"Masih tapi saat ini aku sudah jarang melakukannya." ya karna ia selalu sibuk dibuat yoona.
"Jika kau tidak keberatan antarlah hasil gambar tiga dimensi ku ke cafe ini. Untuk di pajang di dinding. Dan pasti mendapat kopensasi kok."
"Menarik. Aku tertarik."
Saat irene sedang menikmati tart hasil cafe wendy yang bernama HaruOne. wendy hanya memandangi irene yang nampak nikmat sekali memakannya.
"Pelan-pelan saja kalau kurang kau bisa nambah."
irene menggelengkan kepalanya "anio."
Ouh iya hampir saja Wendy lupa menanyakan dari tadi pertanyaan yang belum di jawab irene. Ia sangat penasaran.
"Ouh iya tadi kenapa kau bisa disini dan masuk ke cafe?"
irene menghentikan makannya dan menatap yoona dengan pandangan datar."aku tinggal di gangnam. Dan aku tadi sedang jalan-jalan saja."
wendy nampak terkejut mendengarnya ia tak menyangka sekarang irene sudah tinggal di kawasan elit.
"Ouh jadi kau sekarang sekeluarga pindah ke gangnam?"
irene menggelengkan kepalanya sambil menyeruput air tehnya." anio, hanya aku saja. Aku tinggal bersama suami ku."
Bak di sambar petir wendy mendengarnya ia sampai memandang irene seolah tak menyangka dengan ucapan irene.
"Kau sudah menikah irene?" suara wendy terdengar lesuh.
"Iya." jawab irene singkat.
Ah, sial! Mau tidak mau Irene jadi kepikiran yoona lagi setelah membahas pernikahan. irene melirik jam tangannya ternyata sudah pukul enam sore. Pantas saja langit sudah mulai gelap.
"Selamat atas pernikahan mu, kapan kau menikah?" tampaknya wendy masih sangat penasaran.
irene hanya tersenyum didalam hatinya apa yang harus di berikan selamat kalau pernikahannya saja tak jelas begini. "Baru berjalan dua bulan."
"Ouh..."
ireee telah selesai menghabiskan satu porsi tart reguler dan segelas Teh sakura. Tapi perutnya masih terasa lapar. Sayang cafe milik seniornya ini hanya menyediakan makan-makanan ringan saja
irene berdiri dari duduknya."Sunbae, karna sudah sore, saya izin pamit. Nanti jika aku lewat sini lagi aku boleh mampir lagi?"
wendy menjawab dengan senang hati, "tentu saja. Kapanpun irene."
irene membalasnya dengan senyuman.
Wendy mengantar irene sampai ke halte bus yang tak jauh dari cafenya. Selepas irene pergi, pandangnya menjadi sayu diotaknya terngiang-ngiap ucapan irene kalau dia sudah menikah dan punya suami. Pernikahan yang sudah dua bulan.
wendy tersenyum Sinis dan berbisik pada dirinya sendiri "kau sangat terlambat!"
***
Sial memang, dalam keadaan kesal dan mencari ketenangan seperti ini, bisa-bisanya pikiran dan hatinya masih memikirkan yoona. Dia bertanya-tanya apakah yoona sudah pulang? Apakah yoona mencarinya? Apa yang yoona lakukan saat ini? Apa reaksi yoona saat ia pulang?huft, semua tentang yoona dan yoona.
Untuk memperhambat waktu, setelah turun dari bus irene mampir ke kedai pinggir jalan rasanya ia ingin makan isi perut babi dan minum sebotol Soju. Ia sangat lapar dan emosi.
"Ajjuma aku mau Sundae satu dan soju satu ya." teriak irene pada ibu-ibu penjual.
Tak lama seseorang yang tiba-tiba masuk kedai dan duduk di samping IRene juga berteriak.
"Ajjuma aku juga satu ya!"Karena mengenali suara itu irene refleks menoleh dan matanya terbelalak mendapati yoona sudah duduk di sampingnya sambil melipat tangannya di bawah dadanya dan menatap tajam irene.
irene langsung memalingkan pandangannya dan mengutuk dalam hati kenapa ia bisa ketemu yoona di sini sih? Kenapa lelaki itu bisa tahu dia ada disini. Selera makannya jadi hilang sesaat.
yoona sejak tadi memarkir mobilnya di seberang halte, setelah putus asa mencari irene dimana-mana tapi ketemu, sampai akhirnya setelah menunggu dua jam di sebrang halte. yoona pun menangkap sosok irene yang baru saja turun dari bus.
Wanita itu terlihat lesu tak bersemangat, membuat yoona bertanya-tanya ada apa dengan irene? Diam-diam yoona mengikuti kemana irene akan pergi. Apakah dia langsung balik kerumah. yoona sudah tidak sabar untuk mengintrogasinya. Tapi irene malah berhenti di sebuah kedai pinggir jalan dan masuk kesana. Membuat yoona gerah melihatnya ternyata irene tak langsung pulang. Maka dari itu yoona pun keluar dari mobilnya dan ikut masuk ke kedai lalu duduk di samping IRene yang belum sadar akan ke hadirannya.
"Waw hebat sekali. Apakah ini yang dilakukan seorang istri disaat suaminya tak ada di rumah hanya beberapa hari?" sindir yoona.
irene hanya menghela napas, di dalam hatinya ia mengintrupsi ucapan yoons. Kalau dia baru melakukan ini sekali dan hari ini saja.
"Aku sudah hampir gila memikirkan keadaanmu, seharian ternyata kau baik-baik saja."
"Tidak aku tidak baik-baik saja." jawab irene dalam hati.
"Kemana saja kau?apakah hari ini menyenangkan?" tanya yoona serius.
Melihat irene yang hanya diam seolah menganggap yoona kasat mata membuat yoona marah. Dengan semena-mena yoona menarik tangan irene memaksa irene untuk bangun dari duduknya.
"Ayo kita pulang! Kita bicarakan ini di rumah."
"Tanganku sakit oppa!" teriak irene karna yoona terlalu kencang dan kasar menarik tangannya.
Seorang ibu penjual datang membawakan pesanan mereka. yoona mengeluarkan uangnya dan memberi langsung kepada ibunya tanpa meminta kembalian. Dan tanpa bicara ia malah menyeret irene keluar kedai. Dan tak jadi menyantap sundae dan Suju yang sudah mereka pesan.
Di dalam mobil suasana jadi sangat mencengkam. Baik irene maupun yoona tak ada yang bersuara sama sekali. Semua sibuk dalam pikiran dan emosi masing-masing.
Sesampainya dirumah irene kembali di seret yoona sampai masuk kedalam kamarnya dan menghempas tubuh irene sampai jatuh terduduk diatas kasur.
"Ada apa dengan mu?" tanya yoona dengan nama bicaranya yang mengintimidasi.
Irene tak menjawab.
"Kenapa kau meninggalkan handphone sialan ini!" teriak yoona sambil mengeluarkan ponsel milik irene dan melemparnya begitu saja di lantai sampai terpecah belah.
Ketikan ponselnya telah rusak, baru irene duduk dilantai sambil memunguti kepingan casing ponselnya.
irene menangis. Ia sudah tidak tahan, diperlakukan seperti ini oleh yoona benar-benar sakit.
yoona terdiam ketika lagi-lagi ia sukses membuat irene menangis. Ia mengutuki dirinya sendiri karna selalu membuat irene menangis.
Dengan suara yang lebih pelan dari tadi yoona mencoba mengungkapkan isi hatinya " aku terus menghubungi mu sejak pagi tapi kau tak menjawabnya, apa kau keluar rumah sejak tadi pagi? saat aku pulang rumah ini juga kosong. Kau tak menyambut kedatangan ku. Kemana saja seharian ini?" tanya Yoona.
irene tak berniat menjawab semua pertanyaan yoona. Walau yoona menanyanya dengan baik-baik, Tapi yang terucap dari mulut irene malah perkataan yang sukses membuat yoona terkejut.
"Ayo kita cerai saja."
Empat kata kramat itu akhirnya yoons dengar langsung dari irene. Dulu padahal ia selalu mengatakan pada irene kalau irene sudah merasa tak sanggup menyerah saja dan minta cerai padanya. Dan kini ia mendengar langsung ucapan itu jadi kenyataan.
Tapi menurut yoona saat ini bukanlah waktu yang pas untuk irene mengucapkan kata-kata itu, karna bukankah hubungan pernikahan mereka sudah lebih baik? Tapi kenapa irene akhirnya meminta cerai?.
"Cukup oppa, sudah cukup aku memanggung rasa cinta sendiri ini, menanggung rasa sakit hatiku, nyatanya pernikahan ini tak pernah berarti apa-apa bagimu."
yoona mengerutkan dahinya tak mengerti apa yang di ucapkan irene. yoona mencoba melunkkan irene ia ikut duduk di lantai dan memegang bahu Ireme yang bergetar karna tangisannya.