tampak fokus dengan potongan wortelnya.
" Maksud bibi apa? Memangnya apa yang akan terjadi kalau aku tak
kembali? "Wanita itu menghela nafas lelah, dapat di lihat raut wajahnya tampak mendung. Ia hanya menatap wortel di tangannya dengan sedih.
" Dulu, saat dirimu memutuskan untuk pergi jungkook perlahan lahan mulai berubah. Ia kembali seperti dulu, jauh sebelum bertemu denganmu mungkin lebih parah lagi? "
" Benarkah? "
Taehyung sengaja menghentikan adukannya, ia menatap bibi han dengan penasaran sekarang.Wanita itu mengangguk, lalu kembali bercerita.
" Awalnya tuan jungkook memang tampak baik baik saja, tapi perlahan ia mulai berubah.
Tuan jungkook jadi jarang pulang, pulangpun bisa di hitung sebulan sekali dua kali, itupun jika sedang kebetulannya. Nah, nanti pas pulang, tuan hanya sebentar lalu pergi lagi atau ia pulang hanya untuk sekedar marah marah saja.
Pernah sekali, bibi waktu itu tidak sengaja melintas di depan ruang kerjanya yang kebetulan pintunya tidak tertutup rapat, bibi mendengar bahkan melihat tuan jungkook menangis dengan menyebut namamu "Taehyung terdiam cukup lama, ia sama sekali tak menyangka akan cerita yang baru saja di katakan bibi han.
Ia sangat yakin, bibi han tidak akan berbohong dengannya." Mm bi.... Apakah selama ini jungkook pernah membawa seseorang ke rumah walaupun sekali? "
Tanya taehyung ragu.Wanita itu tampak berfikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya.
" Tidak, bibi tidak pernah melihat tuan membawa siapapun masuk kerumah ini lagi semenjak dirimu pergi bahkan Namjoon sekalipun "
" Namjoon? "
" Iya, namjoon. Kau pasti ingat, dia masih tetap menjadi asistennya sampai sekarang "
Taehyung lagi lagi di buat terkejut. Tentu saja ia sangat ingat dan kenal siapa itu Namjoon.
Bahkan pria itulah yang membantunya dalam mengurus paspor kepergiannya ke Belanda.
Ia sama sekali tak menyangka pria yang sudah ia anggap sebagai kakak kedua setelah Suga itu masih bertahan menjadi asisten jungkook." Memangnya kenapa, namjoon hyung tidak boleh masuk? "
" Nah, kalau itu bibi juga tidak tahu. Tapi, yang pasti, namjoon sering bilang ke bibi kalau tuan jungkook memang tidak pernah pergi dengan siapapun kecuali bertemu dengan kliennya "
Taehyung mengangguk saja.
" Sepertinya ini sudah masak? Bibi mau coba? "
Tawar taehyung yang menyerahkan sendok berisi kuah itu." Ini sudah pas, kau memang selalu hebat dalam memasak tae... "
Pujinya." Tidak juga bi, lagipula aku dulu juga belajar darimu, kau yang membuatku menjadi ahli seperti ini "
Balas taehyung." Mama..... "
Suara soobin terdengar cukup nyaring membuat taehyung dan bibi han mengalihkan perhatian mereka.Bocah itu tampak mencebik dalam gendongan jungkook.
Ia merentangkan tangan tanda ia ingin taehyung mengambilnya." Ada apa mm... Kenapa berteriak? "
Tanya taehyung setelah mengambil alih soobin dari jungkook.Bocah itu memberengut lucu.
" Kenapa mama meninggalkan soobinie? "
" Mama tidak meninggalkan soobin, mamakan hanya mau membuat sarapan? "
" Mama, lihat pipi soobin merah! Tadi papa mencubitnya, papa bilang soobin gendut?! "
Adunya dengan menunjuk pipinya dan jungkook bergantian.Sedangkan taehyung mengusap pipi gembil itu dengan lembut lalu menatap jungkook yang tengah menyesap kopinya dengan tajam.
" Kau mencubitnya
Jungkook? "
Desis taehyung." Aku hanya terlalu gemas dengannya tae... "
Bela jungkook, tapi tampaknya tak berhasil." Sudah - sudah, jangan menangis okay? Sekarang soobinie duduk di sini, mama akan buatkan susumu "
Taehyung meletakkan soobin di atas meja pantri lalu membuatkan susu untuk anak itu." Tae, apa kau ingin pergi ke sesuatu tempat setelah ini? "
Tanya jungkook dengan pelan, ia hanya ingin berusaha agar hubungan mereka terus membaik untuk kedepannya.
Taehyung berfikir sejenak lalu menatap jungkook dengan ragu.
" Sebenarnya aku ingin ke Deugu, aku ingin
berkunjung "" Kalau begitu setelah makan kita pergi, bibi han ikut juga, kita pergi bersama "
Putus jungkook cepat." Tapi, bukankah kau banyak pekerjaan? Aku bisa pergi sendiri dengan soobin dan bibi han "
" Tidak tae, aku juga akan tetap ikut. Aku juga ingin mengunjungi mereka "
Setelah itu mereka diam, dalam keheningan.
" Pa, mama mau kemana? "
Tanya soobin, ia menatap jungkook dan taehyung bergantian." Kita akan ke tempat kakek nenek soobin yang lain, soobin mau ikut kan? "
Ujar jungkook." Kenapa kakek nenek soobin banyak ya? Kok soobin jadi pusing? "
Ucap soobin dengan polosnya membuat semua orang menjadi semakin gemas dengannya.