5

16.7K 1.5K 18
                                    















Hari ini V kembali menjalani hari harinya seperti biasa, setelah seharian kemarin ia izin tak masuk.
Lagi pula soobin sudah tak demam lagi, tadi pagi bocah itu sudah sangat ceria bermain dengan beomgyu.

Semua teman teman kerjanya menyapanya dengan lembut, dan ceria.
Mereka mengatakan sehari tampa V serasa hampa.
Ah V merasa terharu jadinya.

Banyak para pelanggan yang menyapanya dan menanyakan mengapa kemarin ia tak masuk.
Dengan sabar V menjawab semua pertanyaan itu.
Bahkan terang terangan beberapa pelanggan, terutama pria yang memberikan bingkisan dengan alasan untuk soobin.

V tidak tau saja jika sedari tadi ia di perhatikan seseorang dengan mata menyiratkan kemarahan saat matanya melihat para pelanggan yang menyentuh tangan V.
Namun sesaat kemudian, ia meraih ponselnya, mengetikkan beberapa kata sebelum di kirim ke kasir cafe nya itu.
Setelah terkirim, matanya kembali menatap layar laptop yang tersambung dengan CCTV.



" V, bisa kau antarkan kopi ini untuk bos? "
Yeri, gadis yang merangkap sebagai kasir itu, tengah mengadukkan kopi yang tampaknya panas.

V menghampiri gadis itu, dan menerimanya dengan senang hati. Lalu melangkahkan kakinya ke ruangan bos.

Tok tok

Saat tangannya membuka pintu itu dengan perlahan, sungguh membuatnya sedikit terkejut. Pasalnya, bukan bosnya anthoni yang ada melainkan pria lain yang tak lain adalah bos besar sekaligus pria yang harus ia hindari selama ini.

Menarik nafas sejenak, menetralkan raut wajahnya agar tampak biasa biasa saja.
Melangkah dengan pelan mendekat ke meja coklat itu.

" Ini kopi pesanan anda tuan "

Dengan hati hati V meletakkan secangkir kopi itu di meja tepat di depan pria yang menatapnya dengan intens.

Tampa mengucapkan kata kata, V membungkukkan sedikit lalu berjalan ke arah pintu hendak keluar.

Cklek

V memutar knop pintu itu, namun tak bisa. Sekali lagi ia coba tetapi tetap sama.
Tiba tiba ia merasakan seseorang berdiri begitu dekat dengannya, V mulai panik.
Tapi sebisa mungkin ia tetap menetralkan dirinya agar tak tampak panik.

" Kau ingin keluar? "
Suara serak yang begitu terasa dekat dengannya, membuat V mau tak mau membalikkan badan.
Dan benar saja, pria jeon itu berdiri tepat di hadapannya, hanya berjarak satu langkah, begitu dekat.
V dapat mencium aroma citrus dari pemuda itu.

" Maaf tuan, bisakah anda membukakan pintunya? Pintunya sedikit macet saya rasa? "
Ujar V dengan normal, walau tidak dengan pikirannya.

Pria Jeon itu mendekat, hendak meraih gagang pintu, namun dapat di lihatnya V merasa risih akan hal itu.

V tentu saja risih, jika saja seseorang melihat mereka tentu saja, mereka pasti berfikir kalau ia tengah berciuman, karena posisi mereka yang seolah olah jungkook tengah memeluknya.
V hendak menghindar, tapi jungkook dengan cepat menahannya dengan sebelah tangan membuatnya terkurung di antara kedua tangan kokoh itu.

V menatap jungkook dengan ragu.

" Maaf tuan, bisakah anda sedikit bergeser? "

" Kenapa? Bukankah kau menyukainya? Kau tak merindukanku? "
Balas jungkook tak nyambung.

" Tuan?... Anda bicara apa? Saya tak paham, jadi bisakah anda sedikit mundur? "

Bukannya mundur, jungkook semakin merapatkan dirinya bahkan dengan berani merengkuh V dengan tangan yang melingkar indah di pinggang ramping itu.
V memberontak tapi jungkook tetap menahan tangannya.

Please, Dont CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang