Call

4.3K 671 56
                                        

Jisoo berlari mengejar Mina yang langsung pergi ketika melihat wajahnya. Hampir tiga tahun Jisoo mencari sosok yang dikiranya sudah tiada. Sampai akhirnya mereka bertemu ditempat yang tak terduga.

Mina terus berlari menjauh dari Jisoo. Begitupun dengan Jisoo yang terus mengejar Mina. Sampai akhirnya ia berhasil meraih lengan wanita Jepang itu lalu membawanya kedalam pelukan.

Mina terus menangis didalam pelukan. Tangannya tidak berhenti memukul pundak Jisoo. Memberontak untuk lepas dari pelukan.

"We need to talk." Ucap Jisoo yang mendapat gelengan kepala dari Mina.

"Apalagi Ji? Aku bahkan sudah melupakanmu."

"Kabar kau telah meninggal dunia."

Mina melepaskan genggaman tangan Jisoo dan menghembuskan nafas kasar.

"Aku melakukannya untuk menjauh darimu." Mina lalu pergi meninggalkan Jisoo yang masih berdiri mematung.

Melihat Mina yang semakin jauh, ia memutuskan untuk kembali ke tenda dan mengurungkan niatnya untuk menghubungi Jennie. Rasanya sangat hancur mendengar alasan sang kekasih hati pergi meninggalkannya kala itu. Untuk menjauh darinya.

"Kau kenapa?" Tanya Ji Na melihat wajah Jisoo yang dipenuhi keringat.

"Aniyo." Jisoo melihat layar ponselnya yang kini retak karena ia jatuhkan tadi.

"Kau sudah mengabari Jennie?"

Jisoo hanya menggelengkan kepalanya lemah.

"Bersihkan tubuhmu, lalu hubungi Jennie lewat telepon di posko kesehatan. Kekasihmu pasti khawatir."

Ia lalu mengangguk dan membuka kopernya untuk mengambil pakaian bersih untuk digunakan.

Hampir setengah jam, kini Jisoo sudah berada di posko. Ia masih menunggu satu orang yang masih melakukan panggilan. Sampai akhirnya gilirannya tiba untuk menghubungi Jennie.

"Hallo, sayang!"

"Sayang, akhirnya kau mengabari ku."

"Mianhae, handphone ku rusak. Kau sudah makan?"

"Sudah, harusnya aku yang bertanya. Kau sudah makan? minum vitaminmu? Setelah ini langsung istirahat ya."

"Nanti setelah menghubungimu. Jen, aku mau melihat wajahmu."

"Aku sudah menyuruhmu untuk naik keatas bukit Kim Jisoo."

Omel Jennie yang membuat Jisoo mengeluarkan senyumnya.

"Bukit apa? Bukit milikmu?"

"Dasar dokter mesum."

........

Percakapan mereka terus berlanjut karena tidak ada orang lagi yang menunggu giliran untuk menggunakan telepon umum. Mereka masih terus mengeluarkan candaan satu sama lain. Tidak jarang Jennie mengomel karena Jisoo yang selalu meledeknya.

Sampai akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mengakhiri panggilannya setelah Jennie menyuruh Jisoo untuk mengisi perutnya.

"Bagaimana?" Tanya Ji Na setelah Jisoo kembali.

"Sudah." Jisoo lalu melahap sesendok ramen yang sebelumnya sudah ia seduh.

Jisoo menghabiskan ramennya sembari berbincang dengan Ji Na dan Irene. Sesekali Jisoo akan menyuapi Irene ramen miliknya. Irene bilang dia lapar dan kehabisan makanan sebelumnya.

[END] COïNCIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang