4. Dokter Alan Prasetyo

13.6K 2K 27
                                    

"Assalamualaikum!" seru Acha sambil beberapa kali mengetuk pintu rumah Guntur.

"Eh... Acha... Masuk sayang," sapa Mama Guntur mempersilakan Acha masuk.

"Tante panggilin Guntur dulu ya." Mama Guntur kemudian pergi ke kamar Guntur untuk membangunkan anaknya yang masih tertidur itu.

"Nungguin pangeran bangun ya." tebak Guntur.

"Nggak ada yang namanya pangeran itu ...,"

"Mau numpang Wi-Fi kan kesini?" tanya Guntur santai.

"Temenin gue nyari data-data Dokter yang hilang secara misterius lima tahun lalu." pinta Acha yang langsung bikin Guntur kaget.

"Baru kemarin gue dengar gosip kampus kalau yang namanya Acha Putriasya itu suka bicara sendiri. Sekarang apa lagi? Dokter yang hilang secara misterius lima tahun lalu? Untuk apa Cha? Oke sekarang gue percaya kalau lu emang udah gila.   Kayaknya gue harus nyari ustad untuk ngeruqiyah lu." Guntur lalu mengambil buku catatan di tangan Acha dan membacanya.

"Gue pergi cari tahu sendiri aja kalau gitu," ucap Acha berdiri dari duduknya hendak pergi.

"Oke...  Gue bantuin! " seru Guntur tampak pasrah. Bagaimanapun juga ia tak mau ambil resiko kalau sampai Acha dalam bahaya.

"Gitu dong." senyum kemenangan mengambang di wajah Acha. Ia berhasil membujuk Guntur untuk membantunya.

Mereka lalu mendatangi ke tiga rumah sakit yang ada dalam catatan Acha. Dimulai dari rumah sakit yang di duga kehilangan dua orang dokter lima tahun lalu. Ternyata kedua dokter itu telah di temukan setahun setelah menghilangnya. Pembunuhnya belum di ketahui hingga kini.

Begitu pula dengan rumah sakit berikutnya, ternyata Dokter yang hilang itu telah berhasil di temukan satu bulan setelah menghilangnya. Motif pembunuhannya masih sama. Setelah di bunuh lalu di kubur di bawah pohon. Dokter ini di temukan di salah satu satu pohon besar dekat kuburan tua.

Hingga merekapun sampai di rumah sakit terakhir, Rumah Sakit Mulia. Letaknya lumayan jauh dari keramaian dan tampak menyeramkan. Tak lama kemudian seorang petugas rumah sakit menyerahkan biodata seorang dokter bernama Riyan Darmawan. Biodata dokter itu melampirkan sebuah foto Dokter yang hilang tersebut lengkap dengan alamat rumahnya.

"Ini dia Dokternya." Acha menunjukkan foto itu kepada Guntur.

"Darimana lu kenal Dokter ini?" tanya Guntur penasaran.

"Susah ngejelasinnya," ujar Acha tampak bingung.

"Udah kan, Cha? Sekarang kita pulang lagi ya." Guntur terus meminta Acha untuk segera meninggalkan rumah sakit itu.

"Sebenarnya gue cuma minta lu nyari jasad gue aja." Pria itu muncul lagi.

"Jadi untuk apa data ini gue minta?" tanya Acha kesal.

"Data itu petunjuknya" ucap Pria itu santai.

"Tuh kan ngomong sendiri lagi," ucap Guntur terus memperhatikan tingkah Acha.

Tiba-tiba seorang Dokter datang menghampiri Acha dan Guntur, rupanya ia mendengar percakapan keduanya.

"Untuk apa kalian mencari tahu tentang Dokter Riyan?" tanya seorang Dokter yang berumur sekitar di atas tiga puluh tahunan, tatapannya tajam pada Acha.

"Hmm.. " Acha kebingungan harus berkata apa pada Dokter itu.

"Jangan datang kesini lagi kalau hanya untuk mencari tahu tentang Dokter Riyan, dia sudah lama menghilang. Kasusnya serius," ucap Dokter itu. Acha terus memperhatikannya, kartu nama di bajunya tertulis " dr. Alan Prasetyo "

Acha dan Guntur pun segera meninggalkan rumah sakit itu, di tengah perjalanan Acha mengungkapkan rasa penasaran pada Guntur.

"Dokter Alan itu  mencurigakan nggak sih menurut lu?" tanya Acha pada Guntur.

"Mungkin dulu mereka temenan." Guntur memelankan kecepatan motornya.

"Tapi dia kelihatana nggak suka gitu kalau ada yang nyari tahu tentang Dokter yang kita cari." Acha nampak berpikir keras.

"Lu jelasin sama gue, dari mana lu kenal Dokter Riyan itu?" Guntur kembali menanyakan pertanyaan saat di rumah sakit tadi.

"Nanti gue ceritain. Yang gue bahas sekarang Dokter Alan itu kayak nyembunyiin sesuatu gitu. Tatapan tajam amat sama gue. Bikin merinding tahu nggak, " Acha menunjukkan ekspresi takutnya.

"Merinding itu sama yang udah jadi hantu bukan sama manusia yang masih pijak tanah... Hahaha.. " Guntur menertawakan Acha. Acha balas dengan mencubit lengan Guntur.

"Sakit tuh, Cha," ujar Guntur pura-pura kesakitan.

"Dasar lemah,"ucap Acha tampak meledek.

"Tapi nih ya, gue ngerasa kalau dia itu punya tampang pembunuh gitu. Mending lu nggak usah lagi ngurusin itu Dokter Riyan yang udah meninggal. Bahaya kalau kita berurusan sama pembunuh, Cha." Guntur berusaha menasehati Acha.

"Tapi kok gue merasa tertantang gitu buat membuktikan kebenaran kasus ini," ujar Acha penasaran.

"Jangan ngadu sama gue kalau lu kenapa-napa ya nanti." ancam Guntur.

Mencari JasadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang