Part 17 : Dimulainya Penyelidikan

286 59 5
                                    

"Perasaan ini membuatku lupa, bahwa terkadang ada hal-hal yang memang tak bisa kita bagi pada siapa saja. Rasa sakit yang kita rasakan misalnya?"










Venus mendorong pelan benda tebal yang menghalangi masuknya sinar matahari pagi dari ufuk timur itu. Sesekali ia menguap. Sambil menguap, ia beranjak ke kamar mandi dan melakukan rutinitasnya di pagi hari libur, yaitu mencuci muka dan sikat gigi serta mengganti pakaian. Ia terlalu malas untuk mandi. Saat tengah mengganti pakaiannya tiba-tiba ia teringat akan Mars. Mars yang ia temui di gedung tua itu, sampai sekarang masih menjadi misteri bagi Venus. Ia lalu tersenyum singkat, ia tahu apa yang harus ia lakukan di hari minggu ini.



Sambil merapihkan bajunya, Venus berjalan menuruni tangga rumahnya. Ia hendak turun ke bawah. Ia mengedarkan pandangannya menerawang ke seluruh penjuru ruangan.


Tapi nihil.


Orang yang ia cari tak kunjung ia temukan.

Ayahnya, Mamanya, Vera dan Vino, sepertinya mereka sedang tidak ada di rumah. Memang, bukan sekali dua kali Venus harus tertinggal sendirian di rumahnya, Ayahnya yang sibuk bekerja ditambah Mamanya yang seolah tidak menganggapnya ada membuatnya terpaksa harus jadi upik abu di rumahnya sendiri.

Ia pun melanjutkan langkahnya. Ia harus pergi untuk menyelidiki apa yang sampai saat ini masih mengganjal di pikirannya.



***


Lantunan lagu Don't Wanna Cry milik Seventeen terdengar dari hp Venus menandakan adanya panggilan masuk. Venus yang saat itu tengah berjalan menuju halte pun memilih berhenti dan mengangkat panggilan tersebut.

Setelah menggeser tombol hijau di layar ponselnya, Venus langsung menempelkan benda datar itu di telinganya hingga sebuah suara super cempreng terdengar dari seberang sana.

"Halo Ven, lo dimana?" sahut Abelia.

"Gue lagi di jalan," jawab Venus dengan polosnya.

"Kita hangout yuk, mumpung ini hari minggu, di rumah gue juga gak ada orang," ajak Abelia kemudian.

Venus sempat terkejut mendengar ajakan Abelia, masalahnya ia sudah punya rencana hari ini.

"Ee...Bel, maaf ya tapi hari ini gue gak bisa ikut," balas Venus dengan suara memelas.

"Yah...Sayang banget padahal gue udah di sini," sahut Althea dari seberang sana.

"Ya udah deh gapapa, lo hati-hati ya.." ujar Abelia setengah berteriak.

"A..Haha, siap siap." Venus terdengar gugup. Mendengar Venus yang gugup, Althea langsung curiga, ia paham betul gerak-gerik temannya itu.

"Tapi lo gak lagi nyembunyiin sesuatu dari kita kan?" tanya Althea tak mencoba basa-basi.

[END] - Inner BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang