7. Ruang Bedah Lama

12.2K 1.8K 23
                                    

Sore ini Acha datang lagi ke Rumah Sakit Mulia. Hari ini pengunjung tak terlalu ramai, hanya ada beberapa yang duduk di depan ruang tunggu.

Acha terus berjalan menelusuri setiap tempat di rumah sakit itu. Sesekali ia mendengar suara-suara gaduh yang tak jelas asalnya saat Acha melewati tempat yang lumayan sepi. Sampai akhirnya Acha berhenti di sebuah ruang yang berada di dekat gudang paling belakang, itu adalah ruang bedah lama yang tak lagi di gunakan. Saat memandangi ruangan itu dari luar entah mengapa Acha merasa ingin sekali masuk ke dalamnya. Rasa penasaranpun mengalahkan keraguan Acha, ia membuka ruangan yang tak di kunci itu dan perlahan masuk ke dalamnya.

Baru beberapa langkah Acha menjahui pintu, tiba-tiba pintu itu menutup dengan sendiri. Acha menoleh ke belakang, ketakutan mulai menjalar dalam diri Acha. Ia menyesal tak mendengarkan nasehat Dokter Riyan untuk membawa teman. Ruangan itu mulai terasa pengap, banyaknya debu di ruangan itu membuat Acha terbatuk-batuk. Ia mengecek handphone di sakunya.

"Sial, batrai gue lowbat pula." ujar Acha dalam hati.

****

Sementara itu di rumahnya, Guntur baru saja selesai di telpon oleh Mama Acha. Sebentar lagi malam dan Acha belum juga pulang ke rumah, handphonenya pun tidak aktif.

"Pasti nih anak pergi ke rumah sakit angker itu lagi." keluh Guntur, ia segera mengambil motornya di garasi dan bergegas menuju Rumah Sakit Mulia.

"Untung aja gue suka sama lu,Cha. Kalau nggak mana mungkin gue balik lagi ke tempat angker kayak gitu," Guntur membatin.

****

Ruangan itu kini mulai berbau darah, Acha paling tidak suka dengan bau darah. Ingin sekali rasanya ia bisa keluar dari ruangan ini. Samar-samar Acha melihat sosok perempuan berpakaian putih berlumuran darah, perempuan itu duduk di tepi tempat tidur yang sudah rusak di sudut ruangan itu. Ia membelakangi Acha. Acha mendekati wanita itu. Saat Acha semakin dekat dengannya, perempuan itu malah berteriak histeris. Acha berhenti diam di tempatnya. Perempuan itu membalikkan badannya, ia tak memiliki wajah. Sebilah pisau menancap di perutnya. Acha benar-benar ketakutan.

"Tolong ... Siapapun Tolong! " teriak Acha sekeras yang ia mampu. Tapi karena ruangan itu berada paling belakang dan jarang yang melewatinya, mustahil ada yang akan mendengar teriakan Acha.

Perempuan menyeramkan itu terus berjalan perlahan mendekati Acha. ia mulai sudah tak berteriak lagi tapi kini ia terisak-isak menangis, terdengar pilu.

Dari arah pintu Dokter Riyan menembus ruangan itu ia menghampiri Acha.

"Dokter ... Tolong! " Acha mulai menangis. Dokter berusaha membuka pintu tapi tangannya menembus apapun yang di sentuhnya.

"Maafin gue, Cha. Gue nggak bisa bukain pintunya," ujar Dokter Riyan panik.

****

Guntur baru saja sampai di Rumah Sakit Mulia, ia segera mencari Acha.

"Permisi, Pak. Saya mau nanya boleh? " tanya Guntur pada seorang satpam yang sedang berkeliling.

"Ada apa ya, Mas? " tanya Satpam  ramah.

"Bapak ada lihat perempuan yang di foto ini datang ke rumah sakit hari ini? " Guntur melihatkan foto Acha di handponenya pada Satpam itu.

"Tadi saya sempat lihat, Mas. Terakhir saya lihat dia menuju gudang belakang yang bersebelahan dengan ruang bedah lama," jelas Satpam itu.

"Ruang bedah lama?" tanya Guntur penasaran.

"Lima tahun yang lalu masih di gunakan tapi karena alasan tertentu kini ruang bedah sudah di pindahkan ke tempat lain," Satpam itu melirik ke jam di tangan kirinya.

"Saya masih balik lagi ke pos, Mas. Masih ada yang ingin di tanyakan?"

"Nggak ada ... Terima kasih ya, Pak, " ujar Guntur segera pamit dan menuju tempat yang di katakan Satpam itu.

Sesampainya di depan gudang itu, Guntur mendengar suara-suara gaduh dari ruang bedah di sebelahnya. Guntur membuka pintu ruang bedah itu, betapa terkejutnya Guntur melihat Acha duduk di lantai tampak ketakutan.

"Acha!" seru Guntur segera mendekati Acha. Melihat kedatangan Guntur, Acha segera memeluk Guntur.

"Ngapain lu ke tempat kayak gini? " Guntur segera memapah Acha berdiri dan keluar dari ruangan itu. Dokter Riyan mengikuti mereka dari belakang.

"Gue mau pulang, Tur. Gue takut." Guntur tidak mau berbicara apapun pada Acha saat ini.Ia hanya ingin Acha tak lagi datang ke rumah sakit ini, Guntur merasa ada masalah yang lebih besar lagi jika Acha terus mencari tahunya.

Mencari JasadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang