Namun sebenarnya yoona sendiri tahu, sekeras apapun usahanya sekarang ia tak akan pernah bisa membangunkannya. Teriakan yoona hanya wujud rasa frustasinya, jeritan yoona hanya akan berakhir sia-sia. Ia tahu, tapi tetap melakukannya. Ia mulai menggugu kecil dan melonggarkan pelukannya pada krystal yang telah tiada, lalu meraba-raba jasad itu.
yoona melihat cincin pernikahan mereka di jari krystal sebelah kiri dan tentu yoona juga memiliki cincin yang sama. Hatinya semakin tercekik, rasanya sakit seperti ditusuk ribuan jarum yang menyelinap ke tubuhnya dengan ilmu hitam, yoona masih sebesar ini perasaannya. yoona bodoh karena pernah berkata bahwa ia lupa rasanya, ia lupa perasaan sayangnya pada krystal . Ia lupa bagaimana cintanya ia pada perempuan itu.
Dan sekarang krystal mengingatkannya, dengan cara seperti ini, se-sadis ini.
"Aku mencintaimu, sungguh...." bisik yoona lembut sambil membelai wajah istrinya. "Aku minta maaf...aku pernah membencimu . Aku menyesal," ungkapnya lagi.
Tangan yoona bergerak mengelus perut buncit krystal yang tampak mengenaskan dengan kondisinya sekarang. Kenapa ia harus meninggal dengan keadaan se-tragis ini? Membawa tiga bayi yang masih nyaman dalam rahimnya.
Apa aku menyakiti mereka?" tanya yoona linglung sambil tetap mengusap perut istrinya.
Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir mengusap krystal selembut ini. Kapan kali ia memeluk wanita itu seerat ini, atau kapan yoona terakhir mencium wajahnya yang cantik itu. Wajah krystal yang selalu teduh dan menerima. yoona lupa waktu berharga itu ia abaikan begitu saja, dan kini krystal tertidur pulas tanpa reaksi apa-apa saat yoona mencoba mencurahkan segala perasaannya. Dan itu dirasa percuma.
"sojung-ah.....tidak bisakah- kau meninggalkan mereka untukku? Aku-
BRUK!
yoona terguling di ubin yang dingin dengan mayat istrinya yang terlepas begitu saja, ia terkapar- tak sadarkan diri, saking syoknya.
******
Mereka memutuskan untuk tidak melakukan apapun pada krustal sebelum ia dimakamkan. kakek krystal yang baru saja tiba tadi pagi di rumah duka mendukung keputusan itu. Pria itu tampak pias karena syok bercampur sedih dan lelah.
Kepala Krystal terbentur keras, itulah penyebab utama kenapa ia meninggal. Belum lagi tubuhnya juga terbanting jauh, bisa dipastikan kandungannya cedera parah dan tidak bisa lagi diselamatkan. Tapi mereka tidak mengeluarkan bayinya, krystal dibiarkan meninggal dengan tenang sambil tetap memeluk tiga jagoannya.
"Apa yang terjadi padanya?" kakek Krystal masih bertanya-tanya. Kejadian ini terlalu menyakitkan untuk menimpa cucunya yang benar-benar manis dan penurut. Ia tidak menyangka umur krystal hanya sampai disini, diambil dengan cara menyakitkan ini dalam keadaan mengandung buah cinta yang ia tunggu-tunggu.
"Semua ini terlalu tidak adil," ujar tuan jung sambil mengusap air matanya yang tak terbendung lagi. Menyakitkan sekali melihat semua ini dengan mata kepalanya. Kenapa krystal harus diambil dengan cara seperti ini dari mereka?
"Kenapa hal ini terjadi padanya? Aku tidak mengerti, kenapa harus soojung? Kenapa harus dia?"
Kenapa harus selalu aku?
yoona tiba-tiba mendengar suara wanita itu dalam kepalanya. Kata-kata yang acap kali diucapkan perempuan itu saat ia benar-benar terluka, saat ia kecewa hingga tak mampu berbuat apapun lagi. Ia selalu berkata seperti itu, kenapa selalu dia? Kenapa dia lagi? yoona kembali menangis, menangis dalam diam karena tenaganya sudah habis untuk berteriak. Saking sakitnya, dada yoona benar-benar memberi sinyal sakit yang sangat nyata.
Dimana keluargamu?" tanya sang kakek karena ia tidak melihat besannya di tempat ini. Keluarga yoona juga tidak tinggal di Seoul.
"Aku...belum memberitahu appaku," jawab yooba pelan.
"Benar, appsmu punya sakit jantung."
"tapi kenapa? soojung bisa mencari kebahagiaan lain, bukan? Kenapa Tuhan seperti ini padanya? Kenapa malah mengambilnya?"
tuan jung masih belum bisa terima dengan kenyataan bahwa cucunya telah tiada. Ia benci menerima kenyataan itu. Mereka telah membuat banyak rencana saat krystal melahirkan nanti, apalagi tuan jung tahu jika krystal mengandung kembar tiga, sebagai kakek, dia sangat menantikannya.
"Tenanglah disana, cucuky desah tuan jung sambil mengelus peti hitam tempat cucunya disemayamkan. Air matanya berderai-derai. Sakit sekali melihat bayi yang dulu ia besarkan malah terbujur kaku lebih dulu dari dirinya sendiri. Rasanya benar-benar nyeri. "Sayangku......" ia terus menggumam dan memeluk peti hitam cucumya, merasakan jika krystal juga tengah menangis, sama sepertinya.
***
hari-hari yoona setelah pemakaman istrinya sangat sangat merana. Ia tidak bisa kembali hidup seperti dulu lagi, bahkan rasanya yoona tak pernah punya tujuan jika krystal tidak ada.
Oh, kau mau makan, Sayang? Kau mau minum susu? Kau harus tetap sehat agar bayinya juga sehat."
yoona tersenyum lebar, saat ia menyadari jika ini sudah waktunya makan siang. Ia duduk disamping tempat tidur yang kosong dan mulai berhalusinasi dengan bayangan krystal. yoona bergegas ke dapur dan mengambil makan siang yang sudah ia buatkan, ia membawa air putih dan segelas susu untuk ibu hamil juga dalam nampan yang ia bawa.
"Dia pasti akan suka," gumam yoona dengan senyum merekah sambil berjalan kembali ke kamar utama dan membawakan makanan untuk istrinya yang tengah mengandung bayi kembar tiga mereka.
Namun seketika pandangan yoona berubah menjadi nanar saat melihat tempat tidur istrinya kosong. Tidak ada siapapun disana, tidak dengan orang yang akan ia beri makan atau siapapun. yoona lagi-lagi merasa kepala hingga dadanya benar-benar sakit, apakah ia sudah gila? Kenapa menyadari bahwa krystal tidak ada seperti sampai dibawah jurang saat ia terdorong jatuh? Melayang...linglung...lalu terhempas dan sakit.
Ia meletakkan nampan itu dan duduk di kursi yang selalu tersedia disamping tempat tidur krystal, tempat yoona selalu menemaninya makan. Memandang kosong. Hidupnya sangat berantakan sekali, ia pikir setelah . Ia pikir hidup dengan krystal dan anak mereka akan sangat bahagia saat krystal berhenti dan menyerah seperti yang selalu ia minta.