part 49

272 38 2
                                    

Aniyo, amber . Aku mohon dengarkan aku, tetaplah di situ.” Kata krystal cepat sebelum amber keluar dari balon. “Ada, ada yang ingin kukatakan.” Dia tidak akan bisa mengatakannya langsung pada amber, dia tidak bisa. “Ini penting,”

Didengarnya amber mendengus. “Aku juga punya sesuatu yang penting untuk dikatakan padamu, tunggu di situ.“

“Aniyo, aku dulu.” Kata krystal, mencoba menahan tangisnya. “Dengarkan aku amber, karena mungkin setelah ini kau tidak akan mau mendengar apapun lagi dariku…”

Dilihatnya pintu balon tertutup dan amber memandang krystal heran dan bingung melewati jendela balon itu, dengan ponsel di telinganya. Komidi itu mulai berputar dan , gadis itu berjalan menjauh tapi cukup dekat agar dapat melihatnya.

“Apa maksudmu—“

“Aku hamil.”

Detik berikutnya terasa sangat hening dan hampa, tapi dia yakin amber mendengarnya, dan baru berat di perutnya terasa pecah, beberapa serpihan menusuk hatinya. amber tidak bersuara.

“Aku hamil… dengan seseorang. Dan… dan dia akan bertanggung jawab dan menikahiku.” Kata krystal, pipinya basah oleh air mata, dia berjalan menuju ke tempat terjauh yang dia bisa, yang sunyi, yang bebas dari tatapan orang, karena dia tidak ingin siapapun melihatnya menangis. “Aku ingin memberitahukanmu tapi aku sadar aku tidak bisa mengatakannya secara langsung… karena…”

Karena aku sangat menyayangimu…

“Karena aku tidak ingin melihat tatapanmu yang berubah padaku ketika tahu diriku yang sebenarnya sekarang. Aku tahu… aku tahu semuanya akan berubah, kau akan membenciku dan mungkin akan melihatku dengan cara yang berbeda. Karena itu… karena itu aku takut hal itu akan terjadi.”

Krystal mengisak, dan seseorang di sana masih bungkam, sepertinya masih terkejut. “Maafkan aku, amber. Aku harap, aku harap suatu hari nanti kita bisa bertemu… dan mungkin semuanya akan lebih baik. Maafkan aku, amber. Jaga dirimu.”

krystal segera mematikan sambungan telponnya dan duduk di bangku terdekat, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Dan mungkin begitulah seharusnya.

Mungkin amber adalah pria yang paling tepat untuknya, tapi bukan berarti pria itu ditakdirkan untuk bersamanya.

Dan beberapa orang harus belajar hidup dengan takdir yang tidak sesuai dengan keinginan mereka…

amber membeku seperti batu di tempatnya duduk, ponsel itu masih di telinganya. Rasanya kalimat- kalimat yang dia dengar barusan seperti bahasa lain yang asing, dan ketika dia menyadarinya hatinya sudah terlanjur berdarah.

Gadis itu hamil.

Dia hamil dengan orang lain.

Dan dia akan menikah.

Pandangan amber mengabur, dua bulir airmata jatuh membasahi pipinya. Tangannya bergetar, mengganggam pengangan di sampingnya dengan terlalu erat. Wajah tampannya memerah.

Astaga.

Dia tidak pernah merasakan dadanya ditusuk tusuk seperti ini. amber masih tertegun di tempatnya, keningnya berkerut dan tangannya memegang dadanya.

Untuk sesaat dia berharap saat ini hanya mimpi…

*

krystal duduk di hamparan rumput, tepi sungai Han. Kedua tangannya memeluk lututnya dengan cukup erat, mencoba mengusir rasa dingin dari angin sepoi- sepoi yang menerbangkan rambutnya. Dia selalu suka menghabiskan waktu di sini, melihat riak permukaan air sungai yang datar membuat hatinya tenang, seperti sebuah badai yang akhirnya reda.

3 istri satu suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang