34. satu dua langkah

362 76 2
                                    

Moona memijit kepalanya, pening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Moona memijit kepalanya, pening. Masalah dengan Cakra, dengan f5, dan  masalah teman - temannya yang tidak ada habisnya. Harusnya ia bisa berfokus pada UAS semester ganjil mengingat sekarang sudah memasuki akhir November.

Drrt drrt, Moona menoleh kearah ponselnya yang bergetar.

"Iya, Jun. Gua di meja nomor sepuluh," Moona berbicara setelah ia mengangkat telefonnya.

"Oke, gua tunggu." Setelahnya, sambungan terputus.

Moona kembali menelungkupkan kepalanya. Saat ini, ia sedang menunggu Juna di salah satu cafe yang sering dikunjungi anak - anak sekolahnya.

Moona masih ingat sekali dengan pesan Juna. Kali ini, ia mendatangi Juna ketika emosinya stabil tidak seperti kemarin. Ia hanya pusing dan ingin sharing perihal masalahnya kepada Juna —satu - satunya yang ia percaya untuk berbagi masalahnya.

"Hei, Moon!" Lima menit kemudian, lelaki itu datang. Masih lengkap dengan pakaian casualnya, ransel, serta tas laptop.

"Gua ganggu kuliah lu banget ya?" Tanya Moona merasa tak enak.

"Sans, emang gini kehidupan anak kuliah," Ujar Juna lalu tertawa.

"Yaudah pesen dulu deh," Saran Moona, Juna mengangguk lalu memesan minuman.

"Jadi kenapa?" Tanya Juna langsung, wajahnya menghadap lurus kearah Moona —siap mendengarkan.

"Gimana ya? But, sebelumnya sorry ya, Jun—" Moona melirik Juna ragu.

"Kenapa emang?" Juna menatap heran.

"Maaf banget kalo cerita gua ada nyinggung lu nanti soalnya ya.. ada hubungannya sama.."

"Cakra?" Tebak Juna, Moona mengangguk pelan.

"Astaga Moona dari dulu lu gak pernah berubah ya," Juna tertawa.

"Hah?"

"Iya, selalu ngerasa gaenakan sama orang. Nih ya gua jelasin—"

"—gua suka sama lu, jelas kan? Tapi lu juga suka sama orang lain, bahkan walaupun orang itu sering nyakitin lu —lu tetep suka. Gua sakit hati? Pasti, hati gua udah sering patah karena lu. Tapi apa yang gua perbuat? Gua maksa lu biar lu suka sama gua, biar lu jadi pacar gua, enggak kan?

Menyayangi seseorang itu bukan berarti harus memilikinya. Gua sayang sama lu dan mastiin lu bahagia, itu aja udah cukup.

Kalo gua belum bisa milikin lu, it's oke. Berarti gua bisa dapet yang lebih baik lagi dan lu juga bisa dapet yang lebih baik dari gua.

sajak tanpa suara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang