...Waktu sudah malam, Fajri datang ke kamar rawat Rani mendapatkan Rani sudah duduk, kakinya tengah memakai sandal.
"Mau kemana?" tanya Fajri
"Aku mau liat keadaan Fira"
"Tapi kamu masih lemas"
"Aku udah segeran kok, anterin aku ke Fira ya" mohon Rani
Tak fikir panjang Fajri mengambil kursi roda dipojokkan lalu membantu Rani duduk dikursi Roda.
Fajri dan Rani masuk ke kamar Fira yang sedang ditemani Nisa dan Sofy.
"Hai Nisa, Sofy dan.." ramah Rani dan menggantungkan sapanya ketika sudah dihadapan mereka.
"..dan Fira" Rani menyebutnya tidak semangat saat melihat Fira masih terpejam.
Rani menggenggam tangan Fira.
"Fir, maafin gue, harusnya lo ga melindungi gue, harusnya gue yang tertembak, harusnya gue yang kritis dan masih berbaring" ujar Rani meneteskan air mata.
Fajri mengelus pundak Rani dan matanya melihat Fira terharu.
"Kamu ga salah, ini kesalahan aku, aku ga emang egois ga mikirin perasaan yang lain, aku..-"
Tiba-tiba ucapan Fajri menggantung ketika mesin detak jantung berbunyi lurus.
Seketika semua yang disitu panik dan Nisa keluar untuk memanggil dokter.
Dokter datang dan menyuruh semua orang keluar ruangan.
Nisa gelisah ia mondar-mandir didepan pintu, Sofy dan Rani duduk, sedangkan Fajri duduk memisahkan diri.
Fajri merasa frustasi ia menjambak-jambak rambut sendiri.
Riko dan Aldo datang terkejut mereka semua berada di luar dengan wajah-wajah panik.
"Ada apa ini?" tanya Riko
"Fira.. entah, Fira sedang ditangani dokter" jawab Nisa gugup
"Apa yang terjadi?"
"Nis? Kenapa gada yang jawab?" bentak Riko
"Cukup!" bentak Fajri, Fajri berjalan menghampiri Riko.
"Ini semua berawal dari ayah lo, jika ayah lo tidak menculik Rani, ini semua ga akan terjadi" sewot Fajri
"Apa?" lirih Riko
"Lo ga bedanya sama ayah lo, brengsek!" ucap Fajri
BUKK..
Riko akhirnya meluapkan emosinya menonjok pipi Fajri.
"Dasar brandal" lirih Fajri, Fajri pun membalas tonjokkannya ke pipi Riko
"Dari dulu gue udah berfirasat lo itu cowok brengsek" ucap Fajri
"Katakan sekali lagi" ucap Riko pelan "Kenapa lo ga merasa hah!" sewot Riko
Riko menonjok kembali pipi Fajri, Nisa dan Sofy berusaha memisahkan mereka, sedangkan Aldo menghalangi mereka berdiri di tengah-tengah.
Tangan Riko terlepas dari pegangan Nisa, begitu juga Fajri, Riko mendorong Aldo ke samping membuat Aldo sedikit terpental karena Riko terlihat emosi dan menunjukkan tenaganya.
Riko mendorong Fajri, Fajri menonjok lagi, dan terus saling membalas nonjok.
"Lo dan ayah lo itu brengsek!"
"Apa kata lo?"
Riko meremas baju bagian dadanya seolah mengangkat Fajri.
"Ayah gue dan gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu tak Terbalas (End)
Teen FictionMenceritakan tentang persahabatan dan percintaan remaja. Petualang masa, menemui cinta Jangan mendekati dan menjanjikan sesuatu, jika tidak meniati. Jangan ngebaperin anak orang, dia punya perasaan yang bisa berharap kepada orang yang memberi harapa...