Part 26 - Bully

79 19 18
                                    

Perubahan itu butuh proses.

...

Satu bulan terlewat mereka gabung ke les musik. Saat keempat gadis ini sibuk masing-masing memainkan alat musiknya, Diana dan Halin yang memetik gitar, Tina memukul drum, sedangkan Fira yang bagian nyanyi.

Fira tersadar bahwa dirinya seperti ada yang meperhatikan dari kejauhan, Fira melirik sekedipan, ternyata benar disebrang sana ada Aldo yang sedari tadi duduk sambil memperhatikan Fira yang sedang fokus melatih suaranya.

"om itu bukanya kak Aldo? Band Hixta sudah kembali?" tanya Fira kepada om Surya saat berhenti dari nyanyinya.

"iya, kenapa?"

"bukannya mereka lagi dispen satu minggu? Sekarang baru empat hari" ucap Fira

"iya, tadinya memang seminggu band mereka tampil diJakarta, om mengusulkan band kedua aja yang meneruskan, biar band satu bisa istirahat" ujar om Surya menjelaskan.

Fira mengangguk paham beberapa kali anggukan tanpa berkata.

"kenapa? Malu ya dari tadi diperhatikan" tebak om Surya

Fira mengerutkan kening lalu menggeleng "nggak!"

"Fira" panggil Aldo yang masih duduk

Fira menengok dimana Aldo berada.

"gue denger kakak lo jago fisika ya? Dia tangga kelas gue" tanya Aldo dari kejauhan

"kenapa?" tanya Fira datar dan heran

"nggak! Nanya doang" jawab Aldo
Fira mengalihkan pandangan tak mau menghiraukannya.

"oh ya, salam buat Sofy ya" ucap Aldo

"hm" jawab Fira sangat singkat tanpa melihatnya.

"masih jutek aja lo"

Sekali lagi Fira tak mau menghiraukan, dia tetap fokus menghafal lirik dari catatan yang ia pegang.

Fira mengetahui Aldo sejak SD, walau berbeda sekolah Aldo sering main bersama Sofy, dan Fira sering mengetahui kebersamaan Aldo dan Sofy, yang Fira tahu mereka hanya sebatas sahabat, karena Papa mereka teman satu perusahaan.

"Diana? Riko mau kenalan katanya" ceplos Bimo seenaknya dan sok akrab. Ia juga sedang sibuk bermain gitar.

Kebetulan Riko tidak berada didalam ruang musik, jadi ia bebas bermain dengan namanya tanpa khawatir dengan serangannya.

Diana yang sibuk dengan aktivitasnya tiba-tiba menghentikannya, Diana tersenyum nunduk tanpa melihat Bimo, dibenaknya sangat berbunga-bunga saat Bimo tiba-tiba berkata seperti itu.

Tentu saja Fira mendengar, ia melirik Diana. Fira ikut tersenyum, Fira tahu bahwa Diana menyukai sosok pria yang pernah menabrak dan bertanggung jawab membawanya ke klinik.

Saat ini perasaan Fira masih biasa saja kepada Riko, ia hanya merasakan baper jika Riko menggombalinnya dan bersikap perhatian kepada dirinya.

🍁🍁🍁

Seperti biasa Fira berangkat ke sekolah sendiri naik motor dan berjalan menelusuri lorong kelas sendiri.

Saat diperjalanan menuju kelas, Fira tersandung dan terjatuh. Fira sadar ia terjatuh karena ada kaki yang menghadang langkahnya di balik tembok.

Dua gadis muncul dibalik tembok dan tertawa jahat kepada Fira yang masih tersungkur dilantai. Fira menatap dua gadis itu heran, apa yang dia lakukan? Padahal tidak kenal sama sekali.

"Fiiraa.. Nama lo cantik juga, sayang hatinya busuk" celetus salah satu gadis itu dengan suara lantang.

Fira menatap tajam gadis itu sambil menggerutu kesal.

Rindu tak Terbalas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang