Flash back lima tahun lalu, 24 Agustus 2014 pada hari kejadian Bima membunuh Rahayu.
Tepat pada malam ketika tragedi kematian Rahayu terjadi, Dokter Riyan berada dalam kondisi kritis. Luka tusukan akibat pisau di perutnya terus mengeluarkan darah.
Bima, Mirna dan Pak Kardi ketika itu sedang membersihkan darah yang mengenai lantai. Tubuh Rahayu yang telah menjadi mayat terbaring dan matanya tampak masih terbuka, sementara Riyan berada di tak jauh dari jasad Rahayu mengeram kesakitan.
"Teman Mas yang ini gimana?" Pak Kardi menunjuk ke arah Riyan yang semakin melemah.
Bima mendekat ke arah Riyan dengan pisau di tangan kanan.
"Maafkan aku, Riyan." tepat saat Bima bersiap hendak menusuk dada Riyan dengan pisau, terdengar sirene dari mobil polisi. Suaranya terdengar semakin besar mendekat ke arah rumah Bima.
"Sial!" Bima mengumpat kesal.
Bima dan Pak Kardi panik, keduanya segera keluar rumah menuju mobil. Tanpa sepengetahuan Bima, Pak Kardi dan Mirna rupanya sedari tadi ada seseorang yang telah melihat seluruh kejadian pembunuhan itu. Orang itu pulalah yang menelpon polisi untuk datang ke rumah Bima.
Pria yang bersembunyi di luar rumah itu masuk dan segera membawa Riyan yang dalam kondisi kritis keluar rumah secara diam-diam lewat pintu belakang.
Pria itu adalah Dokter Fahri, teman sekaligus sahabat Bima. Tapi hubungan mereka saat itu sudah tak baik. Fahri tak ingin melihat Bima membunuh Riyan juga, ia tak ingin ada nyawa lagi berjatuhan akibat ulah Bima. Fahri sangat ingin mengungkap kejahatan Bima.
Hari itu Fahri tak bisa datang ke rumah sakit karena ia masih sakit akibat kecelakaan motor di hari sebelumnya. Meski begitu ia mengambil kesempatan liburnya untuk menyelidiki Dokter Bima.
Fahri adalah orang pertama yang menyadari bahwa Bima adalah seorang psikopat. Hal itu ia ketahui saat mereka melakukan operasi bedah pada salah seorang pasien perempuan yang sudah lanjut usia dan menderita penyakit dalam. Meski operasi itu sulit tapi sebenarnya mereka masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan pasien tersebut, tapi Bima yang bertugas sebagai dokter bedahnya mengatakan bahwa nyawa sang nenek tak tertolong lagi.
Dokter Bima yang dekat dengan pasien segera memalsukan semua harta korban agar beralih tangan menjadi miliknya. Hal yang sama terus di lakukan Bima terutama jika pasien memiliki harta yang banyak tak memiliki keluarga yang siap menunggu kesembuhan sang pasien. Bima juga tega membunuh Rahayu karena dia tak pernah memiliki perasaan cinta pada Rahayu, ia tak pernah lagi merasa bersalah setelah menghabisi nyawa siapapun yang ia bunuh.
"MIRNA! Aish dasar licik!" Bima frustasi, mobil polisi terdengar semakin dekat dan cahaya mobil polisi tampak sudah sangat dekat.
"Gimana ini, Pak Kardi?" Bima memutar badan ke belakang, tapi Pak Kardi sudah menghilang.
Tak berapa lama mobil itu berhasil di kepung polisi.
"ANGKAT TANGAN DAN JANGAN BERGERAK." terdengar suara lantang salah satu polisi yang menodongkan pistol di belakang kepala Bima. Dokter bedah itu pasrah saja ketika para polisi menangkapnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan di temukan sidik jari Bima, Mirna, Riyan dan Pak Kardi. Polisi tidak berhasil menemukan sidik jari Fahri karena ia memang sudah memakai sarung tangan sejak awal datang ke rumah Bima.
Setelah mendapat keterangan, di simpulkan Riyan juga korban dalam kasus pembunuhan itu berdasarkan rekaman CCTV rumah. Namun ada satu cctv mengarah belakang rumah rusak. Sehingga bagian belakang tidak di ketahui. Meski begitu tidak ada yang berhasil menemukan keberadaan Dokter Riyan. Tidak ada nama Dokter Riyan tertera sebagai pasien di rumah sakit mana pun di kota ini. Polisi terus mendalami kasus hilangnya dokter Riyan dan terus mencari Mirna yang menjadi buronan polisi.
Bima yang di nyatakan bersalah dan akan di beri hukuman mati itu di pindahkan ke rumah sakit jiwa karena selama penahanan menunggu hukuman matinya, ia terus di ganggu oleh sosok Rahayu yang terus menuntut balas atas kematiannya.
Bima mengalami gangguan jiwa itu harus di masukkan ke dalam rumah sakit jiwa. Sementara Pak Kardi tetap di hukum penjara atas dasar membantu pelaku pembunuhan.
Dokter Fahri yang menyelamatkan dokter Riyan membawa rekan sesama dokternya itu ke sebuah rumah sakit milik keluarganya. Ia meminta bantuan sang Ayah yang menjadi direktur rumah sakit untuk menyembunyikan identitas asli dokter Riyan karena takut jika nanti polisi justru menuduh Fahri yang melukai Riyan padahal ia hanya ingin menyelamatkan Riyan agar tak di bunuh oleh Bima atau Mirna jika seandainya mereka tahu Riyan masih hidup.
Ternyata Riyan mengalami koma yang panjang dan Fahri harus menerima kenyataan Bima tidak mendapatkan hukuman yang seharusnya karena ia di pindahkan ke rumah sakit jiwa. Dokter Fahri tak mau menyerah, mengetahui Mirna sebagai buronan maka ia berusaha mencari keberadaan Mirna.
••••
Agustus, 2016. Dua tahun sudah Dokter Riyan masih terbaring dalam koma panjangnya. Sebuah kabar buruk datang dari Dokter Fahri. Dokter itu tewas dan jasadnya di temukan di kubur di salah satu pohon tua dan rimbun.
Pelaku yang membunuhnya masih terus di cari oleh polisi. Sarah yang merupakan kekasih dokter Fahri sangat mengetahui tentang hal-hal yang di selidiki oleh Fahri selama ini, sehari sebelum kematiannya Dokter Fahri mengatakan pada Sarah bahwa ia telah menemukan Mirna. Sarah sangat yakin orang yang membunuh kekasihnya itu adalah Mirna.
Sarah terus menyelidiki Mirna, hingga ia menemukan rumah Mirna. Setelah berhasil bertemu dengan Mirna dan mengatakan tujuannya menemui perempuan jahat itu. Mirna yang tak ingin masuk penjara telah melakukan banyak pembunuhan terhadap orang-orang yang berusaha mengungkap keberadaannya.Mirna menyuruh anak buahnya untuk mengurung Sarah di dalam ruang bawah tanah di rumahnya dan tak pernah memberi makan hingga Sarah ikut tewas di dalam ruang bawah tanah rumah Mirna dengan orang-orang lain yang juga di kurung oleh Mirna di sana.
Kakek berjubah yang di temui Acha adalah ayah kandung Sarah, pria paruh baya itu mengetahui bahwa Sarah anaknya sedang menyelidiki perempuan bernama Mirna yang di duga anaknya sebagai pembunuh Dokter Fahri. Tapi ia tak bisa memastikan keberadaan anaknya karena Sarah menghilang begitu saja dan tak pernah memberi kabar.
Sama seperti kematian Dokter Fahri, hilangnya Sarah tidak meninggalkan bukti bahwa pelakunya adalah Mirna. Tapi setelah Mirna tewas dan rumahnya di geledah barulah jasad Sarah yang telah menjadi tulang belulang di temukan di ruang bawah tanah.
Lima tahun yang panjang itu di lalui oleh Mirna dengan banyaknya ketakutan, ia sering bertemu makhluk tak kasat mata yang menyerupai Rahayu. Selain itu keluarga dari korban yang ia sembunyikan di dalam rumahnya terus mencari keberadaan Mirna. Oleh sebab itulah Mirna meminta jimat perlindungan dari kakeknya yang termasuk dukun sakti di kampung.
Kini semua telah terlihat jelas, balas dendam Rahayu atas kematian tak wajarnya telah terbalaskan. Mirna dan Bima yang jahat telah meninggal dan Dokter Riyan yang hilang di nyatakan telah sadar dari komanya yang panjang selama lima tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Jasad
HorrorAcha Putriasya, seorang mahasiswi yang selalu berusaha merebut hati Guntur sahabatnya. Semula hidupnya baik-baik saja sebelum sebuah kecelakaan mengakibatkan ia mulai bisa mendengar dan melihat makhluk supranatural. Hingga akhirnya dia harus berurus...