28. Kematian Mirna

9.1K 1.5K 85
                                    

"Dasar anak buah lemah, percuma ku bayar mahal-mahal." Mirna terlihat mengumpat begitu mengetahui Guntur berhasil tiba di halaman belakang tanpa anak buahnya.

Mirna buru-buru mendekati Acha dan mengarahkan pisaunya ke leher Acha.

"Jangan coba-coba jadi pahlawan. Sebentar lagi kau juga akan menyusul Bima." ujar Mirna tegas.

"Kau lah yang akan pergi ke menyusul Bima."

Gerimis mulai turun perlahan dan membahasi halaman belakang.

"Guntur tolong Acha!" Acha memohon dengan sungguh, ia sangat takut pisau itu menyentuh lehernya.

Entah mengapa Acha merasa pandangannya mulai pudar, kepalanya terasa sangat pusing, perlahan-lahan Acha melihat apapun yang berada di depannya menjadi buram.

"Acha!" Guntur mencoba memanggil Acha.

"Mir." Acha mulai membuka matanya kembali dan ia berbicara dengan suara yang lain. Suara Rahayu.

"Rahayu? Kenapa bisa kamu.... "

"Aku meninggal dalam penuh rasa dendam terhadap kau dan Bima. Mana mungkin roh ku bisa tenang. Aku sudah menjemput Bima, sekarang giliran aku menjemputmu ."

Mirna mundur beberapa langkah ke belakang, ia masih tak percaya bisa mendengar suara Rahayu lagi. Memang ia sempat beberapa kali di ganggu oleh penampakan Rahayu lima tahun lalu tapi semenjak ia memiliki jimat itu, Rahayu tidak bisa mengganggunya.

Acha yang kini sudah di rasuki oleh Rahayu tampak kuat melepaskan ikatan tangannya.

Mirna segera mengecek saku celananya, mencari jimat yang selama ini melindungi dia dari gangguan makhluk lain.

Jimat yang tadi di pegang Mirna ternyata terjatuh saat ia hendak mengarahkan pisau ke leher Acha tadi. Saat itu juga Guntur melihat kantung kain kecil berisi jimat itu dan mengambilnya.

"GUNTUR!" teriak Mirna penuh amarah.

Mirna berjalan hendak mendekati Guntur, semuanya terhalang karena kini tangan Acha memegang erat lengan Mirna. Sangat kuat sampai Mirna mengeram kesakitan.

Guntur lalu mengambil jimat tersebut, jimat itu sejak awal telah beri jampi-jampi  oleh dukun kepercayaan Mirna dan hanya berfungsi untuk melindungi Mirna. Ketika benda itu ada di tangan orang lain maka perlindungannya tidak berlaku pada Mirna lagi dan tidak berlaku pula bagi orang lain yang memegangnya.

Kini hujan turun dengan derasnya, sementara itu Rahayu semakin leluasa terhadap Mirna bahkan saat di bawah hujan karena ia sudah berada di dalam tubuh manusia.

"Guntur! Acha!" Kini Alvin tiba di halaman belakang. Ia terdiam sesaat melihat keadaan yang kini sangat menegangkan. Alvin tidak tahu kalau Acha sudah di rasuki tubuhnya oleh Rahayu.

"Minta bantuan, Vin." pinta Guntur.

"Iya, Tur." Alvin menelpon teman-temannya dan meminta agar mereka tiba untuk membantu.

Rahayu yang berada di tubuh Acha mencekik leher Mirna sekuat mungkin.

"Mbak Ayu.... " Mirna berusaha melepaskan tangan Acha dari lehernya. Semakin lama semakin kuat cengkraman tangan itu di leher Mirna sehingga ia semakin kesulitan bernafas.

"Seharusnya hari itu kau membantuku, Mirna. Cintamu pada Bima membuatmu tega membunuhku. Aku tak pernah tenang Mirna." Rahayu yang kini berada di tubuh Acha menyeringai.

"Kenapa tidak dari dulu kau membalas dendammu? Kenapa baru kini setelah lima tahun berlalu?" tanya Mirna dengan menahan sakit di lehernya.

"Semua itu karena jimat yang kau pegang. Tapi tak apa aku menunggu lama, kini aku hanya tinggal menghabisimu sebagai tujuan terakhir, bukan? Hahaha.... " Rahayu tertawa.

Mirna semakin sulit bernafas karena Rahayu semakin kuat mencekiknya.

"Aku sudah sangat senang melihat penderitaan yang kau dan Bima rasakan lima tahun ini, meski harus memanfaatkan tubuh manusia."

"Jangan lakukan itu mbak Rahayu, ingat mbak sedang berada di dalam tubuh manusia. Tolong jangan buat Acha menjadi seorang pembunuh, mbak." Guntur berusaha mengajak bicara Acha yang telah di rasuki oleh Rahayu.

"Aku harus melampiaskan dendam ku, Guntur. Jangan buat aku ikut membencimu karena kau masih memiliki ikatan darah dengan Bima!"

"Berhenti mbak Rahayu, tubuh Acha akan kesakitan dengan masuknya Mbak terlalu lama di tubuhnya." ujar roh dokter Riyan pada Rahayu.

"Aku tahu, Riyan. Aku hanya ingin menghabisi perempuan ini terlebih dahulu. Apa kau sudah ingat sekarang? Perempuan ini yang mengajakmu mencari ku dulu tapi kemudian berniat membunuhmu hingga kau harus merasakan koma selama bertahun-tahun." jelas Rahayu pada roh Dokter Riyan.

"Jangan menyakitkan manusia yang masih hidup demi mewujudkan keinginan, mbak." Dokter masih berusaha agar Rahayu mau keluar dari tubuh Acha.

Guntur dan Alvin kebingungan harus bertindak apa di karenakan kini Acha sudah di rasuki oleh roh penuh dendam dan mereka berdua tak bisa melihat sosok dokter Riyan.

"Mbak Ayu tolong keluar dari tubuh Acha, apa yang mbak lakukan akan menyakitkan Acha." Alvin memohon dengan sungguh.

Perlahan-lahan Rahayu melepaskan tangannya dari leher Mirna. Rahayu lalu keluar dari tubuh Acha, namun saat itu di dekat Acha ada sebuah batu yang lumayan besar sehingga saat Acha pingsan kepalanya membentur batu tersebut.

"ACHA!" seru Guntur dan Alvin bersamaan.

Guntur dan Alvin segera mengecek kondisi Acha.

Melihat Guntur dan Alvin sibuk memperhatikan Acha, Mirna lalu mengambil kesempatan itu dengan mengambil pisau miliknya yang tadi sudah terjatuh di tanah.

Mirna berniat hendak menusukkan pisau itu kepada Guntur.

"Ini semua karena kalian yang terlalu ikut campur!" Mirna lalu bangkit hendak mendekati tiga orang di depannya itu.

Tiba- tiba sesuatu yang tak di inginkan terjadi.

Pisau yang di pegang oleh Mirna justru tak mau mengarah ke depan, pisau itu malah balik mengarah ke dada Mirna.

Mirna mencoba memaksakannya tapi tetap tidak bisa. Ia mulai merasa ada tangan tak kasat mata di atas tangannya yang ikut mengarahkan pisau ke tubuhnya.

Rahayu di bantu oleh makhluk halus lain yang juga menaruh dendam atas kematian mereka yang tak wajar di sebabkan oleh Mirna. Dengan kedua tangannya Mirna menusukkan pisau itu ke bagian dada sebelas kirinya, di bagian jantung. Darah mengalir dari luka itu.

"Akhirnya kita semua berkumpul, Mirna." bisik Rahayu di telinga Mirna.

.
.
.
.
.

Maaf lama update, Author baru bisa isi kuota sekarang nih. Jadi mulai malam ini Author akan update cerita MENCARI JASAD setiap hari.

Tapi pas updatenya ya tengah malam karena cuma punya kuota malam, maklum pengangguran nih. Jadi kalau kalian baca tentu paginya ya. Terimakasih buat kalian yang selalu support aku sampai hari ini.

Terimakasih yang sangat besar untuk kamu, ya kamu! Karena kamu selalu ingat dengan cerita berjudul MENCARI JASAD ini. Kamu adalah bagian dari suksenya cerita ini sampai cerita ini sering muncul di beranda wp orang-orang ❤️❤️😭😭

Mencari JasadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang