Part 3 : Game's

500 92 2
                                    


"No matter who you are, no matter where you come from, you are Beautiful"—Michelle Obama


*****



Siang ini begitu terik. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangat Mars dkk untuk bermain basket seperti biasa. Mars yang notabene adalah kapten—menguasai jalannya permainan.

Di jam pulang sekolah seperti ini, sekolah tetap saja ramai dengan siswa/I yang sibuk dengan ekskulnya. Jika kebanyakan siswa ingin cepat-cepat sampai rumah dan istirahat setelah pulang, lain halnya dengan Venus dkk. Mereka yang tidak ikut ekskul apapun selain Pramuka Blok justru sengaja berdiam diri di sekolah untuk menonton latih tanding basket antara sekolahnya melawan sekolah lain.


Sebenarnya tujuan ia menonton tidak lain dan tidak bukan hanya untuk melihat Mars. Anak-anak basket yang tampan dan keren—selalu jadi tontonan anak-anak yang belum pulang sekolah setiap harinya. Selain basket, di sore hari ada berbagai macam ekskul di sekolah, tapi yang paling popular di kalangan siswi adalah Cheerleaders.


Tim Cheers selalu latihan bersama anak-anak basket, hal itulah yang membuat siswa-siswa yang tadinya hendak pulang malah mengurung niatnya hanya untuk menonton latihan tim Cheers SMA Bina Bangsa. Siapa lagi kalau bukan karena Kalea dkk.

Kalea si ketua Cheers cantik yang terkenal akan keseksiannya itu selalu jadi pusat perhatian siswa/I SMA Bina Bangsa. Seringkali, ia dan Mars jadi bahan gosip siswi di sana. Kalea dan Mars memang terkenal dekat. Bahkan tak jarang mereka terlihat berjalan bersama, meskipun Mars sendiri selalu menampik gosip apapun yang berkaitan dengannya.

-

-

-

Permainan berlangsung sengit, kedua tim saling menyerang tak mau kalah. Mars berusaha mengambil alih permainan tapi lawannya tak bisa dianggap remeh. Ini bukan kali pertama ia kewalahan saat bertanding. Penonton yang melihat Mars dkk yang kewalahan itu pun mencoba menyemangati mereka dengan sorakan, tak terkecuali Venus dkk.

Ketika Mars tengah focus men-dribble bola, tiba-tiba Venus bersorak girang dengan suara yang sangat lantang.

"Mars~~~~~~~~go Mars, go Mars, go Mars, GOOOOOOOOO.." sorak Venus sambil berjingkrak girang. Berat badannya yang tak bisa dikontrol itu pun membuatnya ambruk dan mengenai beberapa penonton hingga membuat mereka juga ikut terjatuh. Seketika itu semua siswa yang ikut menonton langsung melirik ke arah Venus, bahkan Mars yang tengah mendribble bola itu pun ikut berbalik untuk melihat apa yang terjadi, ketika ia tengah lengah seorang lawan segera merebut bola tersebut dari tangannya dan berhasil mencetak skor di menit terakhir. Peluit pun ditiup tanda permainan berakhir. Mars dkk pun terpaksa harus pulang dengan kekalahan tipis.

-

-

-

Mars mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang sedari tadi ia bawa di dalam tasnya. Tiba-tiba Kalea datang dan membawa sebotol air mineral dan menyerahkannya pada Mars. Tanpa ragu Mars pun mengambil dan meneguk air tersebut. Sementara itu, Kalea yang tadi berdiri langsung duduk di dekat Mars tanpa permisi.

"Sial banget ya tadi, gara-gara si gembul itu kamu jadi lengah dan gak bisa masukin bola, padahal dikit lagi kamu pasti~" omongan Kalea terhenti ketika Mars langsung menyerahkan botol minuman tadi ke tangannya dan hanya tersenyum singkat lalu berlalu meninggalkannya tanpa ucapan terimakasih. Kalea yang sudah sangat mengenal perangai Mars pun hanya berdecak kesal tanpa berusaha mengejar atau menghentikan langkah Mars.

-

-

-

Suasana sekolah sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 05 sore. Mars berjalan di koridor sambil sesekali mengelap lehernya yang basah karena keringat. Ketika ia sampai di kelasnya—tepatnya di kelas XI-3 itu, seperti biasa ia langsung disambut dengan pelukan oleh Juno & Jayvyn dan seperti biasa juga, Mars langsung menepis tangan mereka berdua.

"Gapapa bro, lain kali kita bales," ujar Jayvyn mencoba menghibur Mars.

"Hooh, lain kali kita pasti bisa menang telak," timpal Juno ikut-ikutan.

Mars hanya mengangguk mendengar ocehan kedua rekannya itu. Saat ia hendak berjalan ke bangkunya, ia melihat Venus bersama kedua temannya juga masih berada di sana sedang berbisik-bisikan.

"Gara-gara elo tuh, si dewa es jadi makin beku. Lihat aja tuh mukanya kusut banget," bisik Abelia pada Venus yang sedari tadi terus melirik Mars yang baru saja masuk ke kelas.

"Minta maaf gih," Althea menyenggol lengan Venus dan membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Harus banget ya?" tanya Venus pada kedua temannya itu. Mereka pun mengangguk mantap untuk mengiyakan pertanyaan Venus.

Dengan ragu-ragu Venus pun berjalan ke arah Mars, dan berhenti tepat di belakangnya.

-

Mars langsung menyambar tas dan jaketnya, saat ia hendak berbalik, sebuah objek besar menghalanginya—siapa lagi kalau bukan Venus. Tanpa basa-basi Venus langsung membungkuk pada Mars.

"Gw minta maaf, gara-gara gw~" ucapan Venus terpotong ketika Mars mulai berjalan mengabaikannya.

"Eh, gw kan lagi minta maaf, lo kok~" belum sempat Venus menyelesaikan ucapannya, Mars berbalik menghadapnya.

"Kalo lo mau gw maafin lo, mending sekarang lo enyah dari hadapan gw!" Setelah berhasil membuat Venus mematung dengan ucapannya, Mars langsung berlalu meninggalkan mereka tanpa sedikitpun melirik.

"Elo sih," sinis Juno pada Venus yang membuatnya sempat mengerjap karena terkejut. Juno pun mengikuti Mars dari belakang diikuti oleh Jayvyn.

"Maafin mereka berdua ya, mereka emang rada gak waras," ucap Jayvyn pada Venus dkk. Tak lupa ia melempar wink ke arah Althea yang membuat Althea mengidikkan bahunya ngeri.

Mars, Juno dan Jayvyn pun menghilang dari kelas. Kini hanya tersisa Venus, Althea dan Abelia di sana.

"Kalo Jayvyn tau lo yang sebenernya kayak gimana, gw yakin dia gak bakal mau ngedipin mata ke arah lo, haha.." ejek Abelia pada Althea. Mereka bertiga pun juga akhirnya pulang ke rumah masing-masing karena hari yang semakin petang.








tbc.

Harap tinggalkan jejak..hehe

[END] - Inner BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang