18. kesempatan dalam kesempitan

457 82 11
                                    

Bisa kalian bayangkan bagaimana histerisnya Mika ketika melihat Binar dibawa oleh dua anak OSIS keluar dari ruangan rapat guru dengan wajah lebam dan berdarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bisa kalian bayangkan bagaimana histerisnya Mika ketika melihat Binar dibawa oleh dua anak OSIS keluar dari ruangan rapat guru dengan wajah lebam dan berdarah. Dengan marah dan mengumpat dalam 1001 bahasa, ia mengambil Binar lalu turut membawanya ke UKS.

Sambil membersihkan darah serta mengompres lebam Binar, mulut Mika tidak berhenti melontarkan kalimat "Siapa si bang*** yang udah berani nyentuh cewe gua, mati lu pokoknya besok ama gua."

Hingga Binar pusing mendengar ocehan lelaki itu, Mika akhirnya berhenti.

"Udah lu gausah masuk kelas, gausah ngurusin ekskul dulu. Istirahat diem disini," Titah Mika, sorotnya menuntut.

"Turutin, gak boleh bantah." Tegas Mika lagi saat Binar ingin turun dari ranjang UKS.

"Gak mau disinii, sendirian bosen," Rengek Binar.

"Nanti gua temenin, beb." Mika membelai rambut cokelat milik Binar.

"Mau cerita apa mau tiduran dulu? Masih pusing kan?" Tanya Mika yang diangguki Binar.

"Yaudah ceritanya nanti aja kalo lu udah mendingan, sekarang tiduran dulu, gua mau beli teh anget di kantin." Binar mengikuti apa yang disuruh oleh Mika.

Hingga 2 jam kemudian, Binar terbangun dan baru menyadari bahwa ia ketiduran di UKS —lengkap dengan Mika di samping ranjangnya beserta teh yang mungkin sudah tidak panas lagi.

"Mik? Bangunn," Panggil Binar, dengan sigap Mika terbangun.

"Eh si cantik udah bangun, nih tehnya —tapi udah gak anget yah," Mika menyodorkan minuman berwadah plastik itu.

"Ini kita jadinya bolos kelas?" Tanya Binar ragu sambil menyesap tehnya. Mika mengangguk.

"Udah gakpapa, yang. Gara - gara kejadian tadi banyak kok yang gak masuk kelas. Apalagi lu juga jadi salah satu korban, pasti dimaklumi lah."

"Terus kenapa lu gak masuk kelas?" Heran Binar.

"Ya menemani sayangku dalam masa penyembuhan lah,"

"Lu kira gua sakit parah apa?!" Sewot Binar.

Mika tertawa, "nah gini dong, Binar yang asli balik. Yang suka sewot sama marah - marah, bukan kayak tadi —lemes, pucet gaada tenaga."

Binar mengerucutkan bibirnya yang membuat Mika gemas hingga tak sadar mencubit pipi tembam gadis itu.

"SAKITTT MIKAAAAAAA!!!!!!!" Teriaknya lalu memukuli lengan lelaki itu.

"Sorry beb, lupa hehehe. Abisnya gemes," Mika membentuk tanda peace di jarinya.

"Yaudah gua mau masuk kelas, bosen disini," Binar beranjak turun dari ranjang.

"Bentar lagi juga pulang, mending ikut gua!" Ajak Mika sambil menaik turunkan alisnya.

"Ih sesat yang ada kalo gua ngikut lu." Cibir Binar.

sajak tanpa suara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang