Should I?

7.5K 929 59
                                        

Cahaya matahari sudah menampakkan dirinya, mencari celah agar cahayanya menembus jendela kamar milik wanita cantik bernama Kim Jisoo. Mencoba membuat sang wanita cantik membuka matanya.

Jisoo perlahan mengerjapkan matanya, menyesuaikan dengan sinar matahari yang menyilaukan. Ia duduk lalu meregangkan ototnya. Menggulung rambutnya keatas dan meminum air putih.

Tak lupa, setelah melakukan ritual bangun tidurnya ia meraih ponsel dan menggeser layarnya keatas. Dilihatnya beberapa notifikasi pesan. Seperti biasa hanya ada pesan dari kawan seprofesinya, eomma tercintanya, dan beberapa pria yang sudah lama mengincarnya. Tetapi ada satu pesan yang menarik perhatian Jisoo. Sebuah pesan dari Jennie Kim.

Jennie

"Selamat pagi Dokter Kim."

Hanya untuk mengucapkan selamat pagi?

Batinnya.

"Selamat pagi juga Nona Jennie."

Setelah membalas pesan dari Jennie, Jisoo segera keluar dari kamarnya. Mengisi air mineral kedalam gelas lalu meminumnya.

Belum juga lima menit ia membalas pesan dari Jennie, ponselnya sudah berdering lagi dan itu adalah balasan dari Jennie.

"Oh kau sudah bangun, Dokter bisakah anda memanggilku tanpa kata nona didepannya?"

"Lalu kau juga jangan gunakan kata dokter didepan namaku Jennie-ssi."

"Dan cukup panggil ku Jennie, Jisoo."

Percakapan mereka berlanjut. Jisoo berjalan menuju sofa untuk duduk lalu kembali melanjutkan perbincangan dengan pasiennya ini. Jennie hanya bertanya tentang keadaan kakinya saat ini dan menurut Jisoo itu hal yang wajar karena selama ini dirinya yang menangani Jennie.

Sudah pukul 09.00 Jisoo pun bersiap untuk pergi bekerja. Ia segera berjalan ke arah kamar mandi meninggalkan ponsel miliknya diatas meja.

Setelah 30 menit Jisoo lalu berlalu pergi menuju Rumah Sakit. Selama di perjalanan ia hanya mendengarkan siaran radio pagi. Bersenandung pelan menikmati setiap lagu yang diputar oleh penyiar. Sampai akhirnya ada satu lagu yang mengingatkan dirinya akan seseorang.

"Bogoshipeo."

Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya tiap mengingat segala kenangan yang menurutnya terlalu indah.

"Selamat pagi dokter-nim." Sapa seorang perawat saat Jisoo berjalan melewati lorong rumah sakit.

"Ne selamat pagi."

Setelah menempelkan sidik jari pada mesin absensi, ia langsung mendudukan dirinya dan mulai mengecek data pasien seperti biasanya.

Ia harus mengecek beberapa pasien rawat inap baru setelahnya melayani pasien yang baru akan memeriksa kondisi tulang dan sendinya. Kebanyakan dari pasien Jisoo adalah lansia ataupun beberapa korban kecelakaan.

Knock knock

"Ne, silahkan masuk."

"Dokter Kim mianhae saya terlambat." Ucap Perawat Ahn sembari membungkukkan tubuhnya.

[END] COïNCIDENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang