Part 33 : Regret

240 51 4
                                    

#happyreading

"Penyesalan memang selalu datang terlambat."


ಥ_ಥ


Mars kembali jadi dirinya yang dahulu, ia cuek dan dingin bahkan pada Venus—kekasihnya. Apa Venus merasa aneh? Tentu. Jangan ditanya bagaimana perasaan Venus saat sikap Mars yang sudah mulai menghangat padanya, sekarang berubah dingin lagi. Ia bahkan tidak tahu bagaimana nasib hubungan mereka saat ini.

Tapi daripada memikirkan itu, Venus berusaha menyibukkan diri dengan hal lainnya. Meskipun sebenarnya, ia benar-benar sedang membutuhkan Mars di sampingnya. Sejak kejadian yang menimpa Vino itu, ia tidak pernah lagi mendapat uang jajan dari mama tirinya. Vani dan Vera juga semakin tidak mempedulikannya, membuat Venus merasa semakin terasingkan dari keluarganya sendiri.

Venus yang saat itu tengah duduk di bangkunya sendirian pun membuka dompetnya yang kosong tanpa secarik uang pun. Andai saja ayahnya masih ada, mungkin nasibnya tidak akan seperti ini. Ditambah lagi, ia yang dulu jarang mengikuti kegiatan keluarga membuatnya tidak mengenal sanak keluarganya dengan baik. Tidak ada yang bisa ia mintai bantuan sekarang.

Karena merasa bosan, Venus pun memilih keluar kelas. Ia terus berjalan sendirian di koridor sekolah tanpa tujuan yang pasti. Ia masih sibuk memikirkan bagaimana nasibnya esok hari dan seterusnya. Hari ini mungkin ia masih bisa bertahan tanpa uang jajan, tapi bagaimana jika ibu tirinya tidak akan memberinya uang lagi untuknya. Jika benar seperti itu, bisa gawat jadinya.


ಥ_ಥ



Solar memegang perutnya yang sejak sebelum berangkat ke sekolah terasa begitu sakit. Ia berjalan sendirian di koridor sekolah menuju UKS. Berharap dengan beristirahat sejenak di sana, sakit di perutnya akan mereda. Namun baru saja ia hendak mengambil langkah lagi, badannya terhuyung tak berdaya. Beruntung saja, ada seseorang yang dengan sigapnya menopang tubuhnya dari belakang.

"Mars?" tukasnya saat melihat wajah laki-laki yang menopang tubuhnya dengan kedua tangannya itu.

"Kalau sakit, jangan dipaksain ke sekolah." Kata Mars pelan. Ia lalu merangkulkan tangan Solar ke bahunya dan membantu gadis itu berjalan menuju ruang UKS untuk mendapat istirahat yang cukup. Ia tak tega melihat Solar kesakitan seperti ini.

Namun tanpa ia sadari, ada sorot mata lain yang tengah menatapnya dengan tatapan kecewa dari kejauhan. Gadis itu terus menatapnya dengan Solar tanpa berkedip barang sekalipun. Sembari menuntun Solar menuju UKS, Mars menyempatkan diri untuk memperhatikan keadaan di sekitarnya. Saat ia tengah mendongakkan kepala, tanpa sengaja matanya bertemu pandang dengan manik mata milik Venus yang saat itu juga masih menatapnya dengan Solar dari kejauhan. Sontak Venus mengalihkan pandangan, lalu segera pergi dari sana. Mars yang melihat itu pun hendak menahan Venus, namun ia tidak mungkin meninggalkan Solar di sana. Karena itu ia terpaksa mengurungkan niatnya.


"Kenapa?" tanya Solar melihat tingkah aneh Mars.

"Kenapa?" tanya Solar melihat tingkah aneh Mars

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] - Inner BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang