"Diam! Apa kau ingin mati?!" bentak yoona membuat irene langsung terdiam dan kembali menangis di dada irene.
yoona mengeraskan rahangnya, semakin mempererat pegangannya menggendong irene, membawa irene masuk kedalam mobilnya dan membawa irene pergi kerumah sakit.
Selama perjalanan menuju rumah sakit irene hanya terduduk lemah di samping yoona. Dia benar-benar sudah tak berdaya dan terus merintih menahan rasa sakit ditubuhnya.
yoona mempercepat laju mobilnya agar segera sampai ke rumah sakit. Bagaimanapun ia sangat panik saat ini.
***
"Keadaan Irene aggassi sudah mulai stabil setelah kami beri cairan vitamin. Nampaknya akhir-akhir ini istri anda banyak pikiran dan tekanan sehingga mengalami depresi yang membuatnya kurang nafsu makan dan istirahat yang cukup. Jadi metabolismonya rendah. Dia harus di rawat dua sampai tiga hari setelah benar-benar pulih maka boleh pulang." jelas seorang dokter yang baru saja menangani irene.
"Terimakasih dokter atas bantuan anda." ucap yoona kepada dokter tersebut.
Setelah dokter dan perawatnya pergi yoona segera masuk ke kamar rawat vip untuk melihat keadaan irene.
yoona mengambil kursi dan duduk di samping irene yang terbaring dengan tangan kanan di infuse.
yoona membasuh mukanya frustasi melihat keadaan irene saat ini. Ia tidak menyangka. Bahwa sikapnya dan perkataannya bisa berdampak seburuk ini pada irene.
Diam-diam irene mengalami depresi yang cukup berat sehingga tekanan darahnya menjadi rendah dan metabolismenya turun. yoona menyeka kringat di kening irene. Suhu tubuhnya mulai normal tidak sepanas tadi. yoona pun bisa menghembuskan napas lega. Karna sejak tadi sebenarnya ia seperti menahan napas karna panik sekali.
irene membuka matanya ketika ia merasa ada sesuatu yang hangat dan basah menelusuri wajahnya.
Sebuah tangan yang kekar sedang mengelap wajah irene menggunakan handuk kecil yang basah oleh air hangat. Tangan itu milik irene. irene segera memegang tangan yoona. Dan yoona menghentikan kegiatannya.
irene bingung saat membuka matanya ia sudah berada di ruang rawat rumah sakit dan yoona sedang membersihkan wajahnya. Apakah ia sedang bermimpi?
"Ouh kau sudah bangun? Tidur mu nyenyak sekali." ucap yoona sambil memandang irene.
irene melepas tangan yoona jadi menyunggingkan senyum kecil di bibirnya.
"Sudah berapa lama aku di rawat di rumah sakit?"
irene masih tampak bingung ia mencoba mengingat ingat kejadian terakhir. Bukankah ia sedang minum di dapur?
yoona merapikan handuk dan baskom bekas membersihkan wajah irene.
"Kau baru tertidur 1x24 jam"
Mendengar perkataan yoona membuat irene terkejut ia bahkan sampai terduduk dari tempatnya.
"Auhhh..." irene memegangin kepalanya yang masih pusing seperti ditusuk-tusuk jarum rasanya.
yoona membantu irene untuk duduk ia menekan tombol pada ranjang agar bagian kepala ranjang terangkat sedikit.
"Pelan-pelan saja...kau masih butuh banyak istirahat."
irene tak menjawab ia malah melongo heran dengan sikap yoona saat ini. Kesambet apa lelaki itu hingga nada bicaranya bisa normal dan tidak naik tiga oktaf seperti biasanya?
irene memperhatikan yoona yang berjalan membawa baskom bekas memberihkan mukanya ke luar ruangan, tak lama yoona kembali lagi masuk kedalam ia membuka lemari es mengekuarkan buah apel dan jeruk dari sana. Lalu ia berjalan menghampiri irene.