Part 24 - Cemburu

88 27 6
                                    


Jangan memperlihatkan didepan mata, jika sedang asik bersama kawanku. Hati ini terlaru rapuh untuk melihat dengan langsung.

...

"hai" sapa pria itu menghalangi jalan Fira yang mau memasuki perpustakaan . Fira menatap heran pria itu.

"boleh kenalan?" ucap pria itu sambil menyodorkan tangannya.

Fira terdiam seperti ketakutan dan mundur satu langkah. Lalu pria itu menyadari saat melihat tangan Fira yang kesulitan menyambut tangannya karena membawa beberapa buku paket.

Pria itu tersenyum dan membatalkan salaman tangannya.

"butuh bantuan?" tanya pria itu

Fira menggeleng "gak usah kak"

"lo takut ya sama gue, karena pernah melihat gue membentak dengan tegas?" sembur pria itu terus bertanya karena Fira tak kunjung memnjawab beberapa pertanyaanya.

"kak Hildan ngapain kesini" ucap Fira mengalihkan pembicaraan

"lo udah tau nama gue, sekarang gue mau kenalan sama lo, namanya siapa?" tanya Hildan kembali mengulang

"panggil aja Fira" jawab Fira datar

Hildan mengangguk. Riko yang sedang break bermain bola basket dan duduk dikursi panjang pinggir lapangan basket sambil meneguk air mineralnya, tak sengaja matanya melihat sosok Fira dan Hildan berbincang didepan perpus dan terlihat jelas dari lapangan basket.

"apakah lo besok pulang sekolah latihan musik?" tanya Hildan

"iya" jawab Fira simple

"boleh nanya?"

"apa?"

"lo udah punya pacar?" tanya Hildan mengejutkan Fira. Ada apa dengan kakak ini, kenal juga kagak, sekali ngobrol bahasnya diluar dugaan.

"kakak ngapain ngalangin jalan Fira? Bukannya kakak sedang ada mapel olahraga?" tanya Fira mengalihkan pembicaraan lagi, Fira tahu bahwa Hildan sedang ada pelajaran olahraga karena ia memakai baju OR.

"gurunya sedang ijin gak bisa ngajar, jadi olahraganya bebas" jawab Hildan sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

"maaf kak, bolehin Fira masuk ke perpus mau naro buku paket" ucap Fira

"sini gue bantuin" tawar Hildan

"gak usah repot-repot kak, bisa minggir gak?" tolak Fira bersuara pelan dan sopan.

"nggak ngerepotin kok, sin..." ucap Hildan terpotong

"jangan jadi laki-laki pemaksa" samber Riko tiba-tiba datang

Fira dan Hildan terkejut dengan kedatangan Riko.

"lo ngapain kemari, mencampuri urusan gue?" sinis Hildan

"lo masuk aja" ucap Riko pelan kepada Fira

"permisi" pamit Fira lalu memasuki perpustakaan dan terburu-buru naruh buku diatas meja kumpulan buku paket.

Fira mendekati pintu kembali dan berdiri dibalik pintu untuk menguping.

"ini yang dimaksud urusan lo?" Riko memiringkan senyumnya

"hh... Urusan menghalangi jalan cewek?" ucap Riko menyepelekan

"kenapasih lo selalu membuat gue ingin mukul lo" ujar Hildan

"pukul aja, kenapa sekarang harus bilang dulu ke gue kalo mau mukul gue" kata Riko

"lo takut dilihat cewek incaran lo sekarang? Dan lo bersikap sok cool dan sok bisa nahan emosi?" lanjutnya memancing emosi Hildan

Rindu tak Terbalas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang