krystal duduk di depan meja kasir bersama wanita paruh baya di sebelahnya, merasa sangat gusar dan gelisah. Kira- kira apa yang dibicarakan kakeknya dan yoona? Kakeknya termasuk orang yang tidak suka basa- basi dan bicara apa adanya sekalipun itu tajam. Dia harap kakeknya tidak bicara yang tajam pada yoona contohnya seperti bahwa dia tidak perduli yoona itu ank ceo Korea yg terkenal atau malah presiden Korea tapi kalau yoona berani macam- macam kakeknya akan membuat perhitungan dengannya, oh—kakeknya sangat mungkin bicara seperti itu.
krystal menarik nafas. Sudahlah, dia toh tahu yoona bukan tipe orang yang akan menerima semuanya begitu saja dan memasukkannya dalam hati. Dia cukup percaya yoonsangat sopan dan bijaksana menanggapi orang tua seperti kakeknya.
Setidaknya dia harap begitu.
Krystal melirik ponsel yang sedari tadi dipegangnya. Masih jelas rasanya ingatan tadi malam… rasanya krystal tidak akan pernah bisa melupakan hal itu meskipun dia berusaha mengesampingkannya. Dia bersyukur tidak mengatakannya tepat di depan amber atau wajah pria itu akan menghantuinya terus. krystal- menatap layar.
amber apakah kau baik- baik saja sekarang?
Kau pasti sangat marah padaku, dan kecewa, aku tahu itu.
Tidak apa- apa kau membenciku, tapi aku hanya ingin tahu bagaimana kabarmu.
krystal ingin sekali mengirim pesan seperti itu pada amber tapi dia tidak ingin mengganggu pria itu. Rasanya tidak mungkin menghubunginya sekarang.
Dua jam dihabiskan krystal dengan gundah gulana dan banyak pikiran. Hei, ini masalahnya kenapa dia tidak boleh ikut campur? Dan tepatnya apa yang mereka bicarakan hingga durasi 120 menit saja tidak cukup? krystal menutup mata dan berusaha mendengar siapa tahu ada bunyi gaduh perkelahian di atas; kakeknya karate sabuk hitam karena itu tidak ada pencuri berani mendekati tokonya.
krystal tidak tahu harus bertanya apa, juga tidak tahu harus bereaksi bagaimana setiap bertemu yoona, semuanya masih terasa canggung dan baru baginya. "Kakekmu ingin tahu kapan beliau bisa bertemu dengan orangtuaku. Malam ini aku akan memberitahu mereka jadi... aku akan menghubungimu secepatnya."
krystal memanggilnya.
"yoona-ssi."
yoona berhenti dan menatap krystal, sebenarnya dia merasa sedikit geli dengan cara krystal memanggilnya dengan sangat canggung dan malu. Seperti kalau dia memanggil yoona dengan intonasi yang salah sesuatu akan terjadi.
"Terima kasih banyak, dan aku benar- benar minta maaf kalau kakekku mengatakan sesuatu yang..."
masuklah, dingin," perintah yoona sebelum masuk ke dalam mobil.
krystal mengangguk dan berbalik pergi kembali ke tokonya, berencana memaksa kakeknya untuk memberitahu semua yang beliau katakan pada yoona.
yoona menyalakan mesin mobil, tapi matanya memandang punggung krystal berjalan kembali ke tokonya, dia selalu merasa sapuan angin dapat menerbangkan tubuh ringkih putih itu, dan krystal terlihat sangat nyaman dalam balutan kaos longgar dan celana legging hitam biasa;
Yang sekarang dia lihat hanyalah gadis sederhana dan sifat yang baik tapi tertutup.
Dan keinginan untuk selalu membanggakan kakeknya.
"Dia milikku satu- satunya, kwon yoong-ssi. Setelah aku kehilangan anakku dan suaminya. Dia yang tertinggal dan dia alasan kenapa aku punya hidup untuk diteruskan. Seperti aku yang selalu berusaha membuatnya bahagia, dia juga selalu berusaha membuatku bangga... aku tahu dia kecewa pada dirinya melebihi rasa kecewaku padanya. Aku tahu kau siapa, dan meskipun kau ingin bertanggungjawab, aku rasa masalah tidak akan semudah itu selesai. Dan aku tidak ingin cucuku disakiti oleh penggemar- penggemarmu dan juga perusahaanmu."
"krystal sangat pendiam dan tertutup, dia tidak suka membagi perasaannya pada orang lain. Meskipun dia sedih, takut, atau marah, dia tidak akan menunjukkannya padamu kecuali dia benar- benar percaya padamu. Dia lebih suka memendam penderitaannya sendiri daripada membaginya dengan orang lain. Karena itu aku harap kau tidak akan mengabaikan perasaannya nanti."
"Sejak kecil krystal tidak pernah merasakan rasanya punya orangtua. Umurnya 3 tahun ketika anakku dan suaminya mengadopsinya dari panti asuhan dan tidak lama kemudian mereka mengalami kecelakaan dan meninggal. Dia tidak tahu bagaimana rasanya memiliki seorang ibu dan ayah, karena itu aku takut dia akan memiliki kesulitan saat nanti anak kalian lahir. "
"Aku hanya ingin kau berjanji untuk tidak akan pernah membiarkan dia terluka, dan membuatnya bahagia. Apa kau bisa melakukannya?"
krystal berdiri di depan pintu toko dan menoleh ke arah yoona sebelum membuka pintu dan masuk. Gadis itu kelihatan bingung ketika melihat yolna masih di situ. Pria itu hanya tersenyum kecil dan melambai, lalu membawa mobil pergi.
*
*
*
*
*
*
*Mobil berhenti di pelataran tempat parkir keluarga kwon dan krystal merasa dia ingin pingsan saja. Selain karena dia merasa tidak siap menghadapi keluarga kwon, dia juga sibuk memperhatikan kediaman keluarga kwon yang sangat mewah dan indah, tipikal rumah yang krystal lihat di televisi: pagar besar dan otomatis, taman indah dan terawat baik dengan ayunan di ujung area; dan rumah mewah yang lebih besar beberapa kali dari rumah krystal. Dan tiba- tiba krystal membayangkan Alice di negeri dongeng. Rasanya seperti berada di tempat yang tidak pernah dia datangi sebelumnya.
krystal melirik kakeknya yang juga dalam tahap terkejut tapi segera berdehem membersihkan tenggorokkannya.
"Eh... ini... rumah saya." Ujar yoona canggung.
krystal dan kakeknya tidak mengatakan apa- apa, ataupun memuji. Selain karena kaget, mereka juga tidak tahu harus berkata apa. yoona mempersilahkan mereka berdua mengikutinya pergi ke teras rumah dan krystal benar- benar ingin pulang saat itu juga; dia sama sekali tidak siap bertemu orangtua yoona dalam keadaan seperti ini: pucat, kurus, tidak menarik. Pucat, kurus, tidak menarik. Kata- kata itu merasuki dirinya sedari tadi dan sekarang seperti peluru ingin membuatnya jatuh.
Tapi toh gadis itu tetap berjalan, benaknya sibuk menyusun kata- kata perkenalan yang sopan dan berkelas, tapi pada dasarnya dia hanya tahu bagaimana caranya berbicara dengan penuh keyakinan diri dan membuat orang kagum. Dia jauh dari itu. Dia seperti tipe gadis yang kalau bicara lancar saja sudah untung.
Pintu rumah terbuat dari kayu mahal itu sudah terbuka dan YOona mempersilahkan keduanya masuk.
Angin AC yang dingin dan bau pengharum ruangan yang nyaman menyambut krystal dan kakeknya ketika mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang, sepertinya, adalah ruang tamu yang sangat luas dan dipenuhi bingkai- bingkai foto keluarga kwon dan interior- interior mewah tapi bergaya simpel: sepertinya Nyonya kwon tidak terlalu suka dengan warna- warni yang ramai. Tangan krystl menggenggam pegangan dos rotinya dengan erat, tiba- tiba kepercayaan dirinya semakin menurun. Ketiganya berjalan melewati ruang tamu yang mewah itu ke lorong berukuran sedang di sisi lain ruang tamu dan KRystal bertanya- tanya apalagi yang akan mengagetkannya
Ternyata yang datang berikutnya adalah Orang tua yoona.
Tuan kwon dan Nyonya kwon.
Keduanya berjalan menghampiri mereka dan sedetik Krystal membeku seperti patung. Tuan dan Nyonya kwon memakai setelan yang simpel tapi sewarna, membuat mereka terlihat kompak. krystal merasa takut, sejujurnya, tapi entah mengapa aura dari kedua orang di depannya tidak membuatnya merasa terancam atau takut dimarahi: keduanya terlihat tenang dan... ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 istri satu suami
Fiksi Penggemarkisah rumah tangga yoong, yang mempunyai 3 istri.