Hawa Lamisa, sebuah nama berjuta arti untuk seorang remaja labil yang baru merasakan cinta monyet —Angkasa Jenovial.
Hawa —seorang gadis dengan kulit seputih porselen, pipi dengan rona merah muda, mata bulat dengan obsidian yang selalu memancarkan binar, lalu bibir tipis berwarna merah muda alami. Ah, jangan lupakan rambut legam memanjang yang sangat Kasa sukai ketika berkibar.
Tapi bukan semua itu yang membuat Kasa merasa Hawa menarik, melainkan sifatnya yang lugu dan polos —jernih bagai air.
Hawa sukses membuat Kasa tidak bisa tidur hanya karena memikirnya sepanjang malam. Hawa sukses mengalihkan atensi mamanya dari gurat pikiran Kasa. Hawa sukses membuat perhatian Kasa pecah saat melatih basket.
Hingga suatu hari, perasaannya yang sudah kelewat batas —meledak layaknya bom, membuat keseluruhannya menjadi kacau— Kasa nekat mencurahkan seluruhnya kepada mamanya.
"Ma," Rengek Kasa manja. Mamanya —wanita yang paling ia cintai sepanjang hidupnya, satu - satunya wanita yang ia akui kecantikannya— menoleh lalu tersenyum.
"Kenapa, ganteng?"
Kasa ingin berujar namun ia ragu, bagaimana menyampaikannya? Ia menggigit bibir lalu berakhir mengacak rambut frustasi.
"Gak tau ma gimana bilangnya,"
"Jeno lagi suka seseorang? Siapa namanya?" Mamanya terlampau peka, menangkap maksud putra kesayangannya lalu tersenyum teduh.
"Ayok sini cerita sama mama" Mama Yuna (Yoona SNSD) menghentikan aktivitasnya lalu menuntun anaknya duduk di dekat kolam ikan.
Namun Kasa tetap terdiam ragu, netranya memandang lugu, kelunya terlalu kaku. Ini adalah pengalaman pertamanya.
"Jeno lagi suka seseorang?" Tanya Yuna sembari membelai surai coklat putra tunggalnya. Kasa mengangguk mengiyakan membuat Yuna tersenyum lebar.
"Ternyata anak mama udah besar ya," Ujar Yuna sambil tersenyum menggoda.
"Mama ih jangan gitu," Rengek Kasa lagi.
"Namanya siapa? Coba kamu ceritain dia gimana" Yuna membenarkan sikap duduknya, bersiap mendengarkan.
Kasa menggaruk tengkuk, bingung.
"Namanya Hawa, Hawa Lamisa. Adik kelas aku, kelas 10." Kasa memulai ceritanya.
"Anaknya gak terlalu populer, cuman berkat dia lolos seleksi tim cheers sekali tes, dia langsung terkenal. Oiya, dia anak cheers. Sifatnya lugu dan polos. Suka gugup kalo ngobrol sama orang baru —tapi lucu." Tanpa sadar, wajah Kasa memerah menceritakannya. Mama Yuna tersenyum.
"Jeno gak tau suka atau enggak, tapi dari kemarin Jeno mikirin dia mulu, Ma" Kasa menggunakan nama masa kecilnya, bergumam ragu.
"Berarti Jeno tertarik kan?" Tanya Yuna, Kasa mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
sajak tanpa suara✔
Fanfiction➖ jika diam adalah cara terbaik. maka inilah, sajak tanpa suara. saya berikan kepada kamu, sang pemilik sajak ➖ dari saya, sang pemilik suara. complete © luckyyoungg, 2019. cr pict; pinterest.