Acha baru saja sampai di rumahnya, ternyata Pria itu sudah menunggu di depan Rumah Acha. Iya dia Dokter Riyan. Hantu gentayangan yang hampir dua minggu ini terus mengikuti Acha
"Gimana? Mau kan bantuin gue? tanya arwah gentayangan itu.
"Kayak ada yang ngajak gue ngomong ya, tapi di sini kan cuma ada gue. Ih gue mulai takut deh." Acha berpura-pura tak melihat Dokter Riyan.
"Jangan pura-pura nggak lihat gitu dong." Pria itu mengikuti Acha dari belakang. Acha terus berjalan menuju kamarnya. Sesampainya di kamar Acha merebahkan tubuhnya hendak tidur.
"Gue ngantuk banget ya, mana ya hantu penasaran yang suka gangguin gue? " Acha bertanya pada dirinya sendiri sambil memeluk boneka beruang berwarna merah muda.Pria itu lalu mendekati Acha. Acha masih berpura-pura tak tahu.
"Gue gangguin Guntur boleh nggak ya? " tanya Pria itu yang langsung bikin Acha bicara juga padanya.
"Untung cuma satu hantu yang kayak gini. Plis deh ya, Dokter jangan ganggu teman gue dong." Acak melipat kedua tangannya di dada. Wajahnya cemberut.
"Senangnya gue di panggil Dokter lagi setelah lima tahun berlalu," ujar Pria itu sambil terseyum lebar pada Acha. Perasaan Acha tak karuan.
"Seandainya Dokter ini masih hidup mau nggak ya dia pacaran sama gue," ucap Acha dalam hati.
"Jangan baper juga kali kalau gue senyum." Dokter Riyan cengengesan.
"Idih..." Acha memalingkan wajahnya dari Dokter Riyan.
"Gue kesepian,Cha. Lima tahun gentayangan itu nggak enak. Hilangnya gue dari rumah sakit seolah sengaja di tutupi. Gue seharusnya nggak usah jadi dokter dulu, setidaknya gue bakal berumur panjang dan ...," belum selesai Dokter Riyan bicara, Acha langsung memotongnya.
"Lebih nggak enak punya teman hantu, banyak omong pula." Acha segera keluar kamarnya, hendak pergi mengambil minum di dapur.
"Selalu gue di larang menjelaskan semuanya, Cha." Dokter Riyan menembus pintu kamar dan mengikuti Acha hingga ke dapur.
"Pembantu lu mana?" tanya Dokter Riyan sambil melihat sekeliling.
"Ke rumah tetangga mungkin, dia kan juga suka bisa suntuk di rumah." Acha menuangkan air putih ke gelasnya dan meneguknya hingga abis. Dokter Riyan terus memperhatikan Acha.
"Mau minum juga?" tanya Acha.
"Gue udah mati nggak butuh minum. Lu senang banget ya nyindir gue." Dokter Riyan mendekat.
"Suka aja lihatnya." Acha tersenyum senang.
"Awas lu ya..." Dokter Riyan mengejar Acha. Acha lari ke ruang tamu. Percuma saja sebenarnya karena Dokter Riyan sudah pasti bisa muncul tiba-tiba di depan Acha.
Entah mengapa saat ini Acha sangat senang bisa menganggu Dokter Riyan.
Ia senang melihat senyum hantu itu. Tapi di sisi lain ia juga bingung harus bagaimana menemukan jasad yang sudah lima tahun menghilang. Kenapa juga dia harus di pertemukan dengan pria ini saat tidak lagi menjadi manusia. Pria hantu itu nyaris sempurna, seorang dokter yang masih muda pula. Tampan dan selalu asyik di ajak bercanda tapi sayang udah jadi hantu."Oh iya, kenapa dokter kalau ngomong sama saya nggak pakai bahasa baku gitu? Semisal saya, anda, atau apalah gitu? " tanya Acha penasaran.
"Biar kita lebih akrab aja, dari awal gue ajak lu ngomong kelihatan lu udah terbiasa banget kalau ngomong lo-gue, " ujar Pria itu santai.
"Gue baru tahu kalau ada hantu yang mau akrab sama manusia."
"Gue bukan hantu, gue cuma roh yang masih tertinggal di dunia manusia."
"Terserah deh." Acha mulai malas melanjutkan pembicaraan.
"Eh, Guntur itu pacar lu bukan sih? " tiba-tiba Pria itu menanyakan hal ini.
"Calon!" seru Acha semangat.
"Calon tapi nggak jadi-jadi... Hahaha" Pria itu malah tertawa.
"Ih nyebelin banget sih. Mungkin emang belum saatnya gue pacaran sama Guntur tapi nggak ada yang tahu kan kedepannya gimana?" Acha menyandarkan tubuhnya di sofa.
"Kedepannya Guntur jadian sama yang lain... Hahaha" lagi-lagi Pria itu menertawakan Acha.
"Omongan hantu nggak bakal terkabul," ujar Acha sambil memanyunkan bibirnya.
"Bisa aja kan," ujar pria itu santai.
"Besok kita ke mall yuk." ajak Acha.
"Ngapain? " tanya Pria itu bingung.
"Beliin baju buat Dokter dong." Acha terus memperhatikan Pria itu.
"Tuh kan nyindir gue lagi," ujar Pria itu. Acha diam saja dan tak membalas ucapannya.
"Tapi kayak gini aja gue udah ganteng banget." Pria itu bangga.
"Dasar hantu... " ledek Acha sambil menahan tawanya.
"Dasar jomblo... " Pria itu balik meledek Acha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencari Jasad
HorrorAcha Putriasya, seorang mahasiswi yang selalu berusaha merebut hati Guntur sahabatnya. Semula hidupnya baik-baik saja sebelum sebuah kecelakaan mengakibatkan ia mulai bisa mendengar dan melihat makhluk supranatural. Hingga akhirnya dia harus berurus...