Part 4 - Plimplan dan PLAYBOY

211 84 61
                                    


janji manismu tidak membuat hati terluluh, malah seketika kepalsuanmu terlihat sekejap namun penuh fakta yang kuat.

...

Tina sama Diana sedari tadi sudah berada di kantin, mereka cukup lelah menunggu Fira dan Halin yang telat 15 menit setelah bel istirahat tiba.

Plakkk

Fira dan Halin mengagetkan kedua penunggu itu yang lagi makan bakso dengan menepuk bahu mereka lumayan keras dari arah belakang

"uhukkuhukk" Diana tersedak sambal bakso saat menelan, ia pun langsung meneguk air mineral hingga habis setengah botol

Sedangkan Tina menyemburkan teh dinginnya yang sedang meminum saat dirinya dikagetkan. Fira dan Halin tak menghiraukan mereka sengsara, mereka malah duduk di hadapannya dengan senyuman tak peduli.

"apaan sih, makin kurangajar kalian berdua" ujar Diana emosi

"untung aja depan gue belum ada orang, udah kena semprotan gue tuh kalau ada" bentak Tina sambil mengambil tisue diatas meja dan mengelapnya ke bibir.

"hehe, sory sengaja" ceplos Halin tanpa dosa

"sory, sory, nanti juga ngulangi lagi" bantah Diana

"cukup..cukup..sudah.." samber Fira dengan bernyanyi

Halin yang berada disamping Fira, langsung membekap mulut Fira dengan cepat

"stopp.. Jangan lanjutin, kuping gue gak mampu menampung suara nyanyi lo" lalu Halin pun melepas bekapan pada Fira

Sesungguhnya Fira lumayan jago pada bidang vocal, hanya saja ia sengaja dibuat false didepan sahabatnya yang belum mengetahui suara aslinya.

"hehe.." Fira meringis manja "eh.. Kalian kok gak mesenin kita bakso, jadwalnya kan siapa yang duluan ke kantin harus mesenin yang telat juga" lanjut Fira memerintahkan

"sejak kapan jadwal itu di adakan? Nanti tuman enaknya aja, gak mau berjuang ngantri" cletus Diana sekenanya

"pahala atuh neng, bantu" sambung Halin seperti menggoda dengan suara yang terdengar jijik

"ihh.. Geli sumpah" Tina bekidik beberapa kali lalu melahap baksonya lagi

"yaudah gue pesen dulu, lo mau Fir?" tanya Halin

"iyah silakan" ucapnya dengan mengangguk

🍁🍁🍁

"coy, kita boleh makan satu meja kan?" samber Radit dan Alfian yang tiba tiba sudah berdiri disamping mereka. Sontak keempat gadis di meja ini menatap heran kedatangan dua pria itu yang meringis memperlihatkan giginya

"silakan" jawab Fira dan meraih semangkuk bakso dari abang tukang bakso

"asikk" bangga Radit dan Alfian

Diana malah semakin dibuat heran berganti menatap ke Fira

"Fir, lo gak salah jawab?" ucap Diana

"ngapain lo bolehin mereka, bikin risih aja" lanjut Diana, Fira acuh tak acuh dengan Diana, ia tetap melahap bakso nya. Hanya Diana yang heboh sendiri, yang lainnya tetap melahap makanan masing masing

"biarin sih, lagian meja kantin udah penuh" jawab Fira bodo amat dan tetap menatap bakso yang sedang dipotongnya

"nahh.. Bagus Fir, jadi terharu lo belain kita" samber Radit dan mengacungkan jempolnya ke arah Fira lalu mengucek matanya sekali

"lo nangis Dit? Ya ampun moodboster gue" ucap Alfian menangkupkan kedua tangan ke pipi Radit dan menggerakkan kepala Radit menghadap ke mukanya

Radit menepis kasar tangan Alfian dan berkidik geli

Rindu tak Terbalas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang