Part 15 : Sebenarnya

309 63 6
                                    

"Ketahuilah bahwa orang yang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti." – Kenn





Venus berjalan di koridor sambil menenteng toothbag berisi baju olahraga dan baju seragam cheers atau lebih tepatnya baju mascot tiger tebal yang sangat ia benci. Sementara itu, dari arah berlawanan Althea dan Abelia tampak berjalan cepat untuk menghampiri Venus yang masih sibuk merapihkan isi toothbag-nya.

"Ven, cepat ke kelas!" ucap Althea dengan nafas tersengal-sengal.

"Ada apaan sih?" tanya Venus sambil menliti wajah kedua sahabatnya itu bergantian.

"Lo dicariin Kenn di kelas," jawab Abelia tak sabaran.


***


"Gue gak mau tahu lo harus traktir gue, inget lo kalah mabar dari Mars kemarin!!!" ujar Jayvyn sambil menunjuk-nunjuk wajah Juno yang dibalas Juno dengan tatapan heran.

"Eh somplak, gue kan kalah dari Mars, kenapa jadi elu yang ditraktir?" ujar Juno tak terima.


Ketika dua sahabatnya itu tengah berdebat mengenai traktiran, Mars malah terusik dengan kerumunan yang kini menutupi pintu masuk menuju kelasnya. Karena merasa terganggu, Mars pun menerobos kerumunan tersebut diikuti Juno dan Jayvyn yang masih sibuk berdebat di belakangnya.


Orang-orang yang melihat kedatangan Mars langsung memberi jalan untuknya. Sesampainya di dalam kelas sebuah suara mengusik telinga Mars yang membuatnya langsung menghentikan langkahnya.


"Udah lama ya...." suara itu terdengar dari mulut lelaki tampan yang kini berdiri tepat di belakang Mars. "Akhirnya kita ketemu lagi di sini Mars Cullen," lanjut orang itu lagi. Merasa familiar dengan suara tersebut, Mars pun mencoba berbalik untuk melihat siapa orang dibalik suara tadi.


"Kenn?" gumam Mars pelan.


"Gimana di sini, lo masih senang bikin onar? Terus nyokap lo gimana? Masih bisu??" bisik Kenn pada Mars yang sukses membuat Mars mengepalkan tangannya geram, Mars benar-benar membenci siapapun yang menghina keadaan ibunya sehingga ia tidak akan segan-segan untuk memukul orang macam Kenn.

Merasa terhina, Mars pun menarik kerah baju Kenn dan menyiapkan tinjunya untuk ia daratkan di wajah Kenn namun baru saja ia hendak memukul wajah Kenn, kedua sahabatnya sigap menahan lengannya.

"Lo kenapa sih?" tanya Jayvyn bingung melihat Mars yang tiba-tiba terbawa emosi.

"Apasih yang dia bilang sama lo sampe lo kepancing emosi gini?" tukas Juno menimpali.

Mars menatap kedua sahabatnya itu bergantian, lalu ditatapnya Kenn yang menatapnya dengan senyum merekah di wajahnya. Demi apapun, Mars sangat membenci wajah itu, wajah yang sama dengan yang ia lihat 2 tahun yang lalu.

"Apapun yang dia bilang, kalo lo sampai kepancing, berarti lo kalah Men!" bisik Juno yang bukannya mencoba meredam emosi Mars justru memperpanas perasaannya.

"Eh Auva, Ravi, lo berdua ngapain jadi babunya si Kenn?" tanya Jayvyn pada Auva dan Ravi yang sedari tadi berdiri tepat di belakang Kenn seolah-olah mereka adalah pengawal pribadi Kenn.

[END] - Inner BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang