2. Makan Malam Romantis Yang Gagal

17.6K 2.2K 86
                                    

Satu bulan yang lalu Acha mengalami kecelakaan hebat, bus yang di tumpanginya saat penelitian kampus ke salah satu perkampungan mengalami kecelakaan dan nyaris masuk jurang. Dari kecelakaan itu Acha harus mengalami koma selama seminggu dan semenjak itu pula ia mulai mengalami kejadian-kejadian aneh. Terkadang ia mendengar suara-suara samar yang seolah memanggilnya, kadang kala ia bisa melihat sosok menyeramkan yang muncul tiba-tiba.

"Gue mohon bantuin gue ya." Pria itu muncul lagi di hadapan Acha.

"Nggak mau." Acha terus berjalan menuju kelasnya. Kebetulan saat itu tidak ada orang di sana selain Acha.

"Tuh kan bener lo bisa lihat gue," ujar Pria itu senang, sayangnya ucapannya hanya di dengar oleh Acha. Acha diam saja tanpa membalas ucapan Pria itu.

"Lo lagi ngomong sama siapa, Cha?" tanya Guntur yang datang menghampiri Acha.

"Nggak sama siapa-siapa kok. Siapa emangnya? Salah denger kali," ujar Acha gelagapan.

"Maaf ya soal kemarin." Guntur tampak memohon.

"Lelaki kayak gini nggak pantes di maafin. Dia kira enak ya nunggu sendirian di taman sampai hujan-hujanan." Pria itu berusaha membuat Acha kesal.

"Sana pergi. Jangan ganggu gue lagi!" seru Acha. Guntur merasa dirinyalah yang di usir oleh Acha.

"Sejahat itukah gue, Cha. Tega banget ya lu ngusir gue." Guntur berusaha membujuk Acha yang di kiranya sedang marah padanya. Ia lalu mengusap rambut Acha.

"Jangan ngambek gitu dong," ujar Guntur langsung bikin Acha jadi salah tingkah.

"Rambut yang di acak kok hati gue yang berantakan ya," Acha membatin.

"Itu aja langsung baper." ledek Pria di samping Acha. Mendengarnya Acha semakin sebal dengan Pria itu.

"Tur, kayaknya gue ada urusan mendadak deh. Gue duluan ya." Acha memberikan senyum terbaiknya pada Guntur dan segera pergi mencari tempat lain yang lumayan sepi. Acha tidak mau di sangka gila karena berbicara sendiri.

"Padahal gue belum selesai ngomong sama lo, Cha." Guntur tampak kecewa, ia lalu pergi ke kantin kampus.

"Mas maunya apa ya? " tanya Acha serius.

"Tolong cari di mana jasad gue berada," ujar Pria itu santai. Ia menaruh kedua tangannya di saku celananya.

"Buat apa nyari yang begituan," ujar Acha sedikit meledek.

"Gue nggak bisa pergi dengan tenang kalau urusan dunia gue belum selesai." Pria itu hendak mendekat ke Acha.

"Jangan dekat-dekat! " seru Acha. Dua orang perempuan tiba-tiba melintas di sana dan terus memperhatikan tingkah Acha.

"Udah nggak sanggup kuliah ya, Cha. Nggak harus gila juga kali." salah satu dari perempuan itu, yang berkacamata meledek Acha. Acha diam saja.

"Gue udah bergentayangan kayak gini dari lima tahun yang lalu," ucap Pria itu sontak membuat Acha kaget.

"Lima tahun yang lalu?" Acha menaikkan sebelah tangannya dan melebarkannya di depan pria itu. Karena orang lain tak bisa melihat pria itu, mereka semakin yakin kalau Acha stres.

"Ngapain lu bicara sama angin,Cha? Mending ke rumah sakit jiwa, nggak usah ke kampus. Buang-buang uang aja kuliah tapi malah bikin stres " Perempuan yang satu lagi ikut meledek Acha.

"Kalian pergi deh sana! " perintah Acha. Mereka pun pergi dengan masih berbisik-bisik satu sama lain tentang Acha.

"Tuh kan gue di kira gila sekarang." gerutu Acha kesal. Pria itu malah tersenyum pada Acha. Menjengkelkan.

Mencari JasadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang