Masih di hari yang sama, V di buat kelimpungan oleh soobin bocah itu tak henti hentinya berteriak histeris karena Jungkook tak juga terjaga dari tidurnya.
Dan belum lama ini, bocah itu kembali berteriak dalam keadaan masih mengenakan handuk baru saja selesai mandi karena melihat mata Jungkook sudah terbuka.
V sama sekali tak bisa marah, karena ia maklum dengan perasaan anaknya itu yang begitu sedikit kalut..
V memasuki kamar dengan nampan di tangannya, ia dapat melihat jungkook sedang menatapnya dengan soobin masih setia di sampingnya dengan memeluk lengan pria itu.
Dengan sedikit canggung, V memilih duduk di tepian ranjang tepat di samping jungkook yang sedang berbaring.
" Bangunlah, kau harus makan.. "
V meraih tangan jungkook dan membantunya untuk bersandar di kepala ranjang.
Jungkook sempat terdiam saat V menyodorkan sesendok penuh bubur di depan mulutnya, tapi dengan segera ia lahap.
Mengunyahnya dengan pelan.
" Jika kau ingin bertanya sebaiknya tunda dulu habiskan makananmu lalu minum obat "
Ujar V tampa menoleh, karena ia tahu jungkook hendak menanyakan sesuatu. Dan jungkook memilih kembali membungkam mulutnya." Soobinie, bisa kau ambilkan obat itu? "
Ucap V sambil menunjuk sebungkus plastik di meja tak jauh dari ranjang.Soobin mengikuti arah tunjuk mamanya dan mengangguk. Bocah itu dengan semangat berlari kecil untuk mengambil obat itu lalu menyerahkannya ke sang mama.
" Buka mulutmu "
V menyerahkan tiga buah pil berbeda warna dan ukuran itu ke hadapan jungkook, tapi pemuda itu malah menggeleng.
V mendengus, mencoba untuk tetap sabar, ia harus ekstra.
Karena pada kenyataannya, pemuda itu sangat sulit untuk di ajak minum obat, sama seperti anaknya, Soobin." Makan. Jeon. Jungkook "
Tekan V.Jika sudah begini, jungkook memilih menurut. Melihat mata runcing V yang semakin menajam membuatnya terasa semakin sulit untuk sekedar menelan air ludahnya sendiri.
Setelah itu mereka kembali terdiam, jungkook masih setia memperhatikan pria di hadapannya itu, ada perasaan tak percaya pada dirinya, bahwa ini memang bebar benar nyata.
" Terimakasih tae.. "
Taehyung hanya menggumam sebagai balasan tak berminat menatap jungkook yang berada di sampingnya, ia lebih memilih menyisir rambut soobin dengan rapi.
" Apa..... Apa kau sudah memaafkanku?.... "
Tanya jungkook lirih dengan sedikit ragu.Taehyung sempat tersentak, tangannya tiba tiba saja berhenti melakukan aktivitasnya,
" Soobinie.. Bisa ambilkan air lagi di dapur? "
Bocah itu dengan cepat mengangguk dan merampas gelas di meja nakas dan membawanya keluar kamar menuju dapur, meninggalkan dua orang pria dewasa itu dalam keheningan.
Dengan perlahan taehyung memutar kepalanya untuk menatap jungkook sepenuhnya, sedangkan yang di tatap semakin gugup di buatnya.
" Tidak. Dengar jungkook. Aku memang akan berbaik denganmu, tapi bukan berarti aku sudah memaafkanmu. Aku disini semata mata hanya untuk soobin. Aku tidak akan egois untuk yang itu. "
Ada perasaan sesak sekaligus bahagia yang jungkook rasakan saat ini.
Tapi ia sadar diri akan hal itu, ia harus bersyukur." Maaf dan terimakasih tae... "
Dengan senyum yang amat bahagia, jungkook tetap menatap taehyung yang tiba tiba memalingkan wajahnya." Mama, ini airnya "
Soobin kembali dengan segelas air di tangannya yang ia bawa begitu hati hati.
Taehyung dengan cepat mengambilnya.Bocah itu perlahan mendekat dengan jungkook dan menatapnya dengan mata bulat lucu, amat persisi dengan pria itu.
" Papa masih sakit? "
Jungkook lantas tersenyum dan mengangkat bocah gembul itu ke tempat tidur dan memeluknya.
" Tidak sayang, hanya sedikit pusing saja... "
Untuk membiarkan mereka berdua bicara, taehyung memilih keluar sambil membawa nampan kotor tadi ke dapur.
Selama itu pula soobin tak henti hentinya bergelayut manja di lengan jungkook sedangkan pria itu terus tersenyum bahagia.
" Papa tau tidak? Tadi, pas soobin sama mama kesini, papa tidak bangun bangun, soobinie takut... "
Adunya sang bocah kecil." Maafkan papa sayang... "
" Papa jangan sakit lagi ya? Binie gak suka. Terus, kenapa selama ini kenapa papa gak mengunjungi binie? Papa tahu? Selama ini binie selalu dan sangat rindu dengan papa. "
" Benarkah?... "
Soobin hanya mengangguk.
" Oh iya, soobinie juga mau minta maaf untuk yang waktu itu. Binie gak tau kalau papa lagi di hukum sama mama dan uncle suga. Binie kira, papa gak sayang sama binie dan mama "
Jungkook terdiam sejenak, memikirkan apa yang barusan di ceritakan anaknya itu.
" Hukuman? "
" Iya. Kata mama, papa lagi di hukum karena papa dulu nakal, jadi papa gak boleh nemuin binie sampai hukumannya selesai "
Jungkook kembali terdiam ada perasaan senang sekaligus sedih di hatinya.
" Ya, papa dulu memang nakal, jadi mama marah sama papa. Papa minta maaf ya?... "
Ujar jungkook dengan memeluk soobin dengan sayang sesekali ia akan mencium rambut si mungil yang wangi dengan harus stroberi, manis." Papa, tadi- "
" Sobinie... Hari sudah malam, sebaiknya sekarang pergi ke kamar mandi, bersihkan dirimu lalu tidur "
Suara taehyung yang tengah berdiri di depan pintu memotong ucapan bocah itu yang kini tengah mencebikkan bibirnya, kesal.
Jungkook hanya terkekeh melihatnya." Ikuti kata mama okay? Sekarang pergilah... "
Bisik jungkook di telinga si kecil.Soobin sempat melirik mamanya yang masih setia manantinya di ambang pintu.
" Mama.... Malam ini binie tudur sama papa ya.... "
Cicit soobin hampir seperti bisikan, menatap takut ke arah sang mama.
Jungkook juga sempat terperanjat mendengarnya, ia juga menatap taehyung dengan pandangan tak terartikan.Sedangkan taehyung hanya bisa menghela nafas dan mengangguk lemah.
" Baiklah, tapi ingat, jangan rewel nanti.
Dan... Kau jungkook, kau juga harus cepat tidur jangan begadang "Dengan itu taehyung segera pergi meninggalkan kamar itu tak lupa menutup pintu terlebih dahulu dengan wajah sedikit memerah karena malu.
Meninggalkan jungkook yang sempat mematung mendengarnya. Perlahan tapi pasti, senyum bahagia terpancar di wajahnya." Papa temani binie ke kamar mandi ya.... "
Dengan semangat jungkook langsung menggendong soobin ke kamar mandi.
" Ayo, kita harus cepat sebelum mama marah... "