27. ranting itu sudah terjatuh

377 80 18
                                    

New cover!!!🙌🙌

"Lu gak papa, Eun?" Tanya Juna, tercetak jelas sirat khawatir pada wajah tampannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lu gak papa, Eun?" Tanya Juna, tercetak jelas sirat khawatir pada wajah tampannya. Dirinya menerima helm pemberian Moona lalu memperhatikan gadis itu lamat - lamat.

Surai kecoklatan yang dikuncir asal, ditambah dengan terobosan angin yang semakin membuat tatanan rambut gadis itu berantakan, wajah yang datar, tatapan kosong serta lengkung sabit yang tidak tertarik sejak tadi —hanya datar.

Sejak tadi pun ia berusaha membuka obrolan dan melempar guyonan, Moona hanya merespons sekenanya dan selebihnya...

...diam.

Benar - benar seperti manequin hidup.

"Gak papa. Emang gua kenapa?" Tanya Moona balik lalu tertawa hambar.

"Lu beda, Moon. Lagi ada masalah?" Juna masih memastikan, khawatir.

"Ng —ngga ada. Btw, udah ya gua mau masuk bimbel dulu. Thanks udah repot - repot jemput gua," Ujar Moona  buru - buru yang terkesan menghindari.

"Tunggu—" Juna mencegat Moona dengan memegang tangan gadis itu.

"—gua tau lu lagi banyak masalah dan gua tau penyebabnya apa," Ujar Juna, obsidian hitamnya memandang Moona dalam.

"Wajah lu gak bisa dibohongi, Moon. Keliatan kalo lu lagi sedih, lagi seneng, lagi down. Dan sekarang, lu lagi sedih —gua tau. Gua gamau sebut penyebabnya apa karna itu pasti ngebuat lu makin sedih—"

"Jun, udah." Moona memotong pembicaraan pemuda itu sebelum ia semakin merasa sedih.

"Wait, intinya gua cuman mau bilang,

Kalo lu butuh cerita, butuh pendengar, gua selalu ada. Gua selalu ada kalo lu butuh pertolongan.

Tapi, tolong— tolong jangan jadiin gua pelampiasan disaat kaya gini. Gua gamau berharap lebih lagi, Moon. Gua gamau sakit hati buat kedua kalinya.

Lu boleh datengin gua, tapi disaat emosi lu stabil, jangan pas lu lagi labil. Lu boleh datengin gua, disaat lu butuh tolong tapi jangan pas perasaan lu lagi kosong." Juna berkata lirih.

Moona terdiam, menelan semua kata yang dilontarkan Juna lamat - lamat.

"Sukses, Moon. Gua tunggu lu di PTN tahun depan."

Juna berkata seperti itu bukan bermaksud semakin membuat Moona sedih. Ia hanya bermaksud memberi tahu Moona sebelum keduanya sama - sama sakit hati.

Karena Juna tahu betul, siapa itu Moonata Eunice lebih dari gadis itu mengenal baik seorang Juna Wulvian.

|SAJAK TANPA SUARA|

Moona benci dirinya saat ini. Moona benci dirinya yang terlihat rapuh, lemah, serta seperti tak ada harapan hanya karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Moona benci dengan rasa sakit hatinya yang mengalahkan semangatnya untuk mempersiapkan perangnya anak kelas 12 alias SBMPTN.

sajak tanpa suara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang