Pertengahan November, 2019
Pria paruh baya yang merupakan ayah dari almarhumah Sarah dan sering di panggil Kakek berjubah itu memberikan alamat rumah sakit tempat Dokter Riyan di rawat kepada Acha, Guntur dan Alvin.
"Sekarang sudah larut malam, sebaiknya besok pagi saja kalian pergi ke rumah sakit untuk melihat Dokter Riyan." ujar Kakek.
"Makasih banyak ya, Kek." ujar Guntur.
"Makasih, Kek." ucap Alvin.
"Iya." balas Kakek.
"Cha?" Guntur menepuk pundak Acha pelan, gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia menangis bahagia, ternyata Dokter Riyan yang selama ini menjadi roh gentayangan yang mendekati itu masih hidup dan telah sadar dari koma panjangnya selama lima tahun.
"Sekarang aja ya kita ke rumah sakitnya." pinta Acha memohon pada Guntur dan Alvin.
"Besok aja pagi-pagi, Cha. Sekarang pasti ada keluarganya Dokter Riyan di rumah sakit yang jagain. Besok ya, Cha."
"Tapi ini udah terlalu lama, Tur. Sudah tiga minggu semenjak Acha nggak pernah lihat Dokter Riyan lagi."
"Besok aja, Cha. Tadi Kakek kan baru pulang dari jenguk Riyan dan keluarganya sudah dua minggu ini menemaninya, tapi.... " Kakek menghentikan ucapannya.
"Tapi apa, Kek?" tanya Alvin penasaran.
"Ingatan Dokter Riyan sedikit terganggu, hal terakhir yang ia ingat hanya ia sedang magang di Rumah Sakit Mulia lima tahun lalu. Ia tak begitu mengingat jelas bagaimana ia bisa di tusuk oleh Mirna hingga mengalami koma panjang."
"Yaudah besok kami lihat dokter Riyan di rumah sakit, kami izin mau pamit pulang dulu ya Kek." ujar Guntur meminta izin.
""Hati-hati ya kalian di jalan."
"Iya, Kek." jawab Acha, Guntur dan Alvin bersamaan.
••••
Alvin duduk di depan mengendarai mobil dan Guntur duduk di sebelahnya sementara Acha duduk di belakang. Mobil Alvin terus melaju di jalan raya yang di sisi kanan dan kiri kini tampak gedung-gedung perhotelan, pusat perbelanjaan dan toko-toko kecil yang berjualan malam di pinggir jalan.
"Aman, Cha?" tanya Alvin yang menyadari Acha hanya diam saja duduk di bangku belakang sendirian. Sebenarnya Guntur mau menemani Acha duduk di belakang tapi Acha sendiri yang menolak karena ia tak ingin.
"Eh, gue? Gue baik-baik aja." Acha sebenarnya terus memikirkan tentang Dokter Riyan, kini ia tahu arti dari mimpinya sebelum datang ke rumah kakek berjubah. Lelaki yang mukanya samar dan menggenggam tangan kakek di mimpi itu adalah Dokter Riyan.
Acha memang menyadari ingatannya terhadap dokter Riyan perlahan memudar terutama mengingat wajah pria itu. Acha kini sudah benar-benar lupa dengan wajah dokter tampan yang selalu Acha lihat tampak pucat itu, meski Acha masih bisa mengingat suaranya tapi Acha ragu kalau-kalau suara dokter Riyan dalam wujud manusia dan roh gentayangan berbeda.
"Lu fokus nyetir mobil aja, Vin." Guntur mengingatkan.
"Iya, Guntur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Jasad
Kinh dịAcha Putriasya, seorang mahasiswi yang selalu berusaha merebut hati Guntur sahabatnya. Semula hidupnya baik-baik saja sebelum sebuah kecelakaan mengakibatkan ia mulai bisa mendengar dan melihat makhluk supranatural. Hingga akhirnya dia harus berurus...