Part 18 : Dinner

254 53 3
                                    

*

*

*

*

*



"Bahkan jika pertemuan kita adalah sebuah kebetulan, aku yakin perasaan ini adalah anugerah Tuhan."




Sembuh dari sakit menjadi salah satu kebahagiaan tersendiri bagi seorang Mike Cullen. Kini ia sudah bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Mulai hari ini ia bisa kembali bekerja di kantor. Kedatangannya di kantor disambut baik oleh karyawan-karyawannya di sana, tak terkecuali James Helen yang bertugas sebagai COO (Chief Operating Officer) yang mengurus segala macam masalah yang terkait dengan operasional di internal perusahaan.


"Ketua, selamat datang kembali," sambut salah seorang karyawan di sana. Mike pun tersenyum pada karyawan tersebut. Sementara itu James langsung memeluk erat Mike yang memang sudah menjadi atasan sekaligus sahabat nya sejak lama.

"Akhirnya kau sembuh juga Mike. Jujur aku kewalahan memimpin perusahaan ini sendirian," ujar James membuka percakapan.

Mike tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu. "Kau berlebihan James!" Balasnya kemudian. Mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam ruangan kerja mereka yang terletak di lantai paling atas. Sesampainya di sana, mereka tak langsung bekerja. Mereka memilih untuk berbicara seputar perkembangan perusahaan selama Mike tidak ada. Hingga akhirnya mereka sampai pada suatu topik .

"Untuk merayakan kesembuhanmu, bagaimana kalau nanti malam kita mengadakan makan malam keluarga di rumahku?" Ajak James di tengah-tengah pembicaraan serius mereka. Mike agak terkejut, "Makan malam?" Tukasnya bertanya balik, memancing anggukan setuju dari James. "Aku akan mengajak Mars juga!" Sambung James yang kemudian membuat Mike sedikit lebih lega. Ia sudah lama sakit tapi putra sulungnya itu tak pernah sekalipun menjenguknya, membuatnya merasa senang karena akhirnya ia bisa bertemu dengannya di makan malam nanti.



~~~




Venus tengah sibuk mengorek informasi tentang Mars di internet. Ia terkejut saat mendapati betapa populernya seorang Mars Cullen. Ia bahkan memiliki fanpage dan fanclub resminya, bahkan banyak sekali gadis-gadis seusianya yang mengidolakannya. Saat tengah asyik berselancar di dunia maya, tiba-tiba deringan ponsel mengagetkan Venus.

"Halo?" Itu suara Venus. Ia saat ini tengah menerima telepon dari ayahnya.

"Nak, kamu bisa menyiapkan masakan untuk makan malam nanti kan? Kebetulan kepala perusahaan tempat Ayah bekerja baru sembuh dari sakit dan Ayah ingin menyambutnya dengan cara yang benar," tanya ayahnya dari ujung telepon. Meskipun ia sedang sibuk, namun Venus langsung mengiyakan permintaan Ayahnya itu. Jika bukan dia, tidak ada lagi yang bisa  memasak. Bahkan Ibu tirinya enggan untuk sekadar masuk ke dapur apalagi untuk memasak.

"Berapa orang yang akan datang, Yah?" tanya Venus menginterupsi.

"Cuma tiga orang, daripada disebut makan malam kantor ini lebih seperti makan malam keluarga," jawab Ayahnya senang. Ia sangat senang karena ia memiliki anak gadis seperti Venus. Sekalipun Venus seringkali jadi bahan cemoohan teman-temannya, namun James tetap bangga dengan anaknya itu. Ia memang terbilang kurang dibanding saudara-saudaranya yang lain, tapi James sadar Venus mempunyai sesuatu yang saudaranya tidak miliki.

[END] - Inner BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang