"Mendekatlah sini,"
yoona menyuruh irene kembali berbaring bersamanya, dengan malu-malu irene pun patuh dan berbaring di sisi yoona .
yoona memiringkan tubuhnya dan memandangi irene. Ia tersenyum, entahlah akhir-akhir ini ia mendapatkan lagi senyum-senyum di wajahnya.
"Jadi saat lima belas tahun lalu saat aku kembali ke seoul apa yang kau lakukan?"
irene menoleh dan menatap wajah yoona. Dia mengingatnya?Wah...
"Aku tak peduli punya teman atau tidak. Toh aku nyaman bermain sendiri dengan sepeda yang kau kasih ke aku, tapi saat aku SMP dan SMA aku memiliki banyak teman. Karna aku bertumbuh dengan baik. Teman-teman ku mengatakan aku cantik." jawab irene sambil tersenyum.
yoona yang mendengarnya jadi cemburu karna temen-temennya lebih dulu menyaksikan pertumbuhan irene.
"Heemm.. Apakah sepedanya masih ada?" yoona mengalihkan pembicaraan, dia hanya mau membahas tentang dirinya dan irene.
irene terkekeh "tentu saja. Aku bahkan masih memakainya sampai SMA,"
"Wow..."
"Saat kuliah aku sudah tidak bisa memakainya karna jarak kampus yang jauh dan harus menggunakan bis antar kota." lanjut irene.
yoona membelai sayang rambut irene, dalam diam dan irene juga tidak bicara lagi. Ia sedang menikmati kebersamaan ini dalam kesunyian yang menyatukan mereka.
"Ouh iya oppa tau? Setiap libur sekolah aku selalu menunggu oppa datang, dari tahun-ke tahun aku selalu ingin tahu keadaan mu, aku bahkan memoliki majalah bisnis yang ada foto oppa. Hehehe."
"Ouh ya? Wah kau sesaeng fan rupanya."
"Ani! Anio!" elak irene
"Pasti kau sangat senang saat tau kau di jodohkan dengan ku?"
irene tersenyum memandang yoona tepat di manik matanya. "Tentu saja!" jawabnya penuh semangat.
yoona hanya terkekeh setelahnya. Wanita ini rupanya tidak banyak berubah ia masih semenyenangkan dulu. Yang berubah hanya ia tumbuh semakin cantik.
***
yoona masih nampak sibuk dengan berkas-berkas diatas meja kerjanya, padahal jam sudah menunjukan pukul dua siang, lagi-lagi ia melewatkan jam makan siangnya.
yoona menghentikan kegiatannya sejenak merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Ia mengambil ponselnya dan bersandar pada kursi kerjanya. Ternyata ada dua pesan dari irene.
Sejak tadi yoona membuat mode silent pada ponselnya. Ia biasa melakukan hal itu ketika sedang serius bekerja dengan tujuan tidak ada yang mengganggunya.
yoona mulai membuka pesan-pesan dari irene.
Oppa, jangan lupa doshirak-nya kau harus makan siang tepat waktu!
Oppa apa kau masih sibuk? Apakah sudah makan siang? Tolong balas pesan ku.
yoona tersenyum membaca pesan irene yang begitu polos dan perhatian padanya. Ini sudah hari ketiga ia melakukan seperti itu. Ia terus memaksa yoona untuk tidak makan di luar tapi harus memakan masakannya. Untung saja masakan irene enak jadi yoona bisa memakannya. Dan lagi wanita itu selalu memberi hiasan yang berbeda pada menu makan siangnya.