Moona menghela nafas kasar, dirinya jengah melihat Cakra yang sedang berguling - guling tidak jelas diatas ranjangnya. Bahkan visual sang kasur sudah tak berbentuk berkatnya -selimut yang kini menggulung tubuh Cakra, bantal bertebaran, dan sprei yang kusut semrawut.
"Mark, serius lu kenapa sih? Capek gua liatnya. Itu juga kasur gua -aduhh" Gerutu Moona tak sabar.
"Gua juga gak ngerti gua kenapa, Mon. Pokoknya -argh, gitu deh" Kini posisi Cakra sudah terduduk, lalu ia mengacak rambut yang awalnya tertata rapi.
"Gila beneran lu ih. Udah sejak setengah jam yang lalu lu dateng gak jelas ke rumah gua buat kayak gini doang?" Sewot Moona lagi.
"Moonaaaaaaa" Rengek Cakra layaknya anak kecil. Kini posisinya kembali berpindah, menarik - narik rambut kuncir kuda milik Moona.
"Anak OSIS mana ada yang percaya lu bisa jadi kayak gini selain gua," Ejek Moona.
"Udah cepet ceritain lu kenapa, kalau lu gak cerita ya gua gak bakal ngerti lah" Lanjutnya lagi.
"Perasaan gua gak terdefinisi gimana" Ujar Cakra.
"Ya gimanaaaaaa" Moona mencubit kedua pipi squishy milik Cakra.
"Gimana ya, kesel, marah, seneng, capek, bosen, jenuh. Gatau lah" Ujar Cakra lalu menghembuskan nafas kesal sembari memainkan jari - jari lentik Moona.
Fyi, salah dua hal yang Cakra suka dari Moona adalah tangannya yang katanya pegangable dan rambutnya yang halus.
"Kesel sama marah kenapa? Gara - gara Starla jalan sama Lucas?" Tebak Moona yang 100% tebakannya akurat karena Cakra terdiam.
Ya, Cakra terdiam -mengapa gadis di depannya ini amat peka?
"Nih ya, Cakrawala Markha. Mereka jalan bisa aja murni jalan biasa as a friend. Kita semua juga tau kalau Lucas deketnya sama Yuki atau gak Dilla (Doyeon Weki Meki). Bahkan kayaknya itu udah jadi hukum alam buat mereka, jadi apa yang harus lu khawatirin?" Jelas Moona walau jelas dalam hatinya ia bergetar menahan sakit -sama saja ia membuat Cakra untuk tidak menyerah terhadap Starla.
"Y-ya gua tau sih, tapi gimana ya? Rasanya sakit aja gitu liat temen sendiri deket sama orang yang kita sukain, ngerti ga sih? -ah gatau lah" Ujar Cakra gregetan sendiri.
Lebih dari ngerti, Mark. Moona tersenyum penuh arti dalam hati.
"Yaudah sih, lu coba positive thinking aja. Jangan dijadiin pikiran, kasian otak lu udah kebanyakan buat mikir. Jangan ditambahin sama yang gak penting" Nasihat Moona seraya menepuk - nepuk puncak kepala Cakra.
"Terus seneng kenapa? Gua gak bisa nebak nih, seneng dalem konteks lu banyak. Gara - gara Starla ngirim emot love? Apa gara - gara para guru yang ngebanggain banget OSIS kita kali ini karna program waktu itu berhasil? Apa karna nilai ulangan lu 100?" Moona berfikir -berusaha mengingat tentang curhatan Cakra akhir - akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
sajak tanpa suara✔
Фанфик➖ jika diam adalah cara terbaik. maka inilah, sajak tanpa suara. saya berikan kepada kamu, sang pemilik sajak ➖ dari saya, sang pemilik suara. complete © luckyyoungg, 2019. cr pict; pinterest.