39. mimpi buruk?

432 73 14
                                    

Hawa menaruh seragam cheersnya di dalam loker, ternyata hari ini ekskul tersebut ditiadakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hawa menaruh seragam cheersnya di dalam loker, ternyata hari ini ekskul tersebut ditiadakan. Sebelum menutup pintu lokernya, netranya tak sengaja menangkap kotak pink diantara himpitan buku pelajarannya.

Diambilnya perlahan kotak tersebut, atensinya terfokus.

Kotak yang didalamnya berisi peralatan p3k terutama cream untuk pegal - pegal beserta koyo. Tak lupa secarik kertas yang menjadi penyemangat Hawa sebelum ekskul.

selamat pagi, siang, sore, malam, hawa lamisa!

jangan sakit ya? nanti ada yang sedih :) pastiin disetiap ekskul kamu gak cedera ya, kalo cedera cepet buka ini!

semangat ekskulnya, jangan lupa bahagia❤

tuan puteri angkasa gak boleh cemberut!

Tanpa sadar, seulas bulan sabit yang beberapa hari ini tenggelam kembali muncul —hanya karena kenangan lawas dan hatinya yang terlanjur rindu.

Jujur, ia merasa bersalah. Semenjak kejadian waktu itu, mereka tidak bersama lagi. Tidak ada sapa dan tidak ada tatap.

Begitupun F5, walaupun berkumpul kembali —mereka memutuskan untuk tidak membahas hal itu. Fokus membuat Moona kembali tertawa dan melupakan mereka belum mendapat penjelasan hingga seseorang masih merasa sendirian.

Dirinya akhir - akhir ini jarang berkumpul bersama kawanan itu, kadang memilih makan bekal di kelas atau ikut ketika ekskulnya —theater dan cheerleader— mengadakan traktiran di kantin. Selebihnya? Ia hanya ikut ketika ditarik paksa Senja atau Binar.

Begitupun pemuda itu. Memutuskan kembali tertutup dan gila basket. Disetiap istirahat, menyuarakan amarah dan kesepiannya lewat pantulan bola basket yang kesana kemari. Memberi tontonan gratis bagi para penggemar sang kapten.

Mereka masih punya hubungan kan? Entah. Hawa menjadi ragu akan itu. Hawa berharap Kasa mendatanginya untuk membujuk, tapi harapannya termakan sia - sia.

Dinding gengsi melebihi pagar rindu yang membentengi —membuat keduanya saling menghindar ketika harusnya sama - sama tersadar.

Akhirnya ia kembali menaruh kotak itu. Nusa Cup kemarin seolah menjadi momen - momen terakhir mereka. Hatinya meringis, ia tidak ingin berakhir secepat ini namun egois mendominasi.

"Wa! Ayo!" Teriak Haekal dari ujung lorong.

Nyatanya, walaupun ia rindu tapi ia memutuskan meninggalkan kenangan itu rapat - rapat.

"Hari ini kita latihan pakai tema apa?" Tanya Hawa sembari berjalan.

"Swan lake," Haekal menjawab.

"Loh? Itu berarti ada ballet ballet nya dong?!" Hawa sontak terhenti.

"Iyaa, paling yang bisa ballet yang ditunjuk. Yejira, Yuna, Caca kayanya bisa," Haekal mengangguk - angguk.

sajak tanpa suara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang