Le début

21.9K 1.1K 72
                                    

Pukul 23.00 waktu Korea Selatan, seorang wanita baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dengan segera ia melepas jas putih yang sedari tadi melekat di tubuhnya.

Kim Jisoo seorang dokter ortopedi di sebuah rumah sakit ternama Seoul National University Hospital. Bahkan banyak pasien yang hanya mempercayai penyakitnya kepada dokter cantik ini.

Jisoo POV

Akhirnya aku selesai dengan pekerjaanku hari ini. Rasanya sangat lelah melayani pasienku yang silih berganti mendatangiku. Apalagi saat aku mendengar beberapa keluhan mereka. Tetapi aku yakin dengan pekerjaanku ini, aku bisa sedikit berguna untuk orang-orang yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

knock knock knock

Hufftt.. baru saja aku akan meraih tasku dan bergegas pergi, pintu ruanganku sudah diketuk lagi. Ku buka pintu putih itu dan seorang perawat segera membungkukan tubuh dengan wajah cemasnya.

"Dokter-nim seorang pasien harus segera di operasi saat ini juga."

"Mianhae perawat Ahn, tapi waktu kerjaku sudah selesai hari ini." Ucapku dengan perasaan bersalah.

"Tetapi direktur langsung yang meminta anda untuk menangani pasien ini. Tolong Dokter-nim!"

Pinta Perawat Ahn, ia hampir saja akan bersungut kepadaku. Tentu aku tidak tega dan menahan tubuhnya agar tetap berdiri sejajar denganku.

"Baiklah. Segera bawa pasien itu ke ruang operasi. Saya akan mempersiapkan diri dulu." Balasku. Ia lalu berterima kasih.

Siapa memang pasien itu sampai Direktur sendiri yang memintaku untuk menjalankan operasi untuknya. Aku sangat tidak menyukai orang-orang seperti itu. Orang yang memanfaatkan status untuk di nomor satukan. Tanpa sedikitpun usaha.

Setelah para petugas operasi menyiapkan seluruh peralatan, bahan, dan obat-obatan sesuai SOP aku pun keluar dari ruanganku. Perawat Ahn memberikan ku data medis dari pasien.

Jennie Kim, 23 tahun.

"Dia seorang penyanyi solo yang sedang naik daun Dokter Kim." Ucap Perawat Ahn pelan.

Aku hanya mengangguk lalu segera melakukan hand scrubbing, glowning, dan handgloving.

Aku melangkahkan kaki ku masuk ke ruang operasi. Sudah ada sekitar empat petugas operasi dan satu dokter pendampingku. Dokter Bae. Perawat Ahn memakaikan pakaian operasi di tubuhku.

Pemasangan pen. Itulah bedah yang harus aku lakukan. Menurut salah satu petugas, wanita ini mengalami insiden saat melakukan konser pertamanya beberapa jam lalu. Wanita ini juga keponakan dari pemilik rumah sakit tempatku bekerja.

POV END

Pintu tetutup, lampu operasi dinyalakan. Jisoo dengan alat operasinya sangat fokus dengan pergelangan kaki sang pasien. Pergeseran tulang pasien cukup parah. Sampai akhirnya Jisoo memasangkan pen berbahan titanium di area tulang yang bergeser.

Setelah pen terpasang sempurna, Ia kembali menjahit bekas sayatan di pergelangan pasien. Setelah menjahit dan membungkus pergelangan pasien dengan perban, operasi selesai dan dinyatakan sukses. Semua petugas tak terkecuali Jisoo saling membungkukkan tubuhnya tanda terima kasih.

Jisoo segera melepas baju operasinya dan mencuci tangannya agar steril.

"Kau memang dokter yang hebat Jisoo ya." Ucap seorang pria yang saat ini berada disampingnya.

"Terima kasih atas pujianmu." Balas Jisoo lalu melenggang pergi meninggalkan lelaki itu.

"Kau bahkan tidak pernah berubah." Gumam lelaki itu dengan senyumnya.

***

Jennie POV

Ah kenapa kepalaku sangat pusing. Lalu dimana aku. Yak ini rumah sakit. Ku lihat pergelangan kakiku sudah dilapisi perban putih. Sialan kenapa aku lemah sekali.

Aku terjatuh dan keseleo saat menuruni tangga di konserku semalam. Kau tahu, padahal itu adalah konser perdanaku.Menyebalkan sekali. Aku benci diriku yang lemah.

Saat aku tengah memikirkan nasib kaki ku, tiba-tiba saja seorang dokter cantik ditemani dua perawat dibelakangnya mendatangiku.

"Selamat pagi Nona Kim."

Shhiitt.. suaranya sangat seksi. Oh apalagi senyumnya. Bibir berbentuk hatinya seakan menyapaku.

"N-ne pagi dokter."

Ia mengecek pergelangan kaki ku lalu kembali menutupnya dengan selimut.

"Setelah ini tolong konsumsi vitamin D yang sudah disediakan. Lalu jangan lupa untuk terus mengkonsumsi  makanan yang mengandung protein." Ucapnya mengingatkan ku.

Aku mengangguk. "Lalu kapan aku bisa pulang?" Tanyaku.

"Sebenarnya lusa anda bisa pulang karena untuk perawatan pasca operasi pemasangan pen bisa dilakukan dirumah." Ucapnya ramah dengan senyum indahnya.

"Kalau begitu istirahatlah." Ucapnya lalu keluar dari ruanganku.

"Tuhan kenapa ada wanita secantik itu." Gumamku saat dokter itu sudah keluar dari ruanganku.

[END] COïNCIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang