Confuse

4K 575 8
                                        

Jisoo tengah memilih cincin mana yang bagus untuk jari manis sang kekasih. Jennie masih di apartement karena kakinya yang masih terasa sakit. Bahkan daritadi kekasihnya itu meminta dirinya untuk segera kembali.

"Can i have this one?"

"Oh, sure!"

Pelayan itu pun segera memperlihatkan cincin yang sebelumnya Jisoo tunjuk.

Jisoo lalu melihat cincin itu. Pikirnya sangat cocok untuk Jennie.

Simple, but classy.

"Saya ambil yang ini." Ucap Jisoo seraya memamerkan senyumnya yang membuat pelayan cantik itu ikut tersenyum.

Jisoo tidak lupa memberikan credit card miliknya.

Tidak lama pelayan itu kembali dengan memberikan satu goodie bag kecil serta credit card milik Jisoo.

"Terima kasih Nona."

"Ne, sama-sama."

Ia lalu pergi meninggalkan toko perhiasan tadi. Lalu sekarang Jisoo malah bingung. Bagaimana cara dia untuk memberikan cincin ini. Wanita satu ini memang bukan sosok romantis seperti yang ada di drama korea.

Rasanya ia ingin menemui Lisa dan bertanya bagaimana cara yang pas untuk memberikan cincin kepada kekasihnya. Lisa memang dikenal sebagai sosok romantis. Pantas jika Chaeng termakan omongan manis wanita itu.

"Aish! persetan romantis atau tidak."

Gerutu Jisoo lalu mulai membawa mobilnya menuju apartement.

Jennie memintanya untuk membelikan donat saat jalan pulang. Jisoo pun menurut dan berhenti sebentar disalah satu toko donat langganan kekasihnya.

Satu lusin donat serta dua es kopi sudah ditangannya. Kini Jisoo sudah kembali fokus mengendarai mobil mewahnya. Tidak lupa lagu-lagu dari Taeyeon menemani sepanjang jalan.

"It's not fine ye ye ye ye...."

"It's not fine...."

"Sepertinya aku bisa menjadi teman duet kekasihku." Ucap Jisoo dengan cengir bodohnya.

Tidak terasa setelah hampir 15 menit, Jisoo pun sampai di basement. Memarkirkan mobilnya lalu berjalan ke arah lift. Di tekannya tombol bertuliskan 10. Senyumnya bahkan belum pudar sedaritadi.

Ceklek~

"Sayang.... Aku membawakan donat untukmu." Jisoo menghampiri Jennie yang tengah menonton film di ruang tengah.

"Kenapa lama sekali sih?" Kesal Jennie sembari membuka kotak berisi donat.

"Tadi mengantri." Jawab Jisoo.

Jennie masih menikmati donatnya. Tidak lupa ia juga menyuapi Jisoo.

"Jen, kalau donat ini dimasukkan ke jarimu bagus tidak ya?" Tanya Jisoo dengan memainkan jari manis Jennie.

"Tidaklah sayang, kebesaran." Jawab Jennie masih melahap donat rasa matcha.

Jisoo mengangguk. Tangan kirinya mulai merogoh kantung jeans miliknya.

"Bagaimana kalau ini?" Tanya Jisoo setelah memakaikan jari manis Jennie sebuah cincin.

"Bagaimana kalau ini?" Tanya Jisoo setelah memakaikan jari manis Jennie sebuah cincin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji!"

Jennie tanpa menunggu langsung berhambur memeluk tubuh Jisoo erat. Air matanya tidak bisa lagi ditahan. Ia bahagia karena kekasih bodohnya ini memiliki komitmen soal hubungan mereka.

"You like?"

Jennie mengangguk dengan menghapus air mata yang ada di pipinya.

"Ofcourse, stupid!"

Keduanya tertawa dan saling mendekatkan wajah. Tidak lama bibir mereka menyatuh. Lumatan-lumatan kecil mulai Jisoo berikan untuk sang kekasih. Mengalirkan rasa sayang yang keduanya miliki.

"I love you always."

"Me too."

Ucap keduanya disela ciuman panas mereka.

Suara decakan yang keluar menemani malam sunyi kali ini. Jangan dipikirkan sepanas apa kelanjutan adegan yang akan terjadi nanti. Tidak akan sanggup.

Persetan dengan kaki Jennie yang terkilir. Jisoo akan memperlakukan wanitanya dengan baik malam ini. Tanpa pengecualian.

***

"

Putri eomma akhirnya datang." Sapa Eomma Kim lalu memeluk kedua wanita didepannya.

Eomma Kim lalu mengajak Jennie dan Jisoo untuk duduk di taman belakang rumahnya sembari menikmati secangkir teh hangat.

"Wah... mawar birunya indah sekali Eomma." Ucap Jennie saat melihat mawar biru yang tumbuh subur.

"Ah itu Jisoo yang menanamnya."

Jennie lantas menatap Jisoo tak percaya.

"Wae? pasti tidak percaya."

"Memang." Ledek Jennie dengan menjulurkan lidahnya mengejek.

Ia lalu ikut duduk disamping Jisoo. Menyeruput teh hangat yang sudah disiapkan.

"Mana appa?" Tanya Jisoo.

"Sebentar lagi juga kebawah."

Jisoo mengangguk.

Tidak lama sosok pria paruh baya itu menghampiri mereka. Memeluk tubuh Jisoo lama dan mengecup sebentar dahi putri tercintanya.

"Appa merindukanmu Soo." Ucap Appa Kim semangat.

"Nado. I miss you too."

"Jennie-ya, apa kabar?" Sapa Appa Kim.

"Baik Appa-nim."

"Appa masih tidak habis pikir kenapa Jennie mau denganmu Soo."

"Yah!" Protes Jisoo yang mendapat tawa dari yang lain.

Mereka menghabiskan waktu sorenya dengan berbincang dan bersenda gurau bersama. Jennie sangat nyaman berada diantara keluarga Jisoo. Kehangatan selalu menyertai mereka.

"Appa sudah lapar. Kajja kita makan malam bersama." Ajak Appa Kim yang dibalas anggukan.

Mereka lalu masuk menuju meja makan. Bersamaan dengan Chaeng yang baru pulang kuliah bersama Lisa disampingnya. Tidak lupa Chaeng mengecup pipi kanan unninya terlebih dulu.

Selama acara makan malam itu Jisoo terus meminta Jennie untuk menyuapinya. Bahkan tidak jarang Eomma Kim memarahi Jisoo karena sifat manjanya itu. Namun putrinya seakan tidak peduli dan terus meminta Jennie menyuapinya.

"Appa semakin heran denganmu Jennie-ya." Ucap Appa Kim lalu kembali menikmati makan malamnya.

[END] COïNCIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang