Jennie sudah berada di depan pelataran rumah yang sangat luas. Dengan balutan mini dress bermerk Chanel ia berjalan masuk ke dalam bangunan megah bak istana milik keluarga Kim. Di depan pintu, kekasih tercintanya sudah menunggu. Jisoo dengan sweater biru bermerk Coach serta bawahan mini skirt hitam pun langsung memeluk tubuh Jennie. Tidak lupa ia juga mengecup sekilas bibir mungil kekasihnya.
"Dengan siapa?"
"Manajer Lee."
Mereka berdua lalu menyusul Nyonya dan Tuan Kim di halaman belakang. Tidak lupa Jisoo mengenalkan Jennie kepada kedua orang tuanya.
"Jisoo sudah menceritakan tentangmu kepada Eomma." Ucap Nyonya Kim sembari memeluk tubuh Jennie.
Sedangkan Jennie hanya tersenyum canggung.
"Kenapa mau dengan Jisoo?" Ledek Tuan Kim.
"Yak Appa! Anakmu ini cantik." Protes Jisoo.
Mereka pun masuk kedalam dan makan siang bersama di meja makan. Obrolan hangat diselingi candaan mengisi meja makan. Nyonya Kim sesekali menyendokkan lauk pauk ke piring Jennie. Sepertinya orang tua Jisoo menyukai sosok Jennie.
"Setelah ini ikut eomma dan Jisoo ne?"
Jennie hanya mengangguk lalu kembali melahap makanannya.
Selesai makan siang, Appa Kim segera pergi untuk urusan bisnisnya. Sedangkan Jennie dan Jisoo masih diruang tengah. Bermain dengan anjing kecil kesayangan Jisoo. Bandalgom.
"Kau sangat cantik." Puji Jisoo melihat Jennie dengan dress putihnya.
"Khansahamnida Nona Kim." Ledek Jennie mengikuti ucapan beberapa pelayan di kediaman Jisoo.
Jennie masih terus bermain bersama Dalgom. Sedangkan Jisoo bermain dengan pipi kesukaannya. Pipi chubby milik Jennie.
"Chu ya, Jennie ya kajja." Ajak Nyonya Kim kepada kedua wanita yang tengah duduk di sofa.
Mereka lalu bangkit dan berjalan keluar bersama Nyonya Kim. Jisoo membantu sang eomma membawa beberapa bingkisan. Di area depan sudah terparkir mobil berjenis Rolls Royce Phantom Drophead Coupe 6.7 L berwarna hitam. Jisoo duduk dikursi depan sedangkan kekasih dan ibunya dikursi penumpang.
Selama perjalanan Nyonya Kim selalu mengajak Jennie berbincang. Nyonya Kim tahu jika Jennie seorang idol yang sedang naik daun dan sukses. Bahkan Nyonya Kim bilang jika dirinya sering menonton music video kekasih dari anaknya itu.
"Eomma juga sering menirukan gerakan dance mu." Ledek Jisoo.
"Tulang eomma bisa patah jika meniru gerakan tari Jennie."
Jisoo lalu tertawa mendengar jawaban eommanya itu. Begitupun dengan Jennie yang hanya berani mengeluarkan senyumnya.
1 hour later...
Jisoo membukakan pintu untuk sang eomma terlebih dahulu dan menghampiri Jennie yang keluar dari pintu satu lagi. Kemudian ia juga membantu membawa bingkisan yang sebelumnya ada di bagasi mobil mereka.
📍Korea Childhood Leukemia Foundation
Adalah tempat dimana mereka sekarang berada. Keluarga Jisoo selalu menyempatkan diri untuk berkunjung dan memberi sedikit hadiah bagi anak-anak yang ada disana. Nyonya Kim juga secara rutin memberikan donasi untuk yayasan tersebut.
"Jisoo Noona!" Panggil salah satu anak ketika melihat Jisoo.
Jisoo tanpa menunggu segera memeluk tubuh kecil itu.
"Oh Jung ah, Noona merindukanmu."
"Nado."
"Oh kenalkan, Jennie Noona."
"Hai!" Sapa Jennie sembari melambaikan tangannya.
"Annyeong Haseyeo! Oh Jung Nam imnida."
"Annyeong Oh Jung-ah, Jennie Kim imnida." Ucap Jennie balik.
Tiba-tiba Oh Jung meminta Jisoo untuk sedikit membungkukkan padanya. Lalu ia berbisik di telinga Jisoo.
"Oh Jung bilang kau cantik."
"Benarkah? Terima kasih. Kau juga sangat lucu." Ucap Jennie yang diakhiri dengan senyumnya.
Setelah itu, Jisoo dan Jennie pun mulai membacakan sebuah cerita fiksi dihadapan para anak. Si Sulung Dengan Batu Ajaib, itulah judul buku cerita yang dibaca keduanya. Apa yang dilakukan mereka, cukup membuat anak-anak tertawa. Sangat bahagia ketika melihat senyum terukir dari wajah polos semua anak itu.
Jisoo sangat candu dengan senyum tulus semua anak yang ada disana. Ia sangat mencintai semua anak kurang beruntung itu. Terutama Oh Jung Nam.
Eomma Kim yang melihat pemandangan didepannya juga sangat bahagia karena bisa melihat lagi senyum bahagia dari anak semata wayangnya. Jennie bisa membuat senyum itu kembali hidup. Senyum dari bibir berbentuk hati.
***
Jennie POV
Rasanya beruntung sekali memiliki Jisoo sebagai kekasih. Jisoo dengan segala sikap manisnya ketika sedang berdua bersamaku ataupun Jisoo dengan kasih sayangnya yang tulus untuk semua anak di yayasan. Belum lagi Jisoo yang mencintai orang tuanya.
Awalnya aku mengira jika keluarga Jisoo adalah keluarga kaya yang hanya mementingkan kehidupan mereka sendiri. Tetapi ternyata tidak. Keluarga Jisoo penuh dengan kasih sayang dan canda tawa. Aku menyukai suasana yang tercipta saat sedang bersama keluarganya. Sangat hangat.
"Besok aku harus ke kantor agensi ku." Ucapku kepada Jisoo yang tengah menyetir.
Setelah kembali dari Yayasan, aku pamit untik segera pulang ke Apartement karena obatku tertinggal. Jisoo pun lantas menawarkan diri untuk mengantarku. Tentu aku tidak keberatan.
"Biar aku antar." Ucap Jisoo.
"Kau memang tidak bekerja?"
"Aku mendapat shift malam, jadi tidak apa."
"Ji."
"Hmm.. ada apa hun?"
"I love you."
Jisoo menatapku sekilas. Lalu meraih tanganku dan mengecupnya.
"I love you too."
Setelah kalimat itu kami saling tersenyum dan Jisoo enggan melepaskan genggamannya di tanganku.
Jennie POV end
Jisoo mengantarkan Jennie sampai didepan pintu apartement kekasihnya itu. Lalu ia segera pergi menuju apartement miliknya. Hari ini ia mendapat bagian libur.
Ketika ia melewati ruang tengah, ia masih melihat foto wanita masa lalunya yang terbingkai dengan rapih. Jisoo lalu meraih bingkai tersebut dan membawanya keluar pintu apartement agar petugas kebersihan dapat membuangnya.
"Semoga kau tenang disana."
Batin Jisoo lalu kembali menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] COïNCIDENCE
FanfictionAku cinta kamu! pena ku yang menuliskan dan hatiku yang mengatakan.