Part 19 - Siapa Dia?

112 29 6
                                    

Pada akhirnya orang tua selalu membela anak bungsunya dan menyalahkan kakaknya.

...

Nisa baru saja pulang sekolah duluan, karena Fira pulang sekolah hari ini ada jadwal les hari pertamanya, Fira memilih naik taxi bersama teman-temannya.

Sebelum ke ruangan musik, para calon anggota dikumpulkan di ruang kelas XI IPA 4. Mereka lumayan banyak karena tercampur oleh calon anggota ekstrakurikuler marching band.

Beberapa guru les musik dan ketua/wakil ketua ekstrakurikuler menjelaskan fungsi-fungsi alat musik dan cara memainkannya. Kebanyakan dari mereka adalah calon anggota ekstrakurikuler marching band dan calon band hanya berjumlah duabelas orang saja untuk kelas sepuluh sekarang, sama seperti kelas sepuluh tahun kemarin.

Sayangnya keempat sahabat ini terpisah dari anggota bandnya, mereka dipilih oleh guru muda perempuan les ini. Karena ia bisa membaca pikiran orang, jadi bisa terlihat mana orang yang serius dan orang yang hanya ingin main-main saja.

Di SMA Megalwara ini memang terkenal band nya yang luar biasa jika membintangi acara-acara musik. Mangkanya orang yang serius dan tidak serius dipisahkan, supaya bisa meneruskan magic band dari angkatan sebelumnya, dan untuk kelas sepuluh sekarang harus bisa meneruskannya. Fira dan Diana masuk ke anggota band 1, sedangkan Halin dan Tina masuk ke anggota band 2.

Namun, mereka tetap belajar musik bareng dalam satu ruangan, tidak ada yang dipisahkan. Mereka terpisah jika saat tampil saja.

Setelah menjelaskan, guru les mengajak calon anggota barunya ke ruang musik untuk mengenal suasana ruangan tersebut yang cukup luas dan nyaman. Mereka berjalan menelusuri lorong kelas menuju ke ruang musik yang ruangannya berada dipaling belakang sekolah.

Tatapan Diana melihat sekelompok orang yang hampir bersimpangan, ada empat gadis paling depan dan enam pria dibelakangnya, mereka berjalan berbaris satu-satu. Sepertinya mereka habis dari ruang musik dan mungkin senior kita.

Semakin mendekat sekelompok orang itu, mata Diana tak sengaja memfokuskan salah satu pria yang berjalan paling belakang. Sedangkan Fira berjalan sambil bermain ponsel mengetik sesuatu, membalas pesan dari Nisa.

Fira tak sengaja tubuhnya bertabrakan dengan Diana yang telah berhenti langkahnya di depan Fira. Untung saja tidak ada orang yang berjalan dibelakang Fira, jadi gak lucu kan jika memang ada akan terjadi tabrakan beruntun.

Diana berdiri mematung, lirikan matanya mengikuti tubuh pria itu yang baru saja bersimpangan. Ia ingin berkata, tapi kenapa sangat sulit untuk mengeluarkan suaranya.

Sedangkan pria itu tidak melihat orang-orang disekelilingnya, karena ia sibuk mencari sesuatu didalam tasnya, mungkin mencari kunci kendaraanya atau ponselnya.

"aduhh..gimana sih lo, pakek ngerem dadak segala" sewot Fira

"it... Itu.. Itu.." ucap Diana gugup sambil menunjuk-nunjuk dengan jarinya ke arah pria itu yang sudah jauh dibelakang Fira.

"apasih? Yang jelas dong" tegas Fira

"itu Fir.. Itu" ucapnya lagi masih sulit berkata
Fira memukul sedang punggung Diana

"itu cowok" semprot Diana lancar

"Hahh! Lo kenapasih? Kayak baru ngeliat sosok cowok aja sampe gagapnya gak ketulung" ucap Fira mengerutkan kening bingung.

"itu Fira cowok yang pernah nolongin gue keklinik" jawab Diana sambil terus menunjuk ke arah belakang Fira.

Fira pun kaget apa yang baru saja ia dengar. Ia sontak memutarkan lehernya menoleh kebelakang.

Rindu tak Terbalas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang