04. senja, kala terangnya bulan

861 126 18
                                    

Sehabis petang menyapa, matahari sudah menurunkan takhtanya dari kerajaan langit, semburat oranye telah tergantikan oleh bentangan hitam dengan gemerlap bintang sepanjang mata memandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehabis petang menyapa, matahari sudah menurunkan takhtanya dari kerajaan langit, semburat oranye telah tergantikan oleh bentangan hitam dengan gemerlap bintang sepanjang mata memandang.

Senja berlari - lari turun dari kamarnya, "Mama! Aku nginep rumah Renjun ya!" Teriaknya memenuhi ruangan.

"Pelan - pelan turunnya, sayang —nanti kamu jatuh" Mama Luna (Luna F(x)) memperingatkan, Senja hanya tertawa.

"Mau nginep rumah Renjun mah, hari ini Oma datang katanya" Senja berseru antusias.

"Wah beneran? Kalau gitu, nanti mama juga ikut kesana" Luna mengangguk - angguk.

"Okey, aku duluan ya kesana! Mama jangan kangen aku malam ini!" Canda Senja, lalu beralih mencium kedua pipi sang mama lantas berlari lagi menuju rumah Fajar.

"Senja... Senja... semoga kamu selalu bahagia ya sayang" Gumam Luna lirih. Ia menghembuskan nafas pelan.

|SAJAK TANPA SUARA|

Senja mengucap salam, lalu berlari masuk. Dilihatnya seorang wanita yang sudah memiliki rambut berwarna putih itu tengah duduk di sofa ruang tamu Fajar.

"OMAA!" Pekiknya girang, lalu segera menghamburkan dirinya ke dalam pelukan wanita yang kini usianya menginjak kepala tujuh.

"Senja sayang" Ujar Oma penuh kelembutan, menyambut pelukan gadis yang sudah dianggapnya sebagai cucu tersebut. Ia mencium kepala Senja penuh kehangatan.

"Aku kangen oma banget!" Seru Senja setelah pelukannya terlepas, ia menatap wanita didepannya dengan mata berbinar.

"Oma juga kangen Senja, sudah lama kita gak ketemu. Senja sekarang sudah besar dan semakin cantik ya, pantas saja Fajar suka" Ujar Oma bergurau —tertawa renyah yang mengundang keinginan Senja untuk ikut tertawa juga.

"OMA!" Dari dalam dapur, Fajar berseru tidak terima. Senja hanya tertawa melihat interaksi nenek dan cucu tersebut.

"Oma kok sekarang jarang sih main kesini lagi? Opa makin sibuk ya di Surabaya? Oma kan jadi jarang ketemu kita lagi, sekali ketemu pas kita udah besar. Lihat tuh Renjun, sekarang makin nakal, sering banget jahilin Senja" Senja mencerocos sekaligus mengadu —membalas rindu terhadap Oma yang sudah ia anggap sebagai neneknya sendiri.

"Kalau ngomong jangan asal" Ujar Fajar yang datang dari dapur sambil membawa tiga cangkir teh.

"Emang gitu kan kenyataannya? Gausah ngelak, wle" Ejek Senja sambil menjulurkan lidahnya kearah Fajar yang dibalas hal serupa oleh laki - laki itu.

"Tuh, Ma. Lihat, masih aja sama kayak dulu mereka berdua, masih suka berantem —bedanya, sekarang juga makin serasi" Goda Bunda Victoria (Victoria f(x)) —ibunda Fajar.

"BUNDA!" Seru keduanya tidak terima dengan kalimat terakhir.

"Intinya cucu - cucu oma makin dewasa sekarang" Timpal Oma sambil tertawa, memeluk Fajar dan Senja yang berada disampingnya.

sajak tanpa suara✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang