33. Penulis Horor

6.9K 1.3K 87
                                    

Dua tahun kemudian...

Kini Acha sudah tak lagi mengingat kenangannya bersama dengan dokter Riyan. Guntur yang selalu ada dalam banyak hal senang maupun sedih dengan Acha membuat gadis itu merasa bahagia.

Guntur Gumilang masihlah sahabat baik sekaligus lelaki yang Acha sukai sejak lama. Untuk saat ini, hanya itu yang paling Acha tahu.

"Gimana filmnya tadi bagus kan?" tanya Guntur pada Acha setelah mereka keluar dari bioskop di lantai paling atas salah satu mall di kotanya.

"Lumayanlah bikin gue kepikiran sekarang, entar kalau gue di ganggu hantu gentayangan gimana ya?" tanya Acha balik sambil tertawa kecil.

"Pasti Lo ketakutan dan manggil-manggil nama gue minta tolong kan, hahaha...."

"Gue tuh pastinya ngucap, berdoa minta perlindungan sama Tuhan. Bukan manggil Lo."

"Iya itu yang utama, Cha."

"Tapi.... " Acha terdengar ragu untuk melanjutkan pembicaraannya.

"Hmmm... Apa? Gue nungguin nih."

"Kok gue dejavu gitu ya nonton film tadi, seakan gue pernah di dekatin sama roh gentayangan gitu. Aneh kan!"

"Iya Lo emang ratunya aneh, Acha. Udah yuk kita cari makan."

"Eh entar deh, kita ke sama yuk." Acha menunjuk sebuah toko buku terbesar yang biasa berada di mall. Semua buku populer pasti ada di sana.

"Gue mau beli buku."

"Novel?"

"Iya, yang genrenya horor."

"Lo nggak takut nantinya?"

"Nggak, cuma lagi pengen aja."

"Lo mengingat sesuatu yang berbau horor gitu?" tanya Guntur sangat penasaran.

"Apa sih, Tur? Lu kira gue paranormal? Gue cuma lagi pengen baca novel horor gegara film tadi."

"Yaudah, ayuk."

Acha dan Guntur masuk ke dala toko buku, mereka segera mencari rak buku novel khusus genre horor.

"Lo sana deh, gue mau fokus milih buku."

"Iya." ujar Guntur menurut saja.

Acha mulai melihat-lihat judul novel beserta penjelasannya di bagian belakang buku. Setelah sekian banyak memilih akhirnya pilihan Acha jatuh pada sebuah novel horor berjudul MENCARI JASAD karya Riyan Darmawan.

"Mencari Jasad? Pasti banyak hubungannya sama mayat nih." ujar Acha begitu melihat sampul buku novel tersebut, ia kemudian melihat bagian belakang novel dan membaca penjelasan singkat isi buku.

"Ha? Kok nama tokoh ceweknya persis mirip nama gue ya? Acha Putriasya lho, ini nama gue. Bagus juga nih, walaupun karya orang lain tapi pas di baca berasa gue tokoh utamanya. Oke buku, hari ini gue bakal beli Lo." ujar Acha senang pada buku tersebut, ia segera berjalan menuju kasir untuk membayarnya.

"Totalnya delapan puluh tiga ribu rupiah ya, kak."

"Iya, ini mbak." Acha menyodorkan satu lembar uang seratus ribuan pada kasir tersebut.

Tiba-tiba kepala Acha terasa sangat sakit, di saat yang sama ia melihat seorang pria berbaju dokter dan lusuh sedang berada di bawah sebuah pohon dalam ingatanya. Acha tak bisa melihat jelas wajah pria berbaju dokter tersebut.

"Cha, Lo kenapa? Sakit?" Guntur datang menghampiri Acha.

"Gue nggak apa-apa, Tur."

"Ini kak kembaliannya." Kasir yang tadi memeriksa buku yang di beli Acha memberikan kembalian.

"Kita pulang aja kalau Lo sakit ya."

"Gue nggak sakit, cuma tadi kepala gue sakit dan ada ingatan aneh dalam pikiran gue. Mungkin gue terlalu banyak berhalusinasi ya."

"Kita pulang sekarang, Lo harus nurut. Nanti kita pesan makanan secara online aja ya." Guntur segera mengajak Acha meninggalkan mall tersebut untuk pulang ke rumah.

••••

Acha duduk di sofa yabg berada di ruang tamu itu sambil membaca novel yang baru di belinya tadi. Sementara Guntur duduk di sofa di depan Acha sambil memainkan game di handphonenya. Mama Acha saat itu berada di belakang mereka, duduk sambil menonton televisi dengan volume sedang. Memang ruang tamu dan ruang televisi tidak memiliki dinding pembatas.

"Hantu kok resek banget sih ini." ucap Acha pada buku yang sedang ia baca. Tanpa sadar Guntur melirik Acha dan buku novel tersebut, Guntur melihat nama penulis novel berjudul Mencari Jasad tersebut.

Guntur segera merebut buku di tangan Acha tersebut tanpa meminta izin terlebih dahulu.

"Ihh... Guntur!" ujar Acha kesal.
Guntur melihat judul, nama penulis dan nama-nama tokoh yang terlibat. Hanya nama Riyan Darmawan dan Acha Putriasya yang membuat Guntur semakin kacau.

Sebuah rahasia yang Guntur tutupi pada Acha selama dua tahun ini adalah tentang ingatannya Guntur. Guntur juga bermimpi bertemunya pria yang meminta tolong agar Acha terus mengingat lelaki itu. Guntur yang dulu ikut membantu Acha sangat hafal dengan pria bernama Riyan Darmawan.

Guntur membiarkan Acha melupakan semua kenangan itu karena Guntur ingin memiliki Acha tanpa ada Dokter Riyan di dalam perjuangannya itu.

"Bagus lho ceritanya, Lo wajib baca ya, Tur."

"Males, masa cinta sama hantu."

"Lo baca dong baik-baik, sebenarnya dia masih hidup di dalam cerita."

"Oh, bagus deh." ujar Guntur tak acuh.

••••

Di sebuah rumah di tempat lain, seorang pria duduk di dalam kamar dengan laptop di depannya. Pria itu sedang melanjutkan mengarang naskah untuk novel ketiganya.

Pria itu tak lain dan tak bukan adalah pria yang dulu berprofesi sebagai dokter di rumah sakit Mulia. Kini setelah mengalami kejadian masa lalu, ia memutuskan berhenti dari kedokteran dan beralih menjadi penulis buku bergenre horor dengan hasil karya selalu best seller.

.
.
.
.
.
.
.
.
Kasih komennya biar author tahu ini menarik atau tidak bagi pembaca cerita ini.

Btw dokter Riyan udah berubah jadi penulis hehehe...

Mencari JasadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang