Yoong berbalik dan berjalan turun, meninggalkan krystal sendirian di atap, dengan tangan memeluk jaket hitamnya dan membiarkan aroma harum yoong yang tertempel di jaket masuk ke hidung hingga berputar putar di otak dan benaknya dan dia menyaksikan punggung yoong meninggalkannya melalui tangga gelap itu dan perlahan tidak terlihat sama sekali.
Suara keramaian di halaman besar sana tidak mengusiknya sama sekali dari kenyataan yang saat ini sedang sibuk dia cerna.
Dia telah memberitahukan yoong segalanya dan pria itu tidak bertingkah seperti yang krystsal takutkan, kebalikannya dia terlihat sangat tenang dan terkendali, meskipun tentu saja bingung dan terlihat takut. Tapi pria itu toh sepertinya tidak membencinya…
Benar kan?
…
Krystal mengelus perutnya. “Benar kan? Aku… melakukan hal yang benar kan?”
yoong duduk di depan meja bar, tidak memperdulikan dentuman lagu yang memekakkan telinga dan keramaian di sekelilingnya. Dia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.
Aneh. Sangat aneh. Dia pikir dia akan menjadi gusar dan kebingungan tapi sekarang dia merasa… terkendali. Seolah- olah ini bukan masalah besar, seolah- olah ini tidak berbahaya.
Ini adalah masalah yang sangat besar dan berbahaya.
yoong menutup mata dan meletakkan gelas wine di meja dengan sedikit lebih kasar.
Astaga, dia menghamili seorang wanita lagi
Apakah tidak ada masalah lain yang bisa dihadapkan padanya? iya ini sangat bermasalalh ia tidak tshu harus bagaimana memberitaahu masalah ini kpd irene dan seohyun.
ia harus bertanggung jawab apa yg telah ia perbuat, ia harus menikahi krystal.
Tapi bagaimana dgn perasaan mereka mengurus dua istri saja tidak becus apalagai ditambah satu lagi.
Masalah yang tidak harus membuatnya merasa bersalah…
Apa yang dia pikirkan? Tegakah dia menyuruh Krystal menggugurkan kandungan? Gadis itu sepertinya tidak tega melakukan itu karena kalau dia sanggup dia pasti sudah menggugurkan kandungannya ketika tahu dia hamil.
yoong menggaruk kepala dan kembali meneguk wine dari gelas besar.
......
Sialnya dia terus memikirkan masalah itu… dan gadis itu… dan apa yang akan dia lakukan. Dia bahkan mulai memikirkan beberapa rencana gila dan mobilnya hampir menabrak tiang listrik di pinggir jalan.
Setelah makan siang yoong memutuskan membantu ayahnya membersihkan stik golf-nya sementara ibunya sibuk di telpon bersama irene. yoong memperhatikan ayahnya yang dengan saksama membersihkan beberapa stik golf berbagai model dan ukuran itu dengan saksama karena itu barang kesayangannya.
yoong sangat ingin menjadi seperti ayahnya. Ayahnya sangat bijaksana, mendidik anaknya dengan keras tapi memperlakukan mereka dengan lemah lembut dan menjaga mereka. Ayahnya mampu membuat keluarga mereka utuh dan bahagia .
Sekarang itu menjadi sebuah pertanyaan: mampukah dia?
Dan rasa takut serta gelisah itu menyerapnya. Bagaimana reaksi orang tuanya mengetahu kalau yoona menghamili seorang wanita lagi Apa yang akan mereka lakukan?.
Tapi kemudian dia sadar yang paling dia takuti adalah melihat wajah kecewa kedua orangtuanya.
Tapi…Maukah krystal itu menggugurkan kandungannya?
Sial, kwon yoong kenapa pikiranmu bejat begini?
“Apa yang kau pikirkan?” suara ayahnya yang berat mengagetkannya. “Oh, aniyo…” yoong menggeleng dan tertawa kecil. “Appa…” katanya dengan nada kasual seperti pembicaraan lainnya.
“Bila kita membuat kesalahan… bagaimana caranya untuk membuat situasi baik seperti semula?”
Ayahnya menatap yoong. “Memangnya kenapa?”
“Tidak, hanya bertanya saja…”
Ayahnya berfikir sebentar, berhenti membersihkan stik golfnya. “Saat kau berbuat kesalahan, situasi tidak akan seperti saat sebelum kesalahan itu tidak terjadi. Kau hanya bisa memperbaiki keadaan agar tidak semakin buruk, yaitu dengan memperbaiki kesalahan itu sendiri…”
“B—bagaimana kalau keadaan itu tidak bisa diperbaiki?” Kehamilan tidak bisa diperbaiki. Meskipun dengan cara aborsi.
Ayahnya menarik nafas dan anehnya, kemudian tersenyum hangat pada putra nya. “Benarkah? Benarkah tidak bisa? Kalau kau mau, kau bisa melakukannya. Tidak ada alasan seseorang tidak bisa memperbaiki kesalahannya kalau dia mau. Selalu ada cara.”
Bagaimana kalau begitu? Aborsi? Atau… bertanggungjawab?
“Satu- satunya alasan seseorang tidak bisa memperbaiki kesalahannya adalah bila orang itu tidak menyesal dan memutuskan untuk tidak mengakui kesalahan itu. Bila orang itu tidak mau bertanggungjawab, orang itu akan melakukan kesalahan yang lebih buruk lagi dan sepanjang sisa hidupnya dia hanya tahu berbuat salah. Tapi kalau kau memperbaikinya, itu seperti kesempatan kedua untuk ‘mengembalikan’ hidupmu ke jalan yang benar. Sesuatu yang aku tahu adalah sifat anakku kwon yoong, sifat yang aku turunkan.”
Deg! yoong tertegun. Ayahnya tahu dia menghamili anak orang?
Oh tidak, tapi ayahnya pasti tahu pertanyaan yoong adalah untuk dirinya sendiri.
“Bagaimana bila… memperbaikinya membutuhkan pengorbanan besar…?”
“Apa kalau begitu kau akan memilih berbuat jahat?” tanya ayahnya lagi. yoonh terdiam. Tidak, dia bukan orang seperti itu.
“Satu- satunya alasan seseorang tidak bisa memperbaiki kesalahannya adalah bila orang itu tidak menyesal dan memutuskan untuk tidak mengakui kesalahan itu. Bila orang itu tidak mau bertanggungjawab, orang itu akan melakukan kesalahan yang lebih buruk lagi dan sepanjang sisa hidupnya dia hanya tahu berbuat salah. Tapi kalau kau memperbaikinya, itu seperti kesempatan kedua untuk ‘mengembalikan’ hidupmu ke jalan yang benar. Sesuatu yang aku tahu adalah sifat anakku kwon yoong, sifat yang aku turunkan.”
.....
Krystal turun dari bus dan merapatkan cardigan hitamnya, teringat bahwa dia harus mengembalikan jaket seseorang. Dan apakah dia benar- benar akan menghadapi semua ini sendirian. Dan apakah ini jalan yang terbaik.
Yah, mungkin sepulang nanti dia akan menghidupkan ponselnya dan mungkin kwon yoong akan mencoba menghubunginya lagi dan mungkin dia akan bersedia bertemu dan membicarakannya.
krystal berhenti ketika melihat sosok pria yang berdiri tak jauh dari blok yang menuju ke tokonya. Pria jangkung dengan rambut hitam gelap berantakan yang dia kenal dan krystal merasa jantungnya berhenti berdegup.
kwon yoong .
Selama beberapa detik dia mengira dirinya berhalusinasi. Dia bahkan berkedip beberapa kali tapi pria itu tetap di situ dan nyata dengan gaya khasnya yang dingin dan kaku.